Salah satu keluhan yang sering kali muncul saat puasa adalah rasa mual, terutama untuk penderita maag atau GERD. Kondisi ini tentunya bisa mengganggu kenyamanan saat puasa. Ketahui penyebab dan cara mengatasi mual yang tepat.
Penyebab mual saat puasa
Perubahan pola makan yang terjadi saat puasa terkadang bisa memicu mual. Kondisi ini merupakan respons tubuh yang normal dalam beradaptasi dengan perubahan pola makan.
Meski begitu, mual saat juga bisa menandakan asam lambung naik, dehidrasi, atau pola makan yang salah. Untuk lebih lengkapnya, simak berbagai penyebab mual ketika puasa berikut ini.
1. Asam lambung naik
Saat puasa, produksi asam lambung akan tetap berlangsung meskipun tidak ada makanan yang perlu dicerna.
Produksi asam ini bertujuan untuk mempersiapkan lambung dalam mencerna makanan. Ketika lambung kosong dalam waktu lama, asam yang dihasilkan akan menumpuk dan berpotensi naik ke kerongkongan.
Naiknya asam lambung saat puasa bisa memicu mual yang disertai dengan sensasi perih pada perut dan ulu hati (heartburn).
2. Makan berlebihan saat sahur atau berbuka
Makan terlalu banyak, baik saat sahur maupun berbuka, bisa menjadi salah satu penyebab timbulnya rasa mual selama menjalani puasa.
Kebiasaan ini dapat membebani kerja sistem pencernaan karena tubuh dipaksa untuk langsung mencerna makanan dalam jumlah banyak.
Kondisi ini menyebabkan perut terasa penuh, kembung, bahkan dapat berisiko meningkatkan refluks asam lambung yang berkontribusi pada munculnya rasa mual.
3. Dehidrasi
Mual yang dirasakan ketika puasa dapat menjadi salah satu tanda bahwa tubuh Anda mengalami dehidrasi saat puasa atau kekurangan cairan.
Mengutip Community Health Centers, saat mengalami dehidrasi, produksi air liur serta cairan pencernaan berkurang signifikan sehingga proses pencernaan menjadi kurang optimal.
Akibatnya, perut terasa kembung, tidak nyaman, serta memicu rasa mual yang mengganggu. Selain rasa mual, dehidrasi ditandai dengan gejala lain seperti pusing, kelelahan, serta mulut kering.
4. Hipoglikemia
Saat puasa, Anda diharuskan untuk tidak makan dan minum selama berjam-jam sehingga dapat meningkatkan risiko hipoglikemia.
Ketika kadar gula darah turun, tubuh akan melepaskan adrenalin untuk membantu meningkatkan kadar gula darah. Respons ini dapat mempengaruhi lambung dan usus sehingga bisa memicu mual.
Selain mual, Anda mungkin akan mengalami gejala, seperti lemas, berkeringat, pusing, serta sakit kepala saat puasa.
5. Konsumsi makanan berlemak, pedas, dan asam
Mengonsumsi makanan tertentu, seperti gorengan, makanan cepat saji, buah yang asam, atau makan makanan pedas ketika sahur atau berbuka bisa memicu mual saat puasa.
Pasalnya, makanan-makanan tersebut dapat merangsang produksi asam lambung berlebih yang bisa memicu sensasi mual.
Sebagai gantinya, konsumsilah makanan yang baik saat berbuka atau sahur, seperti sayur atau buah-buahan yang tidak asam.
6. Langsung tidur setelah makan sahur
Langsung tidur setelah makan sahur juga bisa menjadi salah satu faktor yang memicu rasa mual saat puasa.
Jika langsung tidur setelah makan, proses pencernaan akan terganggu. Makanan akan menumpuk di dalam perut dan menyebabkan rasa tidak nyaman hingga mual.
Selain itu, langsung berbaring setelah makan dapat menyebabkan asam lambung naik. Kondisi ini juga bisa memicu mual.
7. Stres atau kurang tidur
Rasa mual atau tidak nyaman di perut yang muncul ketika puasa dapat disebabkan karena stres.
Mengutip Cleveland Clinic, ketika Anda mengalami stres, tubuh akan berada pada situasi fight or flight response. Kondisi ini dapat mengakibatkan tubuh melepaskan berbagai hormon.
Hormon-hormon tersebut dapat memengaruhi seluruh sistem tubuh Anda, termasuk sistem pencernaan sehingga memicu mual, sakit perut, atau muntah.
Cara mengatasi mual saat puasa
Jangan dulu membatalkan puasa, berikut beberapa cara praktis yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi mual.
1. Menghirup minyak esensial
Menghirup minyak esensial bisa menjadi salah satu cara mengusir mual. Aroma minyak esensial dapat membuat Anda bernapas dengan lebih lega sehingga meredakan mual.
Dari banyaknya jenis minyak esensial, minyak peppermint dipercaya paling ampuh untuk meredakan mual.
Cara menggunakannya pun cukup mudah, Anda hanya perlu meneteskan minyak peppermint di dalam mangkuk air panas, lalu hirup uapnya secara perlahan.
2. Mengatur napas
Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi mual saat berpuasa adalah dengan mengatur napas.
Mengutip studi dalam Complementary Therapies in Clinical Practice, bernapas teratur sudah cukup untuk menghilangkan mual pada pasien yang sedang menjalani kemoterapi.
Pertama-tama, cobalah menarik napas dalam-dalam melalui hidung, kemudian hembuskan napas perlahan lewat mulut. Ulangi secara perlahan setidaknya selama 5 menit atau sampai rasa mual perlahan mereda.
3. Alihkan perhatian sejenak
Mengalihkan pikiran sejenak juga bisa mengurangi sensasi mual saat puasa.
Coba alihkan perhatian Anda dengan menonton film, mengobrol dengan teman, atau berjalan kaki keluar untuk menghirup udara segar.
Fokus melakukan hal lain bisa membantu meredakan rasa tidak nyaman di perut.
4. Berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi
Cobalah beristirahat sebentar, tapi hindari membaringkan tubuh sepenuhnya. Berbaringlah dengan posisi kepala lebih tinggi dibandingkan dengan lambung.
Hal ini berguna untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan dan memicu mual. Selama beristirahat, coba atur pernapasan, tenangkan diri, dan hirup uap dari minyak esensial peppermint.
Jika rasa mual tidak tertahankan, bahkan memicu muntah, Anda bisa membatalkan puasa dan minum obat mual seperti antasida, antiemetik seperti domperidone, dimenhydrinate, dan metoclopramide.
Kesimpulan
- Mual saat puasa dapat terjadi karena asam lambung naik, makan berlebihan saat sahur dan berbuka, dehidrasi, hipoglikemia, konsumsi makanan berlemak, asam, dan pedas, langsung tidur setelah makan sahur, dan stres.
- Cara mengatasi mual ketika berpuasa antara lain menghirup minyak esensial, mengatur napas, mengalihkan perhatian sejenak, dan berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi dari lambung.
[embed-health-tool-bmr]