Saat mendengar kata bedah, kebanyakan orang mungkin akan membayangkan robekan besar, luka menganga, dan perawatan yang lama. Namun, ternyata tidak demikian jika Anda menjalani jenis operasi bedah minimal invasif.
Ditinjau oleh dr. Roland Sidabutar Sp.BS, Subsp. N-Onk (K), M.Kes · Bedah Saraf · Mayapada Hospital Bandung
Saat mendengar kata bedah, kebanyakan orang mungkin akan membayangkan robekan besar, luka menganga, dan perawatan yang lama. Namun, ternyata tidak demikian jika Anda menjalani jenis operasi bedah minimal invasif.
Lantas, bagaimana prosedur bedah tersebut dilakukan? Penyakit apa saja yang bisa ditangani dengan prosedur ini? Simak penjelasan berikut.
Bedah minimal invasif atau minimally invasive surgery (MIS) adalah teknik pembedahan dengan sayatan kecil yang disebut port. Prosedur ini bisa dilakukan untuk mendiagnosis dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Melalui sayatan kecil tersebut, dokter akan memasukkan alat yang dilengkapi kamera dan lampu. Alat tersebut akan menampilkan kondisi di dalam tubuh pasien pada sebuah layar monitor.
Sementara itu, alat medis lain akan dimasukkan melalui sayatan lainnya. Dokter bisa membuat beberapa sayatan, tergantung dengan prosedur yang dilakukan.
Sama seperti pembedahan terbuka, bedah minimal invasif juga bisa membantu dokter mendeteksi dan mengatasi berbagai jenis penyakit.
Meski secara umum prosedurnya dilakukan dengan membuat sayatan kecil, bedah minimal invasif bisa dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut.
Berikut ini adalah prosedur operasi minimal invasif secara umum. Dokter bisa memberikan penanganan yang berbeda sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Beberapa hari sebelum operasi, pasien akan diminta untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Pasien sebaiknya juga juga menerapkan pola hidup sehat seperti tidur yang cukup, makan makanan bergizi, dan berhenti merokok serta minum alkohol.
Jika dibutuhkan, dokter akan meminta pasien puasa beberapa jam sebelum operasi. Perut yang kosong akan membuat anestesi bekerja dengan lebih optimal.
Mengutip dari laman Yale Medicine, usai proses anestesi, dokter akan melakukan langkah-langkah berikut dalam pelaksanaan minimally invasive surgery.
Durasi minimally invasive surgery bisa bervariasi, tergantung dengan kondisi pasien. Namun, operasi minimal invasif untuk kepentingan diagnosis akan memakan waktu lebih singkat dibandingkan pengobatan.
Usai menjalani pembedahan, pasien akan menjalani pemulihan operasi di ruang perawatan. Lamanya waktu pemulihan bergantung pada prosedur yang dijalani.
Selama masa pemulihan, dokter akan melakukan pemeriksaan berkala, termasuk pemeriksaan kadar oksigen, tekanan darah, dan irama jantung.
Setelah masa pemulihan, dokter akan memberikan izin pulang. Dokter mungkin memberikan jadwal kontrol untuk memastikan kondisi pasien usai operasi.
Selain itu, pastikan untuk mengikuti saran perawatan di rumah yang diberikan oleh dokter.
Berkat luka sayatan yang kecil, bedah minimal invasif dikenal memiliki berbagai kelebihan seperti berikut.
Meski begitu, perlu diingat bahwa minimally invasive surgery tetaplah operasi sehingga Anda tetap berisiko mengalami perdarahan, infeksi, dan cedera organ.
Selalu ikuti petunjuk dari dokter ketika Anda berencana untuk melakukan operasi. Dokter akan memberi saran terbaik apakah Anda membutuhkan operasi minimal invasif atau jenis pembedahan lainnya.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau oleh
dr. Roland Sidabutar Sp.BS, Subsp. N-Onk (K), M.Kes
Bedah Saraf · Mayapada Hospital Bandung
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar