Tidak hanya digunakan sebagai penyedap masakan, bawang putih juga dikenal sebagai obat alami untuk berbagai penyakit, salah satunya bisul. Benarkah demikian? Simak jawabannya dalam ulasan berikut ini.
Apakah bawang putih bisa mengobati bisul?
Belum ada penelitian yang secara spesifik menyebutkan manfaat bawang putih untuk bisul. Namun, bawang putih mengandung berbagai senyawa aktif yang berpotensi mengobati benjolan di kulit.
Kandungan senyawa allicin diketahui memiliki sifat antibakteri sehingga mungkin bisa membunuh bakteri penyebab bisul.
Ada juga kandungan diallyl disulfide yang memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat mengurangi peradangan pada bisul.
Meski begitu, Anda perlu berhati-hati mengoleskan bawang putih langsung ke kulit. Rempah yang satu ini bisa memicu reaksi alergi dan iritasi pada kulit pada beberapa orang.
Ada baiknya melakukan uji coba di kulit terlebih dahulu. Jika muncul reaksi alergi, sebaiknya hentikan penggunaanya.
Manfaat bawang putih untuk bisul
Secara lebih lengkapnya, berikut potensi manfaat yang bisa Anda peroleh ketika menggunakan bawang ini untuk mengobati bisul.
1. Memiliki sifat antibakteri
Bisul merupakan masalah kulit yang ditandai dengan benjolan merah nyeri dan berisi nanah. Kondisi ini biasanya terjadi ketika folikel rambut terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus.
Nah, bawang putih diketahui bisa membunuh bakteri yang menyebabkan bisul.
Studi laboratorium dalam Journal of Pharmacy and BioAllied Sciences menunjukkan allicin dalam bawang putih berpotensi membunuh bakteri penyebab bisul, yakni Staphylococcus aureus.
Tak hanya itu, senyawa allicin dalam bawang putih juga dapat membunuh bakteri penyebab penyakit lainnya seperti Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae.
2. Memiliki sifat antiradang
Bawang putih juga dapat membantu mengurangi peradangan pada bisul. Peradangan ini sering kali menyebabkan rasa sakit, kemerahan, serta bengkak pada bisul.
Studi dalam jurnal Nutrients menunjukkan bahwa bawang putih mengandung senyawa aktif diallyl disulfide yang memiliki sifat anti-inflamasi dan bisa mengurangi peradangan pada tubuh.
Senyawa tersebut diketahui menekan produksi sitokin pemicu peradangan, seperti TNF-α, IL-1β, dan IL-6. Diallyl disulfide menghambat jalur Nf-kB yang mengatur bagaimana tubuh merespons peradangan.
Dengan begitu, bawang ini berpotensi untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan pada bisul.