Anak hiperaktif erat sekali kaitannya dengan “anak yang tidak bisa diam” dan “si tak kenal lelah”. Bagi orangtua, membesarkan dan merawat anak hiperaktif memang menguras tenaga dan pikiran. Meski begitu, ada beberapa cara mengatasi anak hiperaktif yang bisa Anda lakukan untuk membantu menenangkan perilakunya.
Berbagai cara mengatasi anak hiperaktif
Anak yang hiperaktif biasanya susah untuk memusatkan perhatian, beraktivitas fisik yang berlebihan, dan bereaksi cepat tanpa pikir panjang.
Hiperaktif dan ADHD merupakan dua kondisi yang berbeda. Namun, hiperaktif merupakan salah satu perilaku yang mungkin dimiliki anak dengan attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).
Jika tidak terkontrol dengan baik, perilaku hiperaktif dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sebab, anak mungkin tidak bisa memperkirakan dampak akibat dari perilakunya.
Memiliki anak yang kelewat hiperaktif mungkin membuat Anda bingung dan kewalahan. Berikut adalah beberapa cara mengatasi atau terapi anak hiperaktif di rumah agar lebih tenang dan fokus.
1. Jauhkan dari gangguan
Hal-hal kecil yang mungkin tidak Anda sadari dapat mengalihkan perhatian dan mengganggu konsentrasi anak hiperaktif.
Ini karena anak yang hiperaktif cenderung lebih sulit untuk fokus dan berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya.
Itu sebabnya, sebagai salah satu cara menghadapi anak hiperaktif di rumah, penting bagi Anda untuk mengatur suasana nyaman di sekitarnya.
Hal ini terutama bisa dilakukan saat anak Anda sedang mengerjakan PR atau bahkan belajar untuk persiapan ujian.
Jangan memaksa anak untuk duduk tenang karena hal ini justru akan membuat ia semakin gelisah. Namun, mengurangi gangguan di sekitarnya akan membantunya lebih fokus.
Misalnya, bantu si Kecil lebih fokus dengan menempatkannya jauh dari area pintu, jendela, dan segala hal yang jadi sumber kebisingan.
2. Atur pola hidup yang terstruktur
Anak hiperaktif membutuhkan perintah yang jelas dan sebuah pola terstruktur untuk diikuti. Pasalnya, anak hiperaktif cenderung lebih cepat cemas saat ia tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Oleh karena itu, sebagai cara mengatasi anak hiperaktif, coba buat rutinitas yang sederhana dan terjadwal di lingkungan rumah Anda.
Ambil contohnya, Anda bisa menentukan kapan waktunya untuk makan, gosok gigi, belajar, bermain, dan bahkan tidur.
Dilansir dari UCHealth, Anda juga bisa mencoba membagi waktu anak saat mengerjakan setiap kegiatan.
Misalnya, minta anak untuk tetap fokus selama sekitar 5—15 menit, lalu biarkan anak istirahat selama 5 menit.
Namun, Anda tetap harus memanfaatkan waktu istirahat tersebut dengan baik dan hindari penggunaan gawai.
Dengan rutinitas yang terencana, otak si Kecil akan belajar menerima sesuatu yang lebih terstruktur sehingga diharapkan ini akan membuatnya lebih tenang dan fokus untuk melakukan sesuatu.
3. Membuat peraturan yang jelas dan konsisten
Beberapa orangtua memang memiliki caranya sendiri untuk mendidik anak. Ada yang mungkin menetapkan banyak peraturan, tetapi ada pula yang lebih santai.
Sayangnya, anak hiperaktif tidak bisa dididik dengan cara yang santai. Mereka umumnya membutuhkan peraturan yang jelas dan konsisten.
Itu sebabnya, penting untuk menerapkan disiplin positif dan sederhana sebagai terapi untuk anak hiperaktif di rumah.
Anda bisa coba berlakukan sistem hukuman dan hadiah untuk anak. Berikan pujian ketika si Kecil memahami dan menuruti peraturan serta perintah yang Anda berikan.
