Diare tidak hanya menyebabkan perut mulas melilit, buang air besar terus-menerus juga dapat menimbulkan luka lecet di anus yang terasa panas dan perih. Lantas, bagaimana cara mengatasi anus luka karena diare?
Berbagai cara mengobati anus luka karena diare
Anus yang luka akibat diare perlu segera diobati agar tidak bertambah parah.
Luka lecet pada dubur rentan mengalami iritasi dan infeksi karena lembap, mudah tertekan, dan gampang terpapar bakteri dari feses.
Mengobati luka di sekitar anus mungkin cukup sulit, tapi coba cara berikut ini agar luka cepat sembuh.
1. Jaga kebersihan anus dan sekitarnya
Karena diare membuat Anda bolak-balik ke kamar mandi, pastikan untuk menjaga kebersihan diri setelah dari kamar mandi.
Bersihkan area anus yang luka dengan sabun lembut yang tidak berpewangi untuk menghindari luka anus semakin perih.
Setelah itu, bilas dengan air bersih dan langsung keringkan dengan menepuk-nepuk perlahan area anus yang lecet.
Jangan biarkan area anus lembap terlalu lama karena membuat iritasi tak kunjung sembuh.
Mengapa saat diare anus terasa perih?
- Terlalu banyak empedu dalam feses.
- Saat diare, penderita biasanya menyeka pantat berlebihan.
- Fisura ani, yaitu robekan atau luka yang timbul karena tekanan pada anus atau saluran cerna, salah satunya akibat BAB.
2. Gunakan krim pelembap
Untuk meredakan rasa perih dari luka di anus karena diare, Anda bisa mengoleskan krim pelembap, seperti petroleum jelly, di sekitar area anus yang teriritasi
Dikutip dari American Academy of Dermatology, petroleum jelly memiliki kemampuan untuk mengatasi kulit kering menjaga luka tetap lembap.
Pasalnya, luka yang mengering membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dan berisiko menjadi luka yang lebih besar dan dalam.
3. Mandi sitz
Salah satu penelitian dalam jurnal Cureus menyebutkan mandi sitz efektif mengatasi fisura ani, yakni robekan pada anus yang bisa disebabkan tekanan saat BAB.
Buang air besar terus karena diare bisa memberikan tekanan pada anus yang menyebabkan robekan ini.
Cara melakukan mandi sitz di rumah cukup mudah. Cukup siapkan baskom atau wadah khusus yang bisa ditempatkan di toilet. Tambahkan air hangat kemudian tambahkan garam epsom atau baking soda.
Duduk di dalam baskom sehingga area anus dan genital terendam air selama 15 – 20 menit. Setelah selesai, keringkan area pantat dengan lembut.
4. Penuhi kebutuhan cairan
Ketika Anda mengalami diare, tubuh bisa dengan mudah kehilangan cairan dalam jumlah banyak.
Kekurangan cairan membuat kulit, termasuk di area dubur, mudah kering dan lecet, apalagi jika terus mengedan selama diare.
Oleh karena itu, selalu penuhi kebutuhan cairan harian Anda saat diare. Caranya bisa dengan mengonsumsi air putih, air kelapa, atau oralit.
Hindari minuman yang membuat Anda semakin kekurangan cairan, seperti kopi, teh, atau minuman berkafein lainnya.
5. Hindari duduk terlalu lama
Duduk terlalu lama dapat memberi tekanan pada area anus sehingga luka yang muncul karena diare makin parah.
Ketika duduk, kulit yang terluka akan bergesekkan dengan permukaan kursi.
Bila memang pekerjaan sehari-hari mengharuskan Anda untuk duduk seharian, Anda bisa mengurangi tekanan dengan menggunakan bantalan kursi yang berbentuk donat.
Hindari juga duduk terus-menerus dalam waktu lama. Cobalah berjalan-jalan atau melakukan peregangan setiap 30 menit sekali agar pantat tidak terus-menerus tertekan.