backup og meta

7 Fakta Seputar Minyak di Wajah yang Tak Selalu Buruk

7 Fakta Seputar Minyak di Wajah yang Tak Selalu Buruk

Adanya minyak di wajah kadang membuat jadi tidak percaya diri. Malahan, ada beberapa orang yang terus menerus mencuci muka agar minyak di wajah hilang atau bahkan memakai kertas minyak tiap 1 jam sekali agar minyak di wajah bisa surut.

Padahal, minyak di wajah nyatanya tidak selalu buruk, lho! Daripada berburuk sangka terus dengan minyak, ada baiknya Anda menyimak beberapa fakta yang harus Anda ketahui tentang kulit wajah yang berminyak di bawah ini.

Fakta tentang minyak di wajah

Minyak (sebum) adalah zat berwarna kekuningan yang dihasilkan oleh kelenjar sebaceous (sebasea) yang ditemukan pada hampir setiap permukaan kulit tubuh.

Karena komposisinya yang unik, sebum dapat menjaga kelembapan kulit. Ia juga memiliki sifat antibakteri, menjadikannya pertahanan pertama tubuh melawan infeksi. Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

1. Minyak terbuat dari lemak

Sebum sebenarnya merupakan campuran dari asam lemak, gula, lilin, serta bahan kimia lainnya yang membentuk penghalang sebagai pelindung dari penguapan air di kulit.

Lebih spesifiknya, sebum mengandung trigliserida dan asam lemak sebanyak 57% serta wax ester (lilin), squalene (sejenis lipid/lemak), dan kolesterol sebanyak 4,5%.

Namun, minyak lebih dari sekadar sebum. Minyak di wajah juga mengandung campuran keringat, sel kulit mati, dan partikel kecil yang ada di sekitar lapisan kulit.

2. Minyak di wajah bisa membuat wajah lebih lembab

Minyak di wajah sebenarnya sangat bermanfaat untuk kulit kering, lho! Namun, pastikan Anda memilih produk perawatan yang benar.

Minyak dapat mengembalikan keseimbangan alami dan meningkatkan kelembaban kulit Anda. Selain itu, minyak juga cocok sebagai jenis kulit orang yang tinggal di iklim tropis.

3. Minyak di wajah membuat kulit lebih tahan sinar matahari

Wajah yang berminyak ternyata lebih tahan terhadap paparan sinar matahari, karena memiliki lapisan kelembapan yang lebih tebal. Kira-kira, tingkat keasaman (pH) sekitar 4,5 – 6,2.

Lapisan keasaman ini akan melindungi kulit dari bakteri dan mempertahankan kelembaban kulit, sehingga Anda juga tidak perlu menggunakan tabir surya berlebihan.

4. Kulit berminyak tetap butuh pelembap

Ada mitos yang menyebutkan memakai pelembap pada kulit berminyak menyebabkan kulit semakin berminyak dan timbul jerawat. Padahal, penyebab kulit berminyak yaitu kondisi kering yang terjadi pada kulit.

Umumnya setelah pemakaian cleanser dan toner, kulit akan berubah kering, sehingga pelembap yang tepat untuk kulit berminyak sangat diperlukan untuk membantu menjaga kelembaban kulit wajah.

5. Penyebab jerawat bukan karena kulit berminyak

Sebetulnya jika kulit berminyak Anda tumbuh jerawat, bukan karena si minyak yang ada pada wajah. Jerawat yang timbul biasanya karena sisa makeup dan kotoran yang tidak dibersihkan secara optimal, sehingga pori-pori kulit jadi tersumbat.

Saat pori-pori tersumbat oleh sisa makeup dan kotoran, kulit akan mengalami dehidrasi yang dapat memicu kulit memproduksi lebih banyak minyak sehingga timbulnya iritasi dan jerawat pada kulit.

6. Kulit berminyak umumnya karena keturunan (genetik)

Banyak cara untuk mengatasi masalah kulit berminyak. Namun, cara apa pun tidak akan bisa menghentikan munculnya minyak pada kulit karena faktor utama kulit berminyak umumnya berasal dari faktor genetik.

7. Minyak bantu mencegah kulit dari infeksi bakteri dan jamur

Ternyata, minyak juga memiliki sifat antibakteri dan antijamur, lho! Lipid dalam minyak membuat pH kulit menjadi sedikit asam yakni berkisar antara 4,5 – 6,0 sehingga bakteri, virus, dan mikroba tidak bertahan lama pada lapisan kulit.

Selain itu, kurangnya sebum yang dihasilkan dari kulit juga kerap dikaitkan dengan tingginya infeksi jamur pada kulit seperti kurap. Sebab, minyak dapat memberi perlindungan pada kulit dari jamur penyebab penyakit.

Mengatasi masalah kulit berminyak memang bukan hal yang gampang, tapi mencoba mengubah gaya hidup untuk kulit lebih sehat seperti meminum banyak air dan mengonsumsi makanan sehat.

Selain itu, memakai produk skincare (perawatan wajah) khusus untuk kulit wajah berminyak akan membantu mengontrol jumlah minyak di kulit wajah.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Picardo, M., Ottaviani, M., Camera, E., & Mastrofrancesco, A. (2009). Sebaceous gland lipids. Dermato-endocrinology, 1(2), 68–71. Retrieved 27 April 2021.

Endly, D. C., & Miller, R. A. (2017). Oily Skin: A review of Treatment Options. The Journal of clinical and aesthetic dermatology, 10(8), 49–55. Retrieved 27 April 2021.

Is Oilier Skin More Prone to Acne? (2020). Acne.org. Retrieved 27 April 2021, from https://www.acne.org/is-oilier-skin-more-prone-to-acne.html

Purnamawati, S., Indrastuti, N., Danarti, R., & Saefudin, T. (2017). The Role of Moisturizers in Addressing Various Kinds of Dermatitis: A Review. Clinical medicine & research, 15(3-4), 75–87. Retrieved 27 April 2021.

Versi Terbaru

05/08/2021

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

8 Vitamin dan Mineral yang untuk Kesehatan Kulit

Cegah Kulit Kering, Ini Cara Menjaga Kelembapan Alami Kulit


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 05/08/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan