backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Bayi Usia 6 Bulan Susah BAB, Ini Penyebab dan Solusinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 31/08/2023

Bayi Usia 6 Bulan Susah BAB, Ini Penyebab dan Solusinya

Sembelit atau konstipasi bisa dialami oleh semua kalangan, termasuk bayi. Pada banyak kasus, susah buang air besar (BAB) pada bayi sering dialami saat peralihan ke makanan pendamping ASI (MPASI), yaitu di usia 6 bulan.

Namun, ada beberapa faktor lain yang jadi penyebab si Kecil susah BAB. Berikut penjelasan lengkap seputar susah BAB pada bayi, dari gejala, penyebab, sampai cara mengatasi.

Tanda dan gejala bayi 6 bulan susah BAB

Mengutip dari Nationwide Children’s, sembelit atau konstipasi pada bayi usia di bawah satu tahun adalah hal yang umum terjadi. 

Untuk menilai apakah bayi mengalami sembelit, Ibu perlu memperhatikan apakah pola buang air besarnya berubah.

Ada beberapa tanda umum yang bisa Ibu ketahui jika bayi mengalami sembelit, yaitu sebagai berikut.

  • Frekuensi BAB