backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Ini Pentingnya Menonton Film Sesuai Rating Usia

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 20 jam lalu

Ini Pentingnya Menonton Film Sesuai Rating Usia

Bukan hanya mewaspadai kebiasaan menonton TV terlalu dekat, penting juga bagi orangtua untuk memastikan rating usia sebelum mengajak si Kecil nonton film di bioskop atau televisi.

Anda harus betul-betul memilih tontonan yang memiliki pengaruh positif pada tumbuh kembang si Kecil dan menghindari konten dengan dampak negatif.

Apalagi, anak-anak mudah dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat maupun dengar. Nah, agar lebih paham tentang rating usia film yang tepat untuk anak, simak ulasannya berikut ini.

Pengelompokan rating film berdasarkan usia

Setiap film diproduksi untuk dipasarkan sesuai target pasarnya masing-masing, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Supaya tidak salah pilih film untuk anak, Anda harus tahu dan memahami dulu perbedaan antara setiap rating film berdasarkan usia.

Dulu, penggolongan rating film di bioskop terbagi menjadi tiga dengan arti batas usia yang berbeda-beda, yaitu “Semua Umur (SU)”, “Remaja (R)”, dan “Dewasa (D)”.

Namun, sejak keluarnya Permendikbud RI No. 14 Tahun 2019 tentang Penggolongan Usia Penonton, tepatnya di bab III pasal 17, klasifikasinya berubah lebih rinci menjadi sebagai berikut.

  • Semua Umur (SU), tapi konten film harus ramah anak.
  • R13: minimal usia saat menonton film ini 13 tahun atau lebih.
  • D17: minimal usia saat menonton film ini 17 tahun atau lebih.
  • D21: minimal usia saat menonton film ini 21 tahun atau lebih.

Nah, jika Anda lebih jeli lagi, rating film luar negeri sedikit berbeda dari film lokal Indonesia.

Di Amerika, penggolongan rating film berdasarkan umur terbagi menjadi lima kategori, seperti berikut.

  • G (General Audiences) atau setara dengan “SU”.
  • PG (Parental Guidance) mengandung konten atau unsur yang mungkin tidak cocok ditonton anak kecil sehingga butuh pengawasan orang dewasa.
  • PG-13 (Parental Guidance under 13) mengandung konten atau unsur yang mungkin tidak cocok ditonton sendirian oleh anak yang beranjak ABG, sehingga butuh pengawasan orang dewasa.
  • R (Restricted) artinya penonton di bawah usia 17 tahun wajib didampingi oleh orang dewasa atau orangtua.
  • NC-17 adalah film-film KHUSUS remaja 18 tahun ke atas dan orang dewasa. Remaja di bawah 17 tahun dan anak kecil dilarang menonton.
  • Sebelum nonton film di bioskop, Anda dapat melihat batas rating usia film yang tercantum di posternya atau pada layar peringatan LSF di awal pertunjukan.

    Anda juga bisa bertanya pada petugas bioskop untuk lebih jelasnya. Ketika membeli DVD, cek kategori film itu di sampul depan atau belakang kemasannya.

    Perhatikan juga rating usia ini jika Anda atau anak Anda akan menonton film lewat aplikasi khusus melalui HP atau ponsel Anda.

    Rating siaran TV berdasarkan usia

    anak menonton film horor, rating usia film

    Menurut Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (PKPI) dalam Pasal 33 PKPI 02 tahun 2012, siaran TV di Indonesia terbagi dalam lima klasifikasi usia penonton, yaitu sebagai berikut.

    • SU (semua kalangan di atas usia 2 tahun).
    • P (anak usia prasekolah usia 2—6 tahun).
    • A (anak usia 7—12 tahun).
    • R (remaja usia 13—17 tahun).
    • D (remaja 18 tahun ke atas dan orang dewasa).

    Anda bisa menemukan klasifikasi SU dan rating usia lainnya pada siaran layar kaca tersebut di sudut kanan atau kiri atas layar kaca Anda.

