backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Bisul Tanpa Mata, Apakah seperti Bisul Biasa?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 30/09/2022

Bisul Tanpa Mata, Apakah seperti Bisul Biasa?

Bisul merupakan salah satu gangguan atau penyakit kulit yang umum terjadi. Benjolan pada kulit ini bisa berbentuk pustula atau gelembung kulit yang berisi nanah, sehingga terlihat seperti memiliki “mata”. Namun, ada juga bisul berisi nanah tapi tanpa mata. 

Ketahui gejala, penyebab dan pengobatan bisul tanpa mata ini.

Apa itu bisul tanpa mata?

Bisul merupakan benjolan berisi nanah yang berkembang di kulit.

Ini biasanya diawali dengan munculnya benjolan merah. Benjolan ini bisa cepat membesar, sampai akhirnya terisi nanah (abses). 

Ciri-ciri umum bisul adalah memiliki satu titik putih kecil yang berbentuk seperti “mata” yang secara medis disebut dengan pustula.

Namun, bisul bisa berkembang tanpa mata dan tetap berisi nanah.

Abses kulit yang menyakitkan ini disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi folikel (pori tumbuhnya rambut).

Jenis bakteri yang menyebabkan kondisi tersebut adalah Staphylococcus aureus.

Bisul biasanya muncul pada wajah, leher, ketiak, pantat, dan paha, tetapi dapat muncul di bagian tubuh mana saja.

Banyak bisul sembuh dengan perawatan di rumah seperti kompres hangat. Namun, bisul yang lebih besar mungkin memerlukan perawatan oleh ahli kesehatan.

Ciri-ciri bisul tanpa mata

bisul keras tidak bermata

Bisul tanpa mata sebenarnya sama seperti bisul dengan pustula biasa.

Salah satu jenis penyakit kulit menular ini dapat berkembang dalam waktu beberapa jam atau hari. 

Biasanya dimulai dari benjolan merah yang lembut, kemerahan, dan terasa hangat saat disentuh. 

Nah, bedanya bisul ini tidak terlihat pustulanya pada permukaan kulit sehingga hanya terlihat seperti benjolan merah yang keras.

Selain itu, ada beberapa ciri atau tanda lain dari bisul tanpa mata seperti berikut. 

  • Terasa nyeri: area benjolan akan terasa sensitif dan gatal sebelum bisul terbentuk.
  • Berisi nanah: permukaan kulit mungkin terasa licin atau keras karena berisi nanah.
  • Ukuran bervariasi: ukuran benjolan bervariasi dari kecil hingga bisa sebesar bola golf.
  • Bisa menyebar ke area lain: bakteri yang menyebabkan bisul dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh Anda. 

Penyebab dan faktor risiko

Penyebab munculnya bisul biasanya akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus, tetapi jenis bakteri dan jamur lain juga dapat menyebabkannya. 

Bakteri memasuki kulit melalui luka atau folikel rambut, yaitu lubang di kulit tempat rambut tumbuh.

Sistem kekebalan tubuh Anda merespons dengan mengirimkan sel darah putih yang melawan infeksi ke area tersebut. 

Sel darah putih yang mati akan menumpuk bersama dengan sel kulit yang rusak, kemudian menyebabkan munculnya nanah

Siapa pun dapat mengembangkan bisul, tetapi faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko timbulnya bisul.

Faktor risiko tersebut meliputi:

  • kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus,
  • seseorang dengan obesitas,
  • memiliki kelainan kulit seperti eksim,
  • memiliki sistem kekebalan yang lemah, dan
  • kanker atau diabetes, kondisi ini membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi.

Diagnosis bisul tanpa mata

Dokter mungkin akan mendiagnosis bisul hanya dengan melihatnya.

Jika perlu, dokter akan mengambil sampel nanah untuk diperiksa di dalam laboratorium. 

Pengujian laboratorium ini berguna jika Anda memiliki infeksi berulang atau infeksi yang tidak merespons pengobatan.

Banyak jenis bakteri penyebab bisul menjadi kebal terhadap jenis antibiotik tertentu.

Jadi pengujian laboratorium dapat membantu menentukan jenis antibiotik apa yang paling cocok untuk kondisi Anda.

Pengobatan bisul tanpa mata

obat bisul

Hindari untuk menyentuh area bisul dengan tangan yang kotor, ini bisa menyebabkan luka terbuka dan infeksi yang lebih parah. 

Anda juga berisiko menyebarkan bakteri ke bagian tubuh yang lain atau memasukkan bakteri baru ke dalam bisul.

Ada beberapa cara pengobatan bisul yang umumnya dilakukan, seperti di bawah ini.

1. Insisi dan drainase

Dokter mungkin mengeringkan bisul besar dengan membuat sayatan di sekitar area kulit yang terinfeksi. 

Infeksi dalam yang tidak dapat dikeringkan sepenuhnya akan ditutup menggunakan kain kasa steril.

Pengobatan ini membantu menyerap dan mengeluarkan nanah tambahan.

2. Antibiotik

Terkadang dokter Anda mungkin meresepkan antibiotik untuk membantu menyembuhkan infeksi parah atau berulang.

Antibiotik yang umum diberikan untuk bisul dengan atau tanpa mata seperti: 

  • amoksisilin,
  • ampisilin, 
  • doksisiklin,
  • levofloksasin, dan
  • mupirosin

Perawatan di rumah

Untuk mengobati bisul tanpa mata di rumah, dokter akan merekomendasikan tips berikut.

1. Kompres hangat

Untuk membuat kompres hangat, rendam waslap bersih dalam air panas, kemudian letakkan pada area bisul selama 10 – 15 menit.

Kompres bisul 3 – 4 kali sehari sampai bisul mengeluarkan nanah. 

Hindari menggunakan air yang terlalu panas, terutama pada anak-anak, agar tidak menimbulkan luka bakar.

2. Konsumsi ibuprofen

Jika bisul tanpa mata terasa sakit, pertimbangkan untuk mengonsumsi ibuprofen atau asetaminofen.

Hal ini untuk membantu mengurangi rasa sakit. Pastikan Anda membaca petunjuk pada kemasan untuk dosis yang benar.

3. Jaga kebersihan bisul

Selalu jaga kebersihan area bisul dan hindari menyentuh atau menggosoknya menggunakan tangan kotor. 

Jika bisul Anda pecah, tutup dengan perban atau kain kasa steril untuk mencegah infeksi hingga luka mengering dan sembuh.

American Academy of Dermatology Association menjelaskan bahwa bisul dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1 – 3 minggu. 

Apabila kondisi ini tidak kunjung membaik, memburuk, atau infeksi berulang, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 30/09/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan