Ada berbagai pantangan makanan yang tidak disarankan untuk penderita irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar, salah satunya cokelat. Namun, benarkah makan cokelat untuk IBS bisa memperparah gejalanya?
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Ada berbagai pantangan makanan yang tidak disarankan untuk penderita irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar, salah satunya cokelat. Namun, benarkah makan cokelat untuk IBS bisa memperparah gejalanya?
Cokelat batang maupun permen cokelat memang tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita IBS. Pasalnya, kandungan kafein dan gula yang tinggi dalam cokelat bisa memicu timbulnya nyeri perut dan sembelit.
Meski demikian, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Nature neuroscience (2014) menunjukkan cokelat hitam dapat berperan sebagai prebiotik, yaitu komponen dalam makanan yang meningkatkan pertumbuhan bakteri baik pada usus.
Selain itu, prebiotik dipercaya mampu meredakan peradangan pada usus sekaligus memperlancar penyerapan kalsium pada sistem pencernaan.
American Heart Association menjelaskan semakin tinggi kandungan cokelat hitam, umumnya semakin sehat untuk dikonsumsi. Ini karena kandungan cokelat hitam lebih sedikit gula, kafein, dan lemak tidak sehat.
Tingginya kandungan cokelat hitam juga memiliki kandungan flavanol yang tinggi. Flavanol merupakan antioksidan (pencegah kerusakan sel) yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan minuman tertentu.
Para peneliti berpendapat bahwa kandungan flavanol pada cokelat lebih banyak diserap di usus besar daripada di usus kecil.
Oleh karena itu, flavanol yang masuk ke dalam usus besar akan berinteraksi dengan bakteri di dalam usus dan bekerja meredakan peradangan.
Gagasan ini didukung oleh penelitian yang diterbitkan dalam The American journal of clinical nutrition (2011).
Penelitan itu mendapatkan hasil bahwa konsumsi rutin minuman dengan kandungan flavanol cokelat yang tinggi selama empat minggu akan meningkatkan pertumbuhan bakteri terutama Bifidobacteria dan Lactobacillus.
Kedua bakteri ini disinyalir bermanfaat baik bagi tubuh dan kesehatan usus.
Tidak hanya menjaga pertumbuhan bakteri baik, makan cokelat untuk IBS juga diyakini dapat mencegah munculnya bakteri penyebab penyakit yang biasa tumbuh di lapisan usus manusia, seperti bakteri Clostridium.
Meski penelitian menunjukkan cokelat memiliki manfaat untuk kesehatan usus, Anda sebaiknya tetap membatasi konsumsinya guna mencegah munculnya gangguan sistem pencernaan yang lebih parah.
Menurut Monash University dari Australia, batasan makan cokelat untuk penderita IBS yang dianjurkan adalah sebagai berikut.
Anda mungkin perlu meningkatkan kadar cokelat secara bertahap. Mulailah dengan mengonsumsi cokelat hitam dengan kadar 70%, kemudian tingkatkan hingga 85 persen.
Cara ini berguna untuk meningkatkan kadar flavanol pada cokelat serta mengurangi dampak peningkatan asupan gula dan lemak tidak sehat (lemak jenuh).
Anda juga bisa memilih kakao mentah yang murni berasal dari biji kakao tanpa tambahan gula dan lemak susu yang kerap ditemukan dalam produk cokelat pada umumnya.
Namun sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter guna mengetahui apakah Anda diizinkan untuk mengonsumsi cokelat dan seberapa banyak batasan konsumsi yang diperbolehkan.
Pasalnya, penderita bisa memiliki gejala IBS yang berbeda-beda sehingga jenis makanan yang dihindari pun tidak selalu sama.
Hal yang terpenting bagi penderita IBS untuk selalu menerapkan pola makan sehat, seperti mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Tentu saja, Anda tetap perlu menghindari jenis makanan yang bisa memperparah masalah iritasi usus. Pastikan Anda mengingat apa saja makanan pantangan IBS.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar