Remaja merupakan individu yang paling banyak mengalami perubahan, baik secara anatomi, fisiologi, atau psikologis. Tak heran, banyak anak remaja yang masih dalam masa transisi ini cenderung labil hingga mengalami stres. Sebagai orangtua, Anda harus mengetahui cara mengatasi stres pada remaja agar segera dapat penanganan tepat dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan.
Apa penyebab stres pada remaja?
Bukan hanya anak remaja, setiap orang pasti pernah mengalami stres. Namun, pada beberapa kondisi, stres bukan suatu masalah yang serius atau masih bisa dilakukan cara untuk mengatasi itu.
Pasalnya, stres merupakan bagian dari kehidupan seseorang dan sebagai respons terhadap tantangan, tekanan, atau peristiwa eksternal lain.
Meski demikian, terdapat banyak situasi yang dapat menyebabkan stres dalam kalangan pelajar, di antaranya.
- Tuntutan dan frustrasi sekolah.
- Pikiran dan perasaan negatif tentang diri mereka sendiri atau tidak percaya diri.
- Masalah dengan teman di sekolah.
- Merasa lingkungan tempat tinggal atau di rumah yang tidak nyaman.
- Perceraian orangtua atau broken home.
- Penyakit kronis atau masalah berat dalam keluarga.
- Perubahan pada tubuh.
- Masalah keuangan keluarga.
- Kematian orang yang dicintai.
- Pindah sekolah.
- Melakukan terlalu banyak aktivitas atau memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi.
Ketika menghadapi situasi tersebut, biasanya tubuh akan memberikan respons fight-or-flight.
Dalam hall ini meliputi detak jantung dan pernapasan yang lebih cepat, gangguan pola makan, tangan dan kaki dingin atau lembap, hingga muncul sakit perut atau rasa takut.
Cara mengatasi stres pada remaja
Kenyataannya, hidup sering kali membuat seseorang stres termasuk di kalangan pelajar.
Bukan hanya hal-hal besar yang bisa menyebabkan stres, tetapi kesibukan, tuntutan dari sekolah, dan tekanan hidup sehari-hari juga dapat menyebabkan stres.
Namun, stres tidak sepenuhnya di artikan sebagai sesuatu yang negatif. Terkadang, gelombang kecil stres dalam kehidupan bisa menjadi hal yang positif.
Ini dapat membantu anak Anda merespons dengan baik, seperti saat berada di bawah tekanan, menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu, memotivasinya untuk belajar, merencanakan, dan mempersiapkan diri.
Kendati begitu, sering kali anak remaja yang masih dalam fase pencarian jati diri atau krisis identitas ini kesulitan untuk mengelola stres dengan baik.
Oleh karena itu, orangtua disarankan untuk melakukan beberapa cara di bawah ini untuk membantu mengatasi stres pada remaja.
1. Ketahui apa penyebab stres pada remaja
Bantulah anak remaja Anda untuk menuliskan semua hal yang menyebabkan ia stres. Tanyakan juga perasaan anak Anda terhadap hal-hal yang menurutnya itu membuat stres.
Dengan mengetahui apa yang menyebabkan anak stres, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk ikut membantu mengatasinya.
Ingatlah bahwa hal-hal kecil juga bisa memicu stres. Ini juga bisa muncul karena terlalu banyak hal yang harus dilakukan.
2. Selalu berikan dukungan
Jika mengetahui anak remaja Anda sedang mengalami stres, beri tahu mereka bila orangtua akan selalu memerhatikan dan mendukungnya.
Melansir situs Raising Children, disebutkan jika kehadiran orangtua dengan kehangatan dan kasih sayang sebagai salah satu cara penting mengatasi stres pada anak remaja.
Cara itu juga dilakukan untuk membantu anak Anda bersikap lebih baik terhadap dirinya sendiri.
Apabila anak Anda memperlakukan diri sendiri dengan kasih sayang, hal itu dapat mengurangi efek stres dan membuatnya agar bisa ‘bangkit kembali’ setelah melalui masa-masa stres yang sulit.
3. Berikan kesempatan untuk mengatasi stres
Wajar jika orangtua akan melakukan berbagai cara untuk membantu mengatasi stres pada anak remaja mereka.
Namun, American Psychological Association menyarankan untuk tidak terlalu terlibat dalam setiap permasalahan kecil yang terjadi pada anak.
Sebab, kondisi tersebut justru akan membuat anak-anak tidak memiliki kesempatan untuk belajar keterampilan koping atau mengendalikan emosi dengan baik dan sehat.
Biarkan anak remaja mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri yang membuat ia stres, tapi pastikan jika Anda tetap memerhatikan dan memberikan dukungan.
Hal itu akan menumbuhkan kembali rasa kepercayaan diri anak sehingga ia mampu mengatasi rasa stres yang tengah dialami.
4. Fokus pada hal positif
Anak remaja memang cenderung labih dan mudah terperangkap dalam pemikiran yang negatif. Mintalah anak Anda untuk fokus kepada hal-hal positif daripada membicarakan sesuatu yang negatif.
Mengajari anak untuk membingkai pikiran positif akan membantu mereka untuk mengatasi hal-hal yang membuatnya stres.
5. Tetapkan batasan untuk mengakses media sosial
Anak remaja saat ini banyak menghabiskan waktu untuk bermain handphone dan menggunakan media sosial.
Pasalnya, tak jarang konten di media sosial dapat memicu stres. Misalnya, anak merasa memiliki kewajiban untuk segera menanggapi komentar atau postingan temannya karena takut marah atau ia mengalami cyberbullying.
Dalam hal ini, orangtua dapat membantu mengatasi anak remaja agar tidak stres cara mengajari mereka untuk menjadi konsumen digital yang cerdas dan dengan membatasi screen time.
6. Alihkan pikiran dengan hal yang menyenangkan
Stres dapat membuat anak Anda mengalami kelelahan, baik secara mental maupun fisik.
Jika begitu, Anda dapat meminta anak remaja Anda untuk istirahat sejenak dan mengalihkan pikiran dari hal-hal yang membuatnya stres.
Misalnya, mengajak anak Anda jalan-jalan, ngobrol atau bercanda sambil ngemil, karaoke keluarga, atau menonton film bersama.
Selain dapat mengatasi stres, cara ini mungkin membuat anak Anda rileks dan menemukan kekuatan untuk mengatasi masalah mereka di kemudian hari.
Dengan menggunakan beberapa cara di atas, harapannya anak remaja Anda dapat mulai mengelola atau mengatasi stres yang dialaminya.
Namun, jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda stres yang berlebihan hingga memengaruhi prestasinya di sekolah, maka segera konsultasikan dengan psikiater atau ahli kesehatan mental profesional lainnya untuk mendapatkan bantuan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]