backup og meta

Cegah Maag Kumat Saat Puasa, Ikuti 7 Panduan Ini!

Cegah Maag Kumat Saat Puasa, Ikuti 7 Panduan Ini!

Maag yang kambuh bisa menjadi suatu halangan saat menjalani ibadah puasa. Untuk mengatasi gejala maag, seperti perut nyeri, mual, kembung, dan dada yang terasa perih, kadang Anda terpaksa membatalkan puasa. 

Namun, sebetulnya maag bukan penghalang yang cukup berarti jika Anda mematuhi sejumlah pantangan dan makan tepat waktu.

Dengan panduan berikut, Anda bisa menjalani puasa tanpa khawatir maag akan menyerang.

Pentingnya berhati-hati menjalani puasa saat terkena maag

Puasa memang mengubah kebiasaan makan karena Anda tidak harus menahan lapar dan haus dari pagi hingga petang.

Berpuasa menyebabkan perubahan jam biologis tubuh sehingga tubuh memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan pola makan yang baru.

Perubahan ini rentan menyebabkan asam lambung naik saat perut kosong. Hal ini tentunya dapat berdampak pada orang-orang yang memiliki penyakit maag.

Bagi beberapa pengidap maag, puasa bisa membantu mengendalikan gejala. Namun, orang dengan maag yang sudah kronis mungkin kesulitan menjalani puasa.

Itu sebabnya, Anda yang punya maag kronis sebaiknya berkonsultasi kepada dokter sebelum menjalani puasa. Anda juga bisa mencoba  tips berpuasa untuk pengidap maag.

Panduan bagi yang memiliki maag saat puasa

Meski sudah minum obat, terkadang maag tetap bisa kambuh saat puasa.

Umumnya, ada beberapa aturan makan yang bisa membantu pengidap maag berpuasa lebih lancar.

1. Usahakan selalu sahur

menu sahur untuk diet

Maag umumnya bisa dicegah jika Anda selalu mengusahakan sahur setiap akan puasa, jangan biasakan puasa tanpa sahur.

Mungkin Anda bisa satu atau dua kali tidak sahur karena berbagai alasan. Namun, jika hal ini berlangsung terus-menerus, Anda meningkatkan risiko kekambuhan maag.

Maag Anda bisa kambuh di jam-jam puasa terutama saat siang hari dari pukul 10 pagi hingga pukul 12 siang. Untuk menyiasatinya, Anda bisa makan pada waktu mendekati imsak.

Saat sahur, sebaiknya konsumsilah karbohidrat atau makanan yang lambat dicerna. Pemilihan makanan penting agar Anda tidak mudah lapar dan lemas di siang hari.

Selain nasi putih, sumber karbohidrat kompleks lainnya yang juga bisa Anda konsumsi adalah nasi merah, kentang, dan kacang-kacangan.

2. Berbuka tepat waktu

Terkadang Anda harus menunda buka puasa karena sibuk bekerja atau terjebak kemacetan di jalan.

Padahal berbuka puasa tepat waktu sangat penting untuk mencegah maag Anda kambuh.

Jadi, jangan membiarkan perut kosong lebih lama dengan menunda-nunda waktu berbuka puasa. 

Saat berbuka, hindari minuman yang mengandung kafein. Selain itu, jangan makan dengan porsi yang terlalu banyak dalam satu waktu.

Kebiasaan ini akan membuat lambung membutuhkan waktu lebih lama untuk memecah makanan.

Agar perut tidak terlalu penuh dan malah sulit mencerna makanan, sebaiknya Anda makan beberapa kali dalam porsi kecil setelah berbuka.

3. Konsumsi makanan yang kaya serat saat sahur

menu sahur sehat dan praktis untuk anak kos

Pastikan saat sahur, Anda mengonsumsi makanan yang kaya akan serat. Serat banyak ditemukan pada brokoli, wortel, jagung, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan. 

Tubuh tidak dapat sepenuhnya mencerna serat sehingga serat akan memberikan rasa kenyang lebih lama. Anda pun tidak mudah lapar selama puasa.

Satu hal yang terpenting untuk pengidap maag, makanan kaya serat dapat memperlambat pengosongan lambung.  

Lambung yang kosong dapat membuat asam lambung mudah mengiritasi dinding lambung sehingga memicu maag. 

Serat bahkan bisa menurunkan tekanan di katup penghubung kerongkongan lambung serta mengurangi kadar asam lambung.

Oleh sebab itu, asupan kaya serat dapat mencegah risiko kambuhnya maag saat puasa.

4. Menghindari makanan pemicu maag

Saat sahur dan berbuka puasa, Anda harus menghindari makanan yang dapat membuat asam lambung naik.

Hindari makanan berlemak, karena makanan yang banyak mengandung lemak dapat meningkatkan peradangan pada selaput lambung.

Selain itu, University of Michigan Health merekomendasikan agar pasien dengan gastritis menghindari makanan olahan yang mengandung gula.

Mi dan pasta merupakan contoh makanan olahan yang bisa juga mengiritasi  lambung.

Makanan pedas yang ditambah cabai rawit atau saus sambal tentunya dapat memperburuk gejala gastritis.

Hindari pula minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, soda dan minuman penambah energi, karena dapat memicu naiknya asam lambung.

Batasi konsumsi makanan yang digoreng atau yang tinggi kandungan lemaknya bila Anda tidak ingin maag kambuh saat puasa.