Tunjukkanlah bagaimana perilaku baiknya tersebut mengarah pada hasil yang positif. Namun, ketika anak melanggar aturan tersebut, jangan lupa berikan konsekuensi dengan alasan yang jelas.
Meski awalnya tidak mungkin, lakukan cara mengatasi anak hiperaktif ini secara konsisten dan dengan sabar.
4. Sabar
Perilaku anak-anak, termasuk anak hiperaktif, mungkin kerap membuat Anda kesal.
Ia bisa menunjukkan perasaan dengan sangat jelas dan gamblang, entah itu kegembiraan atau ledakan kemarahan secara tiba-tiba saat suasana hatinya memburuk.
Meski begitu, Anda disarankan untuk tetap tenang dan sabar. Hindari membentak anak dan memberikan hukuman fisik padanya, misalnya memukul anak.
Ingat, Anda ingin mengajarkan anak untuk lebih tenang dan tidak agresif, sedangkan kedua hal tersebut justru akan membuat kemarahan si Kecil semakin tidak terkendali.
Anda dapat menenangkan anak dengan mengajarkan teknik pernapasan sederhana, yaitu mengambil napas dalam-dalam lalu mengembuskan secara perlahan selama beberapa kali sampai ia merasa tenang.
5. Perhatikan makanan yang dikonsumsi
Beberapa orang beranggapan jika konsumsi gula berlebih akan menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Padahal, tidak demikian.
Sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan gula bisa menyebabkan seseorang jadi hiperaktif. Meski begitu, konsumsi gula memang sedikit banyak bisa memengaruhi perilaku seseorang.
Inilah mengapa saat mendamping anak hiperaktif, Anda perlu memperhatikan apa pun yang dikonsumsinya.
Gula merupakan karbohidrat sederhana yang mudah diserap oleh tubuh tetapi bisa membuat peningkatan dan penurunan kadar darah dalam tubuh dengan cepat.
Pada anak, penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba ini dapat mengakibatkan ia menjadi rewel karena tubuh seolah-olah kekurangan energi dan sel-sel tubuh kelaparan.
Hal inilah yang justru membuat perilaku dan suasana hati si Kecil menjadi tidak stabil. Itulah mengapa penting bagi Anda untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-sehari.
Penuhi asupan nutrisinya dengan gizi yang seimbang dari buah dan sayuran. Selain itu, hindari pula makanan olahan pada anak.
6. Cukupi waktu tidurnya
Melansir dari Help Guide, tidur yang cukup dan berkualitas memiliki dampak besar dalam mengurangi gejala ADHD pada anak, termasuk anak yang hiperaktif.
Namun, anak ADHD sering kali mengalami masalah tidur di malam hari.
Oleh karena itu, Anda bisa menerapkan beberapa tips untuk membantu anak hiperaktif tidur lebih baik.
Tips ini di antaranya menetapkan waktu tidur yang teratur, menghindari kebisingan dengan menggunakan mesin suara atau kipas, dan membatasi aktivitas fisik di malam hari.
Tidur yang cukup dapat meningkatkan konsentrasi dan mengurangi hiperaktivitas pada anak dengan ADHD.
7. Aktivitas fisik yang terstruktur
Olahraga adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menghadapi anak hiperaktif.
Aktivitas fisik dapat meningkatkan kadar dopamin, norepinefrin, dan serotonin di otak, yang dapat memperbaiki fokus dan perhatian anak.
Aktivitas yang memerlukan perhatian terhadap gerakan tubuh, seperti menari, senam, seni bela diri, yoga, gulat, dan skateboarding, sangat bermanfaat bagi anak hiperaktif.
Olahraga tim juga bisa menjadi pilihan yang baik karena elemen sosialnya dapat menjaga minat anak.
Aktivitas fisik ini dapat mengurangi gejala hiperaktif, meningkatkan mood, dan membantu anak belajar disiplin.
Kesimpulan
- Jauhkan dari gangguan.
- Atur pola hidup yang terstruktur.
- Membuat peraturan yang jelas dan konsisten.
- Sabar.
- Perhatikan makanan yang dikonsumsi.
- Cukupi waktu tidurnya.
- Aktivitas fisik yang terstruktur.
[embed-health-tool-vaccination-tool]