    Kenapa anak harus menonton film sesuai rating usia?

    Film dan siaran televisi diibaratkan seperti dua sisi koin yang berseberangan. Keduanya bisa jadi sarana edukasi untuk menambah wawasan anak.

    Namun, di sisi lain, anak menonton TV dan layar lebar bisa juga membawa dampak buruk pada kehidupannya, terutama jika orangtua tidak cukup bijak dalam memilah-milih konten yang sesuai dengan umurnya.

    Terlebih, acara televisi maupun film yang kategorinya remaja atau dewasa cenderung sarat adegan-adegan yang tidak patut ditonton anak-anak.

    Mulai dari adegan kekerasan seperti tawuran, perilaku menyimpang seperti memakai narkoba dan minum miras, bahasa yang kasar, pornografi, atau konflik lainnya.

    Anak-anak belajar dengan cara meniru. Nah, jika ia melihat adegan perkelahian dari film yang ditontonnya, kemungkinan besar ia akan mengikuti hal tersebut.

    Apalagi perkembangan otak anak belum sempurna, sehingga anak masih belum paham mana hal yang baik dan buruk.

    Studi di National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism melaporkan bahwa anak kecil di bawah umur yang terbiasa menonton film kategori remaja cenderung lebih mungkin dan lebih cepat untuk mencoba-coba minum alkohol, merokok, dan seks bebas.

    Selain itu, film fiksi sering digambarkan melebih-lebihkan kenyataan.

    Anak yang menonton film tidak sesuai dengan rating usia akan menanamkan ekspektasi berlebihan dan gambaran buruk pada diri anak tentang kehidupan nyata.

    Tentu saja, hal itu merupakan pengaruh negatif yang mungkin akan menimbulkan trauma, seperti ketakutan, kecemasan, atau mimpi buruk.

    Tips bagi orangtua memilih tontonan yang baik untuk anak

    mengurangi waktu anak menonton tv

    Supaya dampak buruk dari film atau acara televisi tidak terjadi pada anak Anda, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk memilih tontonan yang baik untuk anak.

    • Pilih tontonan dengan rating usia yang sesuai usia anak.
    • Perhatikan definisi dan deskripsi tontonan, baik itu kategori, genre, maupun alur ceritanya.
    • Cari tahu lebih dulu bagaimana penilaian orang lain terhadap tontonan tersebut.
    • Pilih tontonan yang mengandung nilai-nilai edukatif.
    • Pilih tontonan yang bervariasi dan dapat merangsang kreativitas anak, seperti acara seni dan kerajinan, musik, atau eksperimen sains sederhana.
    • Setelah Anda memutuskan film mana yang akan ditonton, selanjutnya bicarakan tentang nilai-nilai dalam film tersebut dengan anak-anak.

      Diskusikan tentang konten positif yang ingin Anda berikan sebagai contoh kepada mereka.

      Komunikasikan juga tentang konten negatif dan bagaimana hal itu bertentangan dengan apa yang diyakini atau dihargai dalam keluarga Anda.

      Selain film, Anda bisa menonton pertunjukan musik atau teater untuk meningkatkan komunikasi dengan anak.

      Kesimpulan

      Rating usia menjadi sebuah pedoman bagi orangtua untuk membantu memutuskan film mana yang sesuai dengan batas usia anak-anaknya. Berdasarkan peraturan terbaru, rating usia film di Indonesia terbagi menjadi SU, R13, D17, dan D21. Penting bagi orangtua untuk mengikuti pedoman tersebut dalam menentukan tontonan yang baik untuk anak demi mendukung tumbuh kembangnya.

      Catatan

      Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



      Ditinjau secara medis oleh

      dr. Carla Pramudita Susanto

      General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


      Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 20 jam lalu

      ad iconIklan

      Apakah artikel ini membantu?

      ad iconIklan
      ad iconIklan