Anda bisa mencoba alternatif memasak makanan yang lebih sehat, seperti dengan cara dipanggang, direbus, atau dikukus.

5. Hindari tidur setelah sahur

Tidur segera setelah makan besar sangat tidak dianjurkan karena bisa memicu terjadinya asam lambung naik. 

Produksi asam lambung biasanya akan meningkat selepas makan. Bila Anda langsung tidur segera setelah makan, asam lambung akan lebih mudah naik.

Asam lambung yang naik kemudian bisa memicu iritasi di kerongokongan dan menimbulkan heartburnrasa terbakar di ulu hati. 

Jika ingin tidur, usahakan menunggu 2 – 3 jam setelah makan. 

6. Mengurangi konsumsi obat pereda nyeri tanpa resep

penyebab stroke

Obat pereda nyeri, seperti obat anti-radang nonsteroid, ternyata dapat mengakibatkan produksi asam lambung berlebih.

Tak heran, orang yang sering mengonsumsi obat ini berisiko mengalami gejala maag seperti nyeri ulu hati.

Anda juga perlu untuk berhati-hati ketika minum jamu. Jamu biasanya mengandung senyawa seperti obat antiradang nonsteroid yang meningkatkan asam lambung. 

Oleh sebab itu, minum jamu dalam jangka panjang akan berisiko menimbulkan efek yang serupa dengan penggunaan obat itu.

7. Minum obat maag

Salah satu cara mengatasi maag saat puasa adalah dengan meminum obat maag. Ini berguna untuk meredakan gejala maag yang timbul seperti tukak lambung, gastritis, dan GERD.

Salah satu pilihan obat maag akut yang bisa didapatkan tanpa resep adalah obat antasida.

Antasida bekerja dengan menetralkan kadar asam lambung lewat kandungan magnesium, kalsium, natrium, dan sejumlah bahan lainnya.

Saat puasa Anda bisa minum obat maag sebelum makan sahur, malam hari sebelum tidur, atau setelah buka puasa sebelum makan malam.

Cara minum obat saat puasa ini berbeda jika Anda mendapatkan pengobatan maag lain dari dokter. Dokter bisa meresepkan obat yang berbeda sesuai dengan penyebab maag Anda.

Tips lain mencegah maag saat puasa

Rokok dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya maag. Oleh karena itu, berhenti dari kebiasaan ini dapat menjadi salah satu cara mencegah maag. 

Alkohol juga diketahui bisa mengiritasi lapisan perut dan kerongkongan, merangsang produksi asam lambung berlebih, serta melemahkan otot kerongkongan.

Bila Anda masih memiliki pertanyaan atau kekhawatiran mengalami maag saat puasa, konsultasikanlah kepada dokter untuk mendapatkan solusinya.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Morozov, S., Isakov, V., & Konovalova, M. (2018). Fiber-enriched diet helps to control symptoms and improves esophageal motility in patients with non-erosive gastroesophageal reflux disease. World Journal Of Gastroenterology, 24(21), 2291-2299. doi: 10.3748/wjg.v24.i21.2291​

Cohen, E., Bolus, R., Khanna, D., Hays, R. D., Chang, L., Melmed, G. Y., Khanna, P., & Spiegel, B. (2014). GERD symptoms in the general population: prevalence and severity versus care-seeking patients. Digestive diseases and sciences, 59(10), 2488–2496. https://doi.org/10.1007/s10620-014-3181-8.

Behsyah, Salem A. Fathalla, Waseem. Saleh, Abdulkarim. Et al. (2010). Mini-Symposium: Ramadan Fasting and The Medical Patient: An Overview for Clinicians. Ibno Sina Journal of Medicine and Biomedical Sciences, 2(5):240-257. https://doi.org/10.4103/1947-489X.211004.

Friedenberg, F. K., Hanlon, A., Vanar, V., Nehemia, D., Mekapati, J., Nelson, D. B., & Richter, J. E. (2010). Trends in gastroesophageal reflux disease as measured by the National Ambulatory Medical Care Survey. Digestive diseases and sciences, 55(7), 1911–1917. https://doi.org/10.1007/s10620-009-1004-0.

Sadeghpour, Shirin. Hassanzadeh Keshteli, Ammar. Daneshpajouhnejad, Parnaz. (2012). Ramadan fasting and digestive disorders: SEPAHAN systematic review No. 7. Journal of Research in Medical Sciences

Caffeine content for coffee, tea, soda and more. (2020). Retrieved April 22, 2022 from, https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/caffeine/art-20049372 

Gastritis. (2020). Mayo Clinic. Retrieved April 22, 2022 from, http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastritis/home/ovc-20319946.

GERD (Chronic Acid Reflux). (2019). Retrieved April 22, 2022 from, https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17019-gerd-or-acid-reflux-or-heartburn-overview 

Healthwise Staff. (2020). GERD: Controlling Heartburn by Changing Your Habits. University of Michigan Health. Retrieved April 22, 2022 from,  https://www.uofmhealth.org/health-library/ut1339 

Should You Eat Just Before Bed? – A Guide Through All The Risks. (2020). Sleep Advisor. Retrieved April 20, 2022 from, https://www.sleepadvisor.org/eat-just-before-bed-risks/

Versi Terbaru

09/05/2022

Ditulis oleh Novita Joseph

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Amankah Cokelat untuk Pengidap Refluks Asam Lambung (GERD)?

Asam Lambung Rendah, Apakah Berbahaya bagi Tubuh?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 09/05/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan