Kami tinggal di sebuah desa di Kabupaten Jepara. Pengetahuan saya tentang tumbuh kembang anak cukup terbatas dan saya sama sekali belum tahu apa itu autisme pada saat itu. Maka saya lebih banyak mengikuti saran keluarga dan kerabat yang menilai bahwa ada yang salah dengan Sena.
Pengobatan yang dianjurkan lebih banyak merupakan pengobatan alternatif. Karena ketidaktahuan saya, semua anjuran itu saya ikuti satu per satu.
Saya pernah mencoba pergi ke tukang terapi pijat tradisional. Bapak terapis di sana berkata bahwa ada penyumbatan saraf pada Sena yang perlu diperbaiki. Berkali-kali saya datang membawa anak saya, namun tak kunjung ada perkembangan apapun pada Sena.
Saya kemudian disarankan datang ke tempat pengobatan alternatif di Kota Magelang. Jarak tempat tersebut dari rumah saya sekitar 3 jam berkendara dengan mobil. Setibanya di sana, ahli pengobatan di tempat itu berkata bahwa ada ketidakseimbangan antara otak kiri dan otak kanan Sena.
Pulang dari sana kami membawa ramuan-ramuan yang tak saya ketahui apa saja komposisi dan manfaatnya. Namun demi bisa mengobati Sena, maka saya tetap memberikan ramuan tersebut sesuai anjuran.
Bukan sekali dua kali saya mendatangi pengobatan alternatif. Beberapa tempat lain hanya memberi saya air putih yang sudah dijampi-jampi. Mereka berkata bahwa “ada yang nempel” di tubuh anak saya.
Saya tak banyak bertanya lebih lanjut, terutama soal penyebabnya. Saya tak mau mendengar bahwa anak saya kena jin dan sebagainya. Saya hanya langsung minta agar anak saya diobati.
Tapi kabar bahwa anak saya ditempeli jin menyebar dan menjadi selentingan yang kerap saya dengar. Adanya dua kuburan keramat di dekat rumah kami seringkali dikait-kaitkan dengan kondisi Sena yang berbeda dari anak-anak lain.
Pertama kali ke psikolog

Selain perilakunya berbeda dari anak kebanyakan, Sena kecil rentan sakit. Makan permen 2-3 butir saja bisa membuatnya diare. Jika ia makan kerupuk, Sena akan batuk bahkan demam sepanjang malam.
Setiap kali sakit, saya bawa Sena ke klinik dokter umum langganan terdekat. Tapi saya hanya membawa Sena jika sakit saja. Tak pernah sekali pun saya berkonsultasi terkait kondisi tumbuh kembang anak saya itu. Namun, kemudian dokter tersebut menyodorkan brosur informasi soal pengobatan anak autisme.
Saya pun mengikut anjurannya dan membawa Sena Rumah Sakit Umum RA Kartini Jepara. Di sana Sena dirujuk ke psikolog, dokter spesialis anak, dan dokter spesialis saraf. Setelah selesai asesmen dan pemeriksaan, Sena dianjurkan untuk rutin melakukan terapi untuk Autism spectrum disorder dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar