backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tes Bernstein

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 23/05/2022

Tes Bernstein

Definisi

Apa itu tes bernstein? 

Tes bernstein adalah pemeriksaan diagnostik yang digunakan untuk melakukan simulasi gejala heartburn

Prosedur yang disebut tes perfusi asam ini biasanya dilakukan di laboratorium gastroenterologi. 

Tes perfusi asam bertujuan membantu dokter menentukan, apakah gejala maag yang dialami disebabkan oleh asam lambung yang mengiritasi kerongkongan. 

Pemeriksaan bernstein umumnya dilakukan bersama dengan tes lain yang mengukur fungsi esofagus, yakni: 

  • manometri esofagus untuk mengukur tekanan pada kerongkongan, 
  • endoskopi untuk memeriksa kerongkongan dengan tabung tipis, dan
  • tes untuk mengukur jumlah asam yang mengalir dari perut ke kerongkongan.

Fungsi

Siapa yang membutuhkan pemeriksaan ini?

Normalnya, tes bernstein digunakan untuk mendiagnosis penyakit GERD (gastroesopagheal reflux disease). 

Selain heartburn, prosedur ini biasanya dilakukan ketika Anda mengalami gejala GERD lainnya seperti:

  • batuk, 
  • suara serak, 
  • nyeri dada, 
  • sakit tenggorokan, 
  • sering tersedak, 
  • regurgitasi, atau
  • sulit bernapas. 

Pemeriksaan bernstein pun dilakukan bersamaan dengan prosedur lain untuk mengetahui penyebab heartburn.

Prosedur

Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum tes dilakukan?

andrologi

Sebelum menjalani tes bernstein, Anda biasanya perlu mengikuti instruksi dokter, antara lain: 

  • menghindari konsumsi antasida selama 24 jam sebelum tes, 
  • mengikuti aturan dokter dengan meminum obat penurun asam lambung
  • tidak minum alkohol atau merokok 24 jam sebelum tes, dan
  • tidak makan atau minum apa pun selama 8 jam sebelum prosedur. 

Jangan lupa untuk memberitahu dokter bila Anda mengalami masalah lain, seperti pelebaran pembuluh darah esofagus atau penyakit jantung. 

Bagaimana prosedur tes bernstein dilakukan?

Pada saat tes bernstein dimulai, selang tipis yang sudah dilumasi akan dimasukkan ke lubang hidung Anda. 

Selang ini nantinya turun ke belakang tenggorokan hingga esofagus dan dipandu oleh saluran hidung sampai ke lambung. 

Kemudian, larutan asam hydrochloric dimasukkan ke selang dan dilanjutkan dengan larutan garam selama beberapa kali. 

Dokter akan menanyakan kepada Anda bila merasakan sensasi panas atau perasaan tidak nyaman selama tes berlangsung. Tujuan dari tes ini yaitu mengetahui penyebab rasa sakit. 

Kabar baiknya, larutan garam tidak menyebabkan rasa sakit, sementara larutan asam dapat memicu rasa nyeri jika esofagus terluka akibat asam lambung

Pada beberapa kasus, pemeriksaan ini dapat menimbulkan rasa tersedak hingga muntah. Namun, efek ini tidak berlangsung lama. 

Apa penjelasan hasil dari pemeriksaan bernstein? 

Bila kondisi Anda normal, seharusnya hasil pemeriksaan bernstein negatif.

Sementara itu, tes positif mengindikasikan bahwa gejala yang dialami kemungkinan besar disebabkan oleh refluks asam lambung. 

Selain itu, berikut hasil dari tes bernstein biasanya dibagi menjadi tiga kondisi. 

  • Tidak mengalami rasa sakit usai menerima salah satu larutan artinya kerongkongan sehat dan tidak mengalami iritasi. 
  • Mengalami rasa sakit setelah dimasukkan larutan asam bisa berarti gejala disebabkan oleh refluks asam. 
  • Rasa sakit yang disebabkan larutan asam dan garam memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab gejala heartburn.

Perawatan

Apa yang perlu dilakukan setelah menjalani tes bernstein? 

makan buah dan sayur setiap hari

Bila Anda didiagnosis memiliki GERD setelah menjalani prosedur, dokter akan meresepkan obat penurun asam lambung. 

Tak hanya itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang menderita GERD, yaitu: 

  • tidak makan tiga jam sebelum tidur, 
  • mengangkat kepala tempat tidur untuk meredakan gejala GERD
  • berhenti merokok, 
  • menjaga berat badan ideal, 
  • membatasi konsumsi alkohol dan minuman berkafein, 
  • menghindari makanan pemicu heartburn, dan 
  • tidak menggunakan pakaian ketat, terutama di sekitar perut. 

Pada kasus GERD yang parah, Anda mungkin membutuhkan operasi untuk mengencangkan otot sfingter esofagus bagian bawah (LES). 

Operasi ini bertujuan menjaga isi perut agar tidak naik ke kerongkongan dan memicu sejumlah gejala masalah pencernaan tersebut. 

Catatan

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 23/05/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan