Saat memasuki masa puber, banyak perubahan yang terjadi pada tubuh dan perilaku anak. Pada anak laki-laki, perubahan yang terlihat adalah suara yang menjadi lebih berat. Lantas, apa penyebab suara anak laki-laki berubah saat puber? Ini penjelasannya.
Usia berapa suara anak laki-laki berubah?
Pubertas merupakan suatu tahap perkembangan seorang anak menjadi dewasa secara fisik. Pada anak perempuan dan laki-laki, pubertas memiliki waktu berbeda.
Biasanya, pubertas anak perempuan terjadi pada usia 8—13 tahun dan anak laki-laki saat usia 9—14 tahun.
Untuk mencapai fisiknya yang dewasa, anak laki-laki dan perempuan akan mengalami perubahan fisik pada masa tersebut.
Suara anak laki-laki umumnya mulai berubah saat mereka memasuki masa pubertas ini, yang biasanya terjadi antara usia 11—16 tahun. Proses ini disebut dengan perubahan suara (pubertas vokal).
Pada masa ini, laring dan pita suara anak laki-laki mengalami pertumbuhan dan pematangan yang signifikan, menyebabkan perubahan dalam karakteristik vokal mereka.
Suara yang sebelumnya tinggi dan lembut dapat menjadi lebih dalam, berat, dan sering kali kasar.
Suara yang berubah ini adalah salah satu dari banyak perubahan fisik yang terjadi selama masa puber pada remaja laki-laki.
Penyebab suara berubah saat puber pada anak laki-laki
Ciri-ciri pubertas anak laki-laki dan perempuan tentu berbeda. Pada masa pubertas, tubuh laki-laki mulai memproduksi banyak hormon testosteron.
Lalu, apa pengaruhnya dengan perubahan suara pada anak laki-laki? Berikut penjelasan tentang penyebab suara anak laki-laki yang berubah saat puber.
1. Laring menebal
Mengingat hormon testosteron meningkat saat puber, apakah ini berpengaruh pada suara yang menjadi lebih berat? Ya, benar.
Mengutip dari Kids Health, hormon testosteron membuat laring laki-laki tumbuh besar saat remaja. Laring bertanggung jawab untuk memproduksi suara.
Laring terletak di tenggorokan bagian atas trakea atau tenggorokan. Bentuknya seperti tabung hampa udara dengan tinggi sekitar 5 cm.
Di dalam laring, terdapat pita suara yang akan melemas saat seseorang bernapas. Saat dinding laring melemas, udara akan masuk dan keluar dari paru-paru.
Ketika berbicara, pita suara berdekatan dengan membentang di pangkal tenggorokan. Udara dari paru-paru kemudian keluar di antara pita suara dan membuat getaran sehingga membentuk nada suara.
Mengingat laring laki-laki semakin tumbuh besar saat puber, pita suara akan tumbuh lebih panjang dan tebal. Ini menjadi penyebab suara berubah jadi lebih berat saat puber.
Saat laring membesar, akan ada tonjolan di bagian depan tenggorokan, itu adalah jakun. Pada anak perempuan, laring juga tumbuh besar tetapi tidak sebanyak anak laki-laki.
2. Pertumbuhan tulang wajah
Selama masa puber, kondisi tulang wajah anak laki-laki akan bertumbuh dan berpengaruh pada suara yang berubah.
Rongga dalam sinus, hidung, dan bagian belakang tenggorokan juga tumbuh lebih besar.
Ini menciptakan lebih banyak ruang di wajah, sehingga lebih banyak ruang pula bagi suara untuk bergema.
Semua faktor ini jadi penyebab kenapa suara berubah saat puber terjadi pada remaja laki-laki.
Kalau diibaratkan, perubahan suara laki-laki saat puber seperti sebuah gitar. Ketika seseorang memetik senar tipis, getaran akan menghasilkan nada tinggi.
Sementara itu, saat memetik senar tebal, kedengarannya jauh lebih dalam ketika bergetar.
Sebelum mengalami pertumbuhan, laring laki-laki relatif kecil dan pita suara relatif tipis. Jadi suara anak laki-laki akan tinggi.
Namun, saat tulang, tulang rawan, dan pita suara tumbuh, suara akan mulai terdengar seperti orang dewasa.
Perubahan lainnya pada anak laki-laki saat puber
Selain suara yang berubah, puber juga menjadi penyebab dari perubahan lain pada tubuh anak laki-laki.
Berikut dua perubahan lain pada anak laki-laki yang sedang pubertas.
1. Ukuran testis dan penis membesar
Tidak ada waktu yang pasti kapan ukuran testikel dan penis anak membesar. Bertambahnya ukuran penis bisa terjadi sejak usia 9 tahun atau lebih dewasa.
Ada juga sebagian remaja usia 15 tahun yang masih belum mengalaminya. Namun, jangan khawatir karena biasanya kondisi semacam itu masih normal.
Setiap anak bisa mengalami perkembangan fisik yang berbeda-beda, baik usia perubahan maupun ukurannya.
Selain itu, tidak perlu khawatir bila terdapat sedikit perbedaan ukuran testis pada satu anak dengan anak yang lainnya karena kondisi tersebut sangat normal.
2. Mimpi basah
Selain suara berubah, perubahan saat puber lainnya yang terjadi pada anak laki-laki, yaitu mimpi basah atau ejakulasi ketika anak tidur.
Penis dapat mengalami ereksi atau menegang karena penuh oleh darah dan juga bisa mengeluarkan air mani. Hal ini terjadi karena meningkatnya hormon testosteron.
Orangtua perlu menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang mimpi basah pada anak laki-laki.
Kalau anak Anda melaporkan ia mengalami mimpi basah, minta ia untuk rutin memeriksa dengan meraba penis dan testikel setelah mandi.
Ini untuk mengetahui bentuk normal penis dan testikel, apakah terdapat benjolan atau tidak.
Bila terasa ada benjolan, perubahan warna pada testikel, atau terasa nyeri, tidak perlu malu untuk memeriksakan diri ke dokter.