Usus merupakan organ yang memainkan peranan penting dalam proses pencernaan. Bila pergerakan usus bermasalah, hal ini tentu berpengaruh terhadap proses pencernaan secara keseluruhan. Salah satu gangguan pencernaan yang berkaitan dengan terhambatnya gerakan usus adalah motilitas usus.
Apa itu gangguan motilitas usus?
Motilitas usus adalah gangguan pada otot sistem pencernaan yang mengubah kecepatan, kekuatan, atau koordinasi organ pencernaan.
Normalnya, makanan cair dan sekresi, termasuk enzim pencernaan didorong gelombang kontraksi otot di usus halus.
Bila kontraksi ini mengalami masalah, isi di dalamnya akan terjebak dan menyebabkan gejala, seperti kembung hingga muntah.
Gejala yang muncul bergantung pada bagian saluran pencernaan yang terdampak. Beberapa daerah usus dapat terpengaruh dan menimbulkan komplikasi yang serius.
Seberapa umum kondisi ini?
Gangguan motilitas usus merupakan kondisi yang umum dan dapat terjadi pada siapa saja.
Namun, belum ada data terkait orang yang menderita masalah pencernaan ini di Indonesia sampai kini.
Tanda-tanda dan gejala gangguan motilitas usus
Umumnya, gangguan motilitas usus dapat memicu sejumlah gejala gangguan pencernaan yang cukup mengganggu, antara lain:
- kehilangan nafsu makan,
- penurunan berat badan,
- sensasi terbakar pada perut bagian atas,
- mual dan muntah,
- mudah kenyang saat makan,
- sakit perut,
- perut kembung, dan
- sembelit atau diare.
Beberapa gejala di atas mungkin disebabkan oleh jumlah bakteri dan jamur usus kecil yang melebihi batas wajar.
Selain itu, kondisi yang juga dikenal sebagai dismotilitas usus ini terkadang memiliki gejala yang mirip dengan iritasi usus.
Kapan saya harus ke dokter?
Bila mengalami salah satu atau lebih gejala yang disebutkan dan tidak kunjung mereda selama beberapa hari, segera periksakan diri ke dokter.
Semakin cepat sebuah penyakit terdiagnosis, semakin kecil risiko komplikasi yang dapat terjadi.
Penyebab motilitas usus
Sejauh ini belum diketahui apa penyebab dari gangguan motilitas usus.
Namun, para ahli berpendapat bahwa sejumlah kondisi kesehatan dapat memengaruhi fungsi saraf atau otot organ dalam saluran pencernaan.
Beberapa penyakit dan kondisi yang dapat memengaruhi saraf atau otot usus, meliputi:
- diabetes,
- penyakit Parkinson,
- lupus eritematosus sistemik,
- amiloidosis,
- skleroderma,
- gangguan tiroid,
- distrofi otot,
- terapi radiasi,
- penggunaan obat tertentu,
- masalah usus saat lahir, dan
- riwayat operasi usus.
Diagnosis gangguan motilitas usus
Bila Anda mencurigai gejala yang dialami disebabkan oleh dismotilitas usus, silakan konsultasikan dengan dokter.
Nantinya, dokter akan bertanya seputar gejala dan riwayat penyakit yang Anda miliki.
Setelah itu, dokter akan meminta Anda menjalani pemeriksaan tambahan untuk memastikan hasil diagnosis.
Berikut beberapa tes yang biasanya digunakan untuk mendeteksi gangguan motilitas usus.
Tes darah
Pemeriksaan darah bertujuan menilai tingkat kekurangan gizi, anemia, dan ketidakseimbangan garam.
Tes ini juga mendiagnosis penyakit terkait, seperti diabetes, masalah tiroid, dan penyakit lupus.
X-ray
Tes X-ray barium membantu menggambarkan sejauh mana masalah usus dengan memperlihatkan area usus yang mengalami distensi.
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk membedakan pengobatan antara motilitas usus dengan kerusakan usus lainnya.
Pemeriksaan motilitas
Tes transit atau motilitas membantu menentukan tingkat kelainan pergerakan otot dan pendorong usus.
Biopsi
Bila diperlukan, pengambilan sampel jaringan usus (biopsi usus) akan dilakukan saat endoskopi atau pembedahan.
Sampel tersebut lalu digunakan untuk mendeteksi penyebab dismotilitas.