backup og meta

Tes Bernstein

Tes Bernstein

Untuk mengetahui apakah Anda menderita GERD, dokter biasanya akan melakukan tes Bernstein. Namun, tahukah Anda apa itu tes Bernstein dan bagaimana prosedurnya? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini.

Apa itu tes Bernstein?

Tes Bernstein adalah pemeriksaan diagnostik yang digunakan untuk melakukan simulasi gejala heartburnProsedur yang disebut tes perfusi asam ini biasanya dilakukan di laboratorium gastroenterologi. 

Tes perfusi asam bertujuan membantu dokter menentukan apakah gejala maag yang dialami disebabkan oleh asam lambung yang mengiritasi kerongkongan. 

Jenis-jenis pemeriksaan GERD

Selain melakukan tes Bernstein, dokter dapat melakukan pemeriksaan lainnya untuk mendiagnosis GERD seperti:
  • manometri esofagus untuk mengukur tekanan pada kerongkongan, 
  • endoskopi untuk memeriksa kerongkongan dengan tabung tipis, dan
  • tes untuk mengukur jumlah asam yang mengalir dari perut ke kerongkongan.

Siapa yang membutuhkan pemeriksaan ini?

Normalnya, tes Bernstein digunakan untuk mendiagnosis penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease). 

Selain heartburn, prosedur ini biasanya dilakukan ketika Anda mengalami gejala GERD lainnya seperti:

  • batuk, 
  • suara serak, 
  • nyeri dada
  • sakit tenggorokan, 
  • sering tersedak, 
  • regurgitasi, atau
  • sulit bernapas. 

Pemeriksaan Bernstein pun dilakukan bersamaan dengan prosedur lain untuk mengetahui penyebab heartburn.

Tahapan prosedur tes Bernstein

Berikut ini tahapan prosedur Bernstein yang perlu Anda ketahui sebelum menjalani pemeriksaan Bernstein.

1. Persiapan

andrologi

Sebelum menjalani tes bernstein, Anda perlu mengikuti instruksi dokter berikut ini.

  • Menghindari konsumsi antasida selama 24 jam sebelum tes.
  • Mengikuti aturan dokter dengan meminum obat asam lambung.
  • Tidak minum alkohol atau merokok 24 jam sebelum tes.
  • Tidak makan atau minum apa pun selama 8 jam sebelum prosedur. 

Jangan lupa untuk memberitahu dokter bila Anda mengalami masalah lain, seperti pelebaran pembuluh darah esofagus atau penyakit jantung. 

2. Prosedur tes Bernstein 

Mengutip situs Cedars Sinai, pada saat tes Bernstein dimulai, selang tipis yang sudah dilumasi akan dimasukkan ke lubang hidung Anda. 

Selang ini nantinya turun ke belakang tenggorokan hingga kerongkongan dan sampai ke lambung. 

Kemudian, larutan asam hydrochloric dimasukkan ke selang dan dilanjutkan dengan larutan garam selama beberapa kali. 

Dokter akan menanyakan kepada Anda bila merasakan sensasi panas atau perasaan tidak nyaman selama tes berlangsung. Tujuan dari tes ini yaitu mengetahui penyebab rasa sakit. 

Kabar baiknya, larutan garam tidak menyebabkan rasa sakit, tapi larutan asam dapat memicu rasa nyeri jika esofagus terluka akibat asam lambung naik

Pada beberapa kasus, pemeriksaan ini dapat menimbulkan rasa tersedak hingga muntah. Namun, efek ini tidak berlangsung lama. 

3. Perawatan setelah prosedur tes Bernstein

Bila Anda didiagnosis memiliki GERD setelah menjalani prosedur, dokter akan meresepkan obat penurun asam lambung. 

Tak hanya itu, Anda sebaiknya memperhatikan hal berikut ini ketika mengatasi GERD.

  • Tidak makan tiga jam sebelum tidur.
  • Mengangkat kepala tempat tidur untuk meredakan gejala GERD.
  • Berhenti merokok.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Membatasi konsumsi alkohol dan minuman berkafein.
  • Menghindari makanan penyebab maag, seperti makanan pedas atau asam.
  • Tidak menggunakan pakaian ketat, terutama di sekitar perut. 

Pada kasus GERD yang parah, Anda mungkin membutuhkan operasi untuk mengencangkan otot sfingter esofagus bagian bawah (LES). 

Operasi ini bertujuan menjaga isi perut agar tidak naik ke kerongkongan dan memicu sejumlah gejala masalah pencernaan tersebut. 

Hasil dari pemeriksaan Bernstein

pemeriksaan tes bernstein

Bila kondisi Anda normal, seharusnya hasil pemeriksaan Bernstein negatif.

Sementara itu, tes positif mengindikasikan bahwa gejala yang dialami kemungkinan besar disebabkan oleh refluks asam lambung alias GERD. 

Selain itu, berikut hasil dari tes Bernstein biasanya dibagi menjadi tiga kondisi. 

  • Tidak mengalami rasa sakit usai menerima salah satu larutan artinya kerongkongan sehat dan tidak mengalami iritasi. 
  • Mengalami rasa sakit setelah dimasukkan larutan asam bisa berarti gejala disebabkan oleh refluks asam. 
  • Rasa sakit yang disebabkan larutan asam dan garam memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab gejala heartburn.

Setelah mengetahui Anda menderita GERD, sebaiknya segera lakukan pengobatan. Pasalnya, GERD yang dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi berupa peradangan pada kerongkongan (esofagitis) hingga barrett’s esophagus, yakni kerusakan pada lapisan jaringan kerongkongan.

Itulah ulasan mengenai tahapan tes Bernstein yang perlu Anda ketahui sebelum menjalani prosedur ini. Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai tes ini, jangan ragu untuk konsultasikan lebih lanjut dengan dokter.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bernstein Test. (2022). UC San Diego Health. Retrieved 05 January 2024, from https://myhealth.ucsd.edu/134,190 

Phillips, M.M. (2022). Bernstein test. Medline Plus. Retrieved 05 January 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/003897.htm 

Gastroesophageal reflux disease (GERD). (2023). Mayo Clinic. Retrieved 05 January 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940

Bernstein Test. (n.d.). Cedars Sinai. Retrieved 05 January 2024, from https://www.cedars-sinai.org/health-library/tests-and-procedures/b/bernstein-test.html 

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). (n.d.). Retrieved 05 January 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/gastroesophageal-reflux-disease-gerd 

Acid Reflux & GERD: What To Know. (2023) Cleveland Clinic. Retrieved 05 January 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17019-acid-reflux-gerd 

Versi Terbaru

09/01/2024

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

Berbagai Risiko Komplikasi GERD yang Paling Sering Muncul dan Perlu Diwaspadai

7 Cara Mengatasi Nyeri Ulu Hati yang Sering Kambuh pada Malam Hari


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 09/01/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan