Keringat pada dasarnya adalah air, yang mengandung sedikit jejak-jejak senyawa kimia seperti amonia, urea, dan sodium (garam). Namun, ada kondisi yang membuat seseorang mengeluarkan keringat darah yang disebut hematohidrosis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Keringat pada dasarnya adalah air, yang mengandung sedikit jejak-jejak senyawa kimia seperti amonia, urea, dan sodium (garam). Namun, ada kondisi yang membuat seseorang mengeluarkan keringat darah yang disebut hematohidrosis.
Hematohidrosis (keringat berdarah) adalah sebuah kondisi langka yang ditandai dengan keluarnya keringat berupa darah.
Orang-orang yang memiliki penyakit ini dapat mengeluarkan keringat darah di bagian tubuh manapun, tapi wajah dan dahi adalah letak yang paling umum.
Biasanya keringat darah akan berlangsung hanya sekitar satu sampai lima menit.
Dalam kasus hematohidrosis, darah yang merembes keluar dari kulit sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda luka terbuka, seperti layaknya berkeringat biasa.
Tidak hanya berkeringat, terkadang gejalanya disertai dengan perdarahan dari hidung dan telinga. Beberapa pasien mungkin juga akan mengalami menangis darah.
Penyebab hematohidrosis tidak diketahui pasti karena kondisi ini jarang terjadi dan belum dipahami secara jelas.
Dugaan teranyar saat ini adalah akibat aktivitas penyempitan dan pelebaran yang abnormal di pembuluh darah terdekat dengan kulit. Akibatnya, darah melewati kelenjar keringat di dekatnya.
Kondisi ini umumnya terjadi saat seseorang merasa sangat ketakutan atau stres. Kedua emosi negatif ini menyebabkan otak melepaskan hormon kortisol dalam jumlah banyak.
Hal ini biasanya bersifat sementara dan tidak menyebabkan kerusakan kesehatan dalam jangka panjang.
Darah yang keluar juga cenderung sedikit. Namun, dalam kasus langka dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil, sehingga darah dapat keluar melalui kelenjar keringat.
Selain itu, menurut Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD), keluar keringat darah mungkin terkait dengan gangguan pendarahan seperti darah sulit membeku atau tekanan darah tinggi (hipertensi).
Teori lain menduga bahwa hematohidrosis dapat disebabkan oleh purpura psikogenik.
Purpura psikogenik adalah perdarahan spontan dan memar yang muncul tanpa cedera atau penyebab lain yang diketahui.
Karena begitu sedikit yang diketahui tentang hematohidrosis, tidak ada panduan yang jelas mengenai bagaimana mengatasinya.
Belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan pasien dari kondisi ini.
Untuk menghentikan perdarahan dari permukaan kulit, perawatan biasanya meliputi pengendalian akan hal-hal yang memicu gangguan tersebut, misalnya manajemen stres atau pengelolaan emosi.
Sebelum itu, pemeriksaan perlu dilakukan guna memastikan dan mengetahui penyebab yang memunculkan kondisi ini.
Beberapa prosedur yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
Beberapa dokter mungkin menyarankan untuk tes laboratorium untuk pemeriksaan ginjal dan hati Anda. Sampel urine dan feses juga mungkin dilakukan untuk memeriksa kelainan lain.
Melakukan USG perut atau endoskopi saluran cerna juga dapat bantu mendeteksi.
Jika tes laboratorium tidak menemukan kelainan dan tekanan darah tidak tinggi, dokter bisa menyarankan perawatan untuk mengatasi rasa takut, stres, dan emosi lainnya.
Hal tersebut bisa termasuk minum obat antidepresan atau obat anti-kecemasan. Kadang kala psikoterapi akan direkomendasikan dokter.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar