Laju metabolisme tidak selalu konstan, ada banyak hal yang memengaruhi. Umumnya, metabolisme lambat disebabkan oleh gaya hidup sedenter. Lantas, apa penyebab laju metabolisme yang cepat? Adakah tanda-tanda yang ditunjukkan tubuh
Sebenarnya, metabolisme merupakan bagian dari proses pencernaan makanan.
Lebih jelasnya, metabolisme mengarah pada proses penyerapan semua zat gizi dari makanan yang sudah diubah menjadi bagian lebih kecil dari proses sebelumnya.
Dari penyerapan ini, zat gizi akan langsung dibagikan ke berbagai bagian tubuh dan digunakan untuk bahan energi.
Istilah metabolisme cepat atau lambat bergantung pada kecepatan laju metabolisme basal seseorang (BMR).
Pada dasarnya, BMR menentukan seberapa cepat seseorang membakar sumber energi yang tersimpan (glikogen atau lemak) untuk melepaskan energi saat istirahat.
Nah, orang yang metabolismenya cepat biasanya menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut.
- Kesulitan menambah berat badan.
- Anemia.
- Susah mempertahankan berat badan yang diinginkan.
- Sering berkeringat.
- Cenderung energik dan hiperaktif.
- Detak jantung lebih cepat.
- Peningkatan pernapasan.
- Suhu tubuh tinggi bahkan ketika tidak melakukan aktivitas apapun.
- Sering buang air besar.
- Nafsu makan besar.
- Siklus haid tidak teratur.
- Insomnia.
- Persentase lemak tubuh yang lebih rendah.
- Memiliki kerangka dan struktur tulang yang lebih kecil.
Laju metabolisme dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ukuran tubuh, usia, jenis kelamin, dan genetik.
Orang biasanya memperoleh laju metabolisme yang cepat dari orang tua. Namun, faktor lain seperti usia, massa otot, dan aktivitas fisik juga bisa mempengaruhi.
Ambil contoh, massa otot yang lebih tinggi menandakan sel otot membutuhkan lebih banyak energi untuk menopang sel lemak.
Nah, orang yang memiliki lebih banyak otot daripada lemak lebih mungkin memiliki metabolisme yang lebih cepat.
Selain karena penyebab di atas, metabolisme cepat bisa didasari oleh suatu masalah kesehatan, misalnya hipertiroidisme.
Kondisi ini menyebabkan kelenjar tiroid terlalu aktif sehingga menghasilkan hormon tiroid lebih banyak daripada yang dibutuhkan oleh tubuh.
Katanya, orang yang suka makan banyak, tapi badannya tetap langsing memiliki proses metabolisme yang cepat.
Sebaliknya, orang yang makan lebih sedikit tapi badannya gemuk berarti memiliki metabolisme yang lambat. Benarkah demikian?
Sebenarnya memang ada benang merah yang menghubungkan proses metabolisme dalam tubuh dengan perubahan berat badan.
Ini tentu saja berkaitan dengan proses metabolisme yang menyerap semua zat gizi dalam makanan dan mengubahnya menjadi energi.
Selanjutnya, energi yang terbentuk akan dimanfaatkan oleh tubuh untuk mendukung setiap kegiatan yang Anda lakukan, seperti berpikir, bergerak, berjalan, ataupun aktivitas lainnya.
Bukan hanya itu, energi juga masih diperlukan selama tubuh dalam kondisi beristirahat.
Entah itu untuk bernapas, melancarkan peredaran darah, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, memompa jantung, hingga menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh.
Bisa dikatakan bahwa proses metabolisme tubuh berperan penting dalam menentukan seberapa banyak makanan yang berhasil diubah menjadi energi selama beraktivitas.
Sederhananya begini, ketika energi yang didapat dari hasil metabolisme bisa Anda gunakan dengan maksimal untuk beraktivitas, berat badan Anda bisa tetap stabil.
Namun sebaliknya, jika jumlah energi yang didapatkan tubuh dari makanan lebih banyak daripada energi yang dikeluarkan untuk beraktivitas, sisa energi yang tidak terpakai tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak.
Nah, orang dengan laju metabolisme cepat membakar kalori lebih cepat daripada mereka yang metabolismenya lebih lambat. Efeknya ini membuat tubuh lebih mudah membakar lemak sehingga mengalami penurunan berat badan.
Selain berat badan, pengaruh metabolisme yang cepat juga menimbulkan perubahan pada detak jantung, suhu tubuh, dan jumlah keringat.
Meski berkaitan, pengaruh laju metabolisme dengan berat badan ternyata tidaklah besar, dikutip dari situs Harvard Health.
Berat badan akan lebih jauh terpengaruh dengan gaya hidup, seperti pola makan dan aktivitas fisik.
Ini meliputi jenis makanan, porsi makanan, seberapa sering makan, waktu makan, dan seberapa aktif Anda bergerak.
Anda yang makan dengan porsi yang tepat dengan pilihan makanan yang sehat tentu lebih mudah meraih atau menjaga berat badan yang ideal.
Jadi, sekali pun metabolisme tubuh cepat, jika Anda sering mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak serta malas bergerak, penurunan berat badan tidak akan terjadi.
Bila Anda merasakan laju metabolisme dalam tubuh berjalan cepat, dan khawatir dengan kondisi ini, jangan sungkan untuk periksa ke dokter.
Ada beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan proses metabolisme, seperti pilih olahraga intensitas rendah, cukup tidur, dan selipkan ngemil sehat di antara waktu makan.
Memeriksakan diri ke dokter memungkinkan Anda mengetahui cara mana yang paling tepat untuk dilakukan. Di samping itu juga membantu mendeteksi adanya gangguan metabolisme lebih awal jika memang terjadi.
Kesimpulan
Jika memang Anda perlu menurunkan laju metabolisme karena masalah kesehatan tertentu, baiknya lakukan konsultasi ke dokter. Namun ingat setiap orang merespons dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Dokter bisa membantu mempertimbangkan cara yang paling tepat untuk kondisi Anda.
[embed-health-tool-bmr]