backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Ibu Menyusui Boleh Minum Teh Hijau, Asalkan...

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    Ibu Menyusui Boleh Minum Teh Hijau, Asalkan...

    Teh hijau sudah dipercaya sejak ratusan tahun memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan. Namun, tidak semua orang mendapati hal yang sama, termasuk ibu menyusui. Jika teh hijau dikonsumsi untuk ibu menyusui, apakah manfaatnya masih sama atau justru terdapat efek sampingnya?

    Efek samping teh hijau untuk ibu menyusui

    manfaat minum teh hijau

    Seorang ibu yang masih dalam proses menyusui tentu harus memperhatikan pola makan mereka, mengingat kualitas makanan dan minuman akan memengaruhi air susu yang dihasilkan. 

    Salah satu jenis minuman yang sudah sering didengar dan dihindari oleh ibu menyusui adalah kafein. Jenis minuman berkafein tidak sebatas kopi saja, melainkan juga meliputi teh, termasuk teh hijau. 

    Seperti yang dilansir dari laman Drugs, teh hijau termasuk teh yang mengandung kafein, polifenol, dan tanin. 

    Menurut sebuah artikel dari National Library of Medicine, rasa cemas dan gangguan tidur telah terjadi pada beberapa bayi dari ibu yang mengonsumsi kafein yang cukup tinggi. 

    Bahkan, dengan memberikan teh secara langsung kepada bayi ternyata bisa mengganggu proses penyerapan zat besi.

    Hal ini dikarenakan kafein bisa berada di tubuh seseorang 5-20 jam. Terlebih lagi, durasi tersebut bisa lebih lama bila dipengaruhi oleh obat-obatan, tingginya lemak tubuh, dan gangguan kesehatan lainnya. 

    Walaupun demikian, bukan berarti teh hijau tidak bisa dikonsumsi untuk ibu menyusui. Hanya saja, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu batas dosis aman untuk mengonsumsi teh hijau. 

    Batas dosis aman teh hijau untuk ibu menyusui

    khasiat teh hijau untuk rematik

    Normalnya, kafein masih bisa dikonsumsi oleh ibu menyusui, tetapi tentu saja harus ada batas amannya. Hal ini bertujuan agar efek samping teh hijau untuk ibu yang menyusui tidak memengaruhi kesehatan bayi mereka. 

    Maka itu, para ibu menyusui tidak direkomendasikan minum minuman berkafein lebih dari 300 mg per hari. Artinya, Anda masih dapat minum teh hijau, tetapi disarankan untuk mengonsumsinya 1-3 cangkir per hari saja. 

    Menurut American Academy of Pediatrics, umumnya ASI hanya mengandung kurang dari 1% kafein yang sudah dicerna oleh ibu. Jika Anda tidak minum lebih dari tiga cangkir teh hijau pada hari itu, kemungkinan besar hanya akan ada sedikit hingga tidak ada kafein sama sekali pada urin bayi. 

    Meskipun demikian, proses metabolisme setiap orang akan berbeda. Mungkin bagi beberapa orang tingkat toleransi kafein mereka jauh lebih tinggi dibandingkan Anda dan hal ini juga memengaruhi bayi mereka. 

    Maka itu, sangat dianjurkan untuk melihat berapa banyak cangkir teh hijau yang sudah Anda konsumsi selama menyusui. Jangan lupa untuk melihat apakah terdapat perubahan pada bayi Anda ketika Anda minum teh hijau. 

    Alternatif teh hijau untuk ibu menyusui

    teh putih

    Sebenarnya, teh hijau masih bisa dikonsumsi untuk ibu menyusui. Namun, jika Anda khawatir kandungan kafein pada teh hijau bisa berdampak buruk pada bayi Anda, ada baiknya untuk mencari pilihan lain. 

    Misalnya, Anda bisa memilih teh yang kandungan kafeinnya rendah atau tidak ada sama sekali, seperti teh hitam. 

    Selain itu, ada beberapa jenis teh lainnya yang kandungan kafeinnya jauh lebih rendah dibandingkan teh hijau, seperti:

    • Teh putih
    • Chamomile
    • Teh jahe
    • Teh peppermint

    Intinya, teh hijau masih terbilang aman untuk dikonsumsi ibu hamil, tetapi dalam batas yang wajar, yaitu satu sampai tiga cangkir per hari. Jika Anda termasuk pecinta kafein, mungkin sebaiknya mulai mengurangi asupannya dari sekarang agar tidak memengaruhi kesehatan bayi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan