Penyakit refluks asam lambung (GERD) bersifat kambuhan sehingga pengidapnya perlu menghindari beberapa jenis makanan tertentu. Salah satu pantangan GERD yang cukup sering diperdebatkan adalah cokelat. Nah, cari tahu apakah konsumsi cokelat aman untuk pengidap masalah asam lambung.
Bolehkah pengidap refluks asam lambung makan cokelat?
Ketika GERD kambuh, Anda akan merasakan sensasi terbakar di dada (heartburn), batuk kronis, radang tenggorokan, dan mual.
Kondisi tersebut bisa mengganggu kehidupan sehari-hari, bahkan membuat pengidapnya susah tidur di malam hari.
GERD bisa diatasi dengan minum obat, salah satunya antasida. Perawatan GERD juga perlu diimbangi dengan makan dalam porsi kecil tapi sering dan menghindari makanan yang bisa memicu naiknya asam lambung.
Makan cokelat menjadi salah satu hal yang sering dipertanyakan keamanannya jika dikonsumsi untuk orang yang sering bermasalah dengan asam lambung.
Untuk mengetahui jawabannya, Lauren Gerson, seorang dokter spesialis gastroenterologi yang bekerja di California Pacific Medical Center (CPMC) melakukan pengamatan mengenai hal ini.
Berdasarkan hasil studinya, Dokter Gerson berpendapat jika boleh tidaknya makan cokelat bergantung dengan bagaimana respons tubuh pasien GERD itu sendiri.
Maksudnya, jika seorang pasien GERD mengalami keluhan gejala setelah mengonsumsi cokelat, sebaiknya makanan ini dihindari.
Namun sebaliknya, jika pasien dengan masalah asam lambung tidak mengalami gejala setelah mengonsumsi cokelat, tidak seharusnya makanan ini dihindari.
Apakah Anda berisiko alami gangguan pencernaan? Yuk, cek risiko terkena gangguan pencernaan di sini!
Alasan pengidap refluks asam lambung boleh makan cokelat
Menurutnya Dokter Gerson, dark chocolate memiliki manfaat baik untuk kesehatan yang sayang jika dilewatkan.
Jenis cokelat ini dapat menurunkan bahan kimia yang dilepaskan tubuh ketika sedang stres. Bila ditelusuri lebih dalam, stres memiliki kaitan erat dengan kenaikan asam lambung.
Konsumsi dark chocolate mungkin memberikan pengaruh untuk pengidap refluks asam lambung, mengingat gejala GERD sering kali kambuh karena dipicu oleh stres.
Dark chocolate dapat mengurangi pelepasan zat kimia yang menyebabkan reaksi stres. Bila produksi bahan kimia yang dilepaskan oleh tubuh saat stres berkurang, efek stres terhadap gangguan pencernaan juga bisa lebih minim.
Alasan cokelat tidak baik untuk pengidap GERD
Di sisi lain, cokelat bisa jadi pemicu munculnya gejala GERD. Jika gejala kambuh setelah makan cokelat, kemungkinan besar ini disebabkan oleh beberapa hal berikut.
1. Cokelat menyebabkan otot sfingter esofagus melemas
Dalam keadaan normal, cairan asam lambung dicegah agar tidak mengalami kebocoran sampai ke kerongkongan oleh sekelompok otot yang dikenal sebagai sfingter esofagus.
Otot sfingter ini berfungsi seperti katup antirefluks yang menutup rapat agar isi perut tetap menempel pada tempatnya.
Bila otot sfingter melemah atau tidak berfungsi dengan baik, cairan asam lambung akan terdorong ke kerongkongan. Hal ini menyebabkan sensasi heartburn atau perih di kerongkongan, dada, dan lambung.
Nah, coklat diyakini dapat memicu kenaikan asam lambung karena menyebabkan otot sfingter melemas sehingga asam lambung pun naik.
2. Lemak yang terkandung dalam cokelat juga bisa menyebabkan refluks
Cokelat pada dasarnya mengandung lemak dalam jumlah yang berbeda-beda, tergantung pada jenisnya.
Kandungan lemak ini bisa memperlambat pengosongan perut yang bisa menyebabkan isi lambung kembali ke kerongkongan.
Di samping itu, mencerna makanan yang mengandung lemak tinggi juga bisa menyebabkan perut menghasilkan lebih banyak asam.
Pada akhirnya, peningkatan kadar asam bisa menyebabkan asam lambung naik.
Hindari segala hal yang bisa memicu kenaikan asam lambung
Refluks asam lambung sering kali dapat dengan mudah diatasi dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan terapi obat.
Namun, apabila kondisi ini tidak diobati dan dibiarkan terus menerus akan menyebabkan komplikasi serius.
Pastikan untuk memberi tahu dokter Anda jika Anda mengalami gejala parah seperti nyeri dada, sakit tenggorokan kronis, atau kesulitan menelan setelah mengonsumsi cokelat.
Banyak dokter sudah menyarankan pasiennya untuk menghindari segala hal yang bisa memicu GERD atau kenaikan asam lambung.
Jadi, pada dasarnya gejala GERD tidak akan semakin parah apabila Anda bisa mengontrol segala hal yang bisa memicu gejala dengan beberapa hal berikut ini.
- Menjaga berat badan tetap sehat agar tubuh lemak ekstra tidak memberikan tekanan berlebihan pada perut.
- Berhenti merokok agar kemampuan sfingter esofagus bagian bawah dapat berfungsi dengan baik dan kesehatan lambung juga terjaga dengan baik.
- Memakai bantal kepala yang lebih tinggi agar asam lambung tidak naik ke kerongkongan saat berbaring tidur.
- Tidak berbaring setelah makan, makan dengan porsi kecil tapi sering, dan mengunyah makanan secara berlahan tidak terburu-buru, termasuk menghindari makanan yang memicu munculnya gejala.
Bagi pengidap asam lambung, Anda dapat mengonsumsi cokelat apabila makanan ini tidak memicu kekambuhan gejala setelah mengonsumsinya.
Namun, Anda juga perlu berhati-hati karena tetap ada kemungkinan konsumsi cokelat meningkatkan kadar asam di dalam lambung.
[embed-health-tool-bmr]