backup og meta

Obat Rambut Rontok yang Tersedia di Apotek hingga Alami

Obat Rambut Rontok yang Tersedia di Apotek hingga Alami

Rambut rontok memang sangat menjengkelkan, apalagi jika helai yang gugur sudah menggumpal. Jika berbagai usaha Anda untuk memperbaiki kerontokan gagal terus, ada baiknya konsultasikan ke dokter mengenai pilihan obat rambut rontok sesuai dengan penyebabnya. 

Pilihan obat rambut rontok yang bisa Anda coba

Ada berbagai jenis obat rambut rontok parah yang tersedia di apotek atau alami.

Sebelum menggunakannya, Anda perlu konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat yang terbaik sesuai dengan kondisi Anda.

1. Minoxidil

Minoxidil adalah obat yang berbentuk cair atau busa. Minoxidil dengan cara bekerja memperlebar memicu fase pertumbuhan rambut dan memperlebar pembuluh darah di kulit kepala. 

Peredaran menuju kulit kepala pun lebih lancar sehingga folikel mendapatkan zat gizi yang lebih optimal. Oleh karena itu, rambut pun tumbuh lebih cepat.

Efek samping yang mungkin terjadi akibat menggunakan obat rontok ini meliputi iritasi kulit kepala, pertumbuhan rambut halus pada wajah dan tangan, hingga jantung berdebar yang lebih cepat (takikardia).

Untuk menggunakan minoxidil, Anda hanya perlu mengoleskannya di kulit kepala secara rutin setiap hari. Setelah sekitar enam bulan perawatan, rambut akan mulai tumbuh kembali.

Namun, Anda masih harus menggunakan obat ini untuk mempertahankan pertumbuhan sekaligus mencegah kerontokan rambut.

2. Finasteride

Finasteride adalah obat rambut rontok di apotek yang hanya boleh digunakan pria. Finasteride berbentuk tablet yang harus diminum rutin setiap hari.

Obat ini bekerja dengan cara menurunkan kadar hormon dihidrotestosteron (DHT) yang memperlambat pertumbuhan folikel rambut. 

Pada akhirnya, obat ini akan memperlambat kerontokan rambut dan merangsang pertumbuhan rambut baru.

Namun, Anda harus agak bersabar jika ingin mendapat hasil yang maksimal. Pasalnya, finasteride baru akan menunjukkan hasil yang maksimal setelah enam bulan digunakan secara teratur.

Penggunaan finasteride bisa menghasilkan efek samping, seperti menurunnya hasrat seksual.

Finasteride tidak boleh dikonsumsi ibu hamil karena bisa meningkatkan risiko cacat lahir pada bayi.

3. Obat anti-androgen

obat perut kembung

Obat anti-androgen cocok sebagai obat rambut rontok untuk wanita. 

Obat ini juga mampu memblokir hormon androgen yang memproduksi DHT. Jadi, faktor risiko rambut rontok pun berkurang.

Ada beberapa obat anti-androgen untuk wanita yang direkomendasikan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). 

Berikut daftar obat beserta dosis yang mungkin diberikan.

  • Cyproterone acetate 100 mg per hari, diminum pada hari ke-5 hingga ke-15 siklus menstruasi.
  • Ethinyl estradiol 35 mcg/hari pada hari ke 1 – 21 siklus menstruasi
  • Spironolakton 200 mg per hari.

4. Dutasteride

Dutasteride adalah obat untuk rambut rontok di apotek yang hanya boleh diberikan untuk pria.

Obat ini juga bekera dengan cara menghambat hormon DHT. PERDOSKI menganjurkan obat ini diminum sebanyak 0,5 mg sekali sehari.

Beberapa efek samping dutasteride yang muncul, di antaranya penurunan hasrat seksual, disfungsi seksual, hingga susah ejakulasi.

5. 17-alfa-estradiol dan 17-beta-estradiol

Obat untuk rambut rontok parah ini diberikan untuk wanita. Cara kerja obat ini adalah dengan menghambat pembentukan testosteron sehingga turut menghambat pembentukan DHT. 

Obat ini juga membuat sel folikel rambut tumbuh lebih cepat. Dosis yang diberikan tergantung dengan anjuran dokter. 

Perlu diketahui, obat rambut rontok ini keras sehingga hanya boleh didapat dengan resep dokter.

6. Minyak rosemary

Minyak rosemary merupakan salah satu obat rambut rontok alami yang sudah diteliti pada orang dengan kebotakan.

Studi terbitan Skinmed (2015) menemukan bahwa minyak rosemary yang diberikan setiap hari selama 6 bulan berturut-turut mampu mengurang kerontokan sekaligus menumbuhkan rambut pada pria dengan kebotakan.

Kemampuan minyak ini bahkan setara dengan minoxidil dengan konsentrasi 2 persen.

Penelitian ini menyatakan bahwa minyak rosemary untuk rambut juga mampu merangsang aliran darah ke kulit kepala. Hal ini membuat rambut tumbuh lebih cepat dan mengurangi kebotakan.

7. Minyak peppermint

Minyak peppermint juga bisa digunakan sebagai obat untuk rambut rontok. 

Pasalnya, kandungan menthol pada minyak ini mampu melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lebih lancar.

Minyak peppermint untuk rambut juga membuat kulit kepala lebih tebal sekaligus menambah jumlah folikel rambut. Ketiga cara kerja ini membuat rambut pun tumbuh lebih lebat.

8. Minyak kelapa

Minyak kelapa merupakan salah satu bahan alami yang dipercaya sejak lama untuk mengatasi rambut rontok. 

Mengutip studi tinjauan yang diterbitkan International Journal of Trichology (2015), minyak ini bisa diserap hingga ke dalam batang rambut. 

Efeknya, minyak kelapa untuk rambut pun mencegah kehilangan protein alami pada helai.

9. Minyak biji labu

Minyak ini mungkin jarang dijumpai di pasaran. Meski begitu, Anda bisa menemukan ini di toko herbal online. Siapa sangka bila minyak ini bisa menjadi obat rambut rontok?

Minyak ini ternyata juga memiliki efek yang mirip dengan obat antiandrogenik. Jadi, faktor hormon pemicu rambut rontok pun berkurang.

Hal ini pun diteliti dalam riset terbitan Evidence-Based Complementary And Alternative Medicine (2014). 

Penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan rutin selama 12 dan 24 minggu mampu memperbanyak jumlah helai rambut sebanyak 30 hingga 40 persen.

Obat rambut rontok yang bisa Anda coba berupa medis atau herbal. Selalu konsultasikan ke dokter sebelum menggunakan obat medis. 

Anda bisa booking dokter spesialis kulit terlebih dahulu melalui Hello Sehat untuk berkonsultasi masalah rambut dan kulit kepala Anda.

Bila menggunakan minyak untuk rambut, jangan lupa untuk tes alergi sederhana dengan cara mengolesnya sedikit di bagian siku dalam selama 7 – 10 hari berturut-turut.

Rangkuman

Obat rambut rontok untuk pria dan wanita, yaitu minoxidil. Sebagian besar obat herbal biasanya berbentuk minyak alami.
Sementara itu, obat khusus pria terdiri dari finasteride dan dutasteride. Untuk wanita, obat yang mungkin diberikan, yaitu:
  • cyproterone acetate,
  • ethinyl estradiol,
  • spironolakton, serta
  • 17-alfa-estradiol dan 17-beta-estradiol.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Minoxidil Topical: MedlinePlus Drug Information. (2017). Retrieved 5 August 2022, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a689003.html

A, G., T, N., M, S., M, K., T, L., & J, M. (2017). Mechanism of action of minoxidil in the treatment of androgenetic alopecia is likely mediated by mitochondrial adenosine triphosphate synthase-induced stem cell differentiation. Journal of Biological Regulators and Homeostatic Agents, 31(4). Retrieved from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29254313/

Zito, P., Bistas, K., & Syed, K. (2022). Finasteride. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513329/

Iamsumang, W., Leerunyakul, K., & Suchonwanit, P. (2020). Finasteride and Its Potential for the Treatment of Female Pattern Hair Loss: Evidence to Date. Drug Design, Development and Therapy, Volume 14, 951-959. doi: 10.2147/dddt.s240615

Guerra-Tapia, A., & Sancho Pérez, B. (2011). Ethinylestradiol/Chlormadinone Acetate. American Journal of Clinical Dermatology, 12, 3-11. doi: 10.2165/1153874-s0-000000000-00000

Burns, L., De Souza, B., Flynn, E., Hagigeorges, D., & Senna, M. (2020). Spironolactone for treatment of female pattern hair loss. Journal of the American Academy of Dermatology, 83(1), 276-278. doi: 10.1016/j.jaad.2020.03.087

Coneac, A., Muresan, A., & Orasan, M. (2014). Antiandrogenic therapy with ciproterone acetate in female patients who suffer from both androgenetic alopecia and acne vulgaris. Medicine and Pharmacy Reports, 87(4), 226-234. doi: 10.15386/cjmed-386

Zhou, Z., Song, S., Gao, Z., Wu, J., Ma, J., & Cui, Y. (2019). The efficacy and safety of dutasteride compared with finasteride in treating men with androgenetic alopecia: a systematic review and meta-analysis. Clinical Interventions in Aging, 14, 399.

Kim, J., Lee, S., Lee, H., Yoon, N., & Lee, W. (2012). The Efficacy and Safety of 17α-Estradiol (Ell-Cranell® alpha 0.025%) Solution on Female Pattern Hair Loss: Single Center, Open-Label, Non-Comparative, Phase IV Study. Annals Of Dermatology, 24(3), 295. doi: 10.5021/ad.2012.24.3.295

Panahi, Y., Taghizadeh, M., Marzony, E. T., & Sahebkar, A. (2015). Rosemary oil vs minoxidil 2% for the treatment of androgenetic alopecia: a randomized comparative trial. Skinmed, 13(1), 15-21.

Oh, J., Park, M., & Kim, Y. (2014). Peppermint Oil Promotes Hair Growth without Toxic Signs. Toxicological Research, 30(4), 297-304. doi: 10.5487/tr.2014.30.4.297

Cho, Y., Lee, S., Jeong, D., Choi, E., Kim, Y., & Lee, J. et al. (2014). Effect of Pumpkin Seed Oil on Hair Growth in Men with Androgenetic Alopecia: A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Trial. Evidence-Based Complementary And Alternative Medicine, 2014, 1-7. doi: 10.1155/2014/549721

Versi Terbaru

20/11/2024

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Luthfiya Rizki


Artikel Terkait

7 Manfaat Biotin atau Vitamin B7 untuk Kesehatan Tubuh

9 Pilihan Pengobatan Alopecia Areata, Kebotakan karena Autoimun


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui kemarin

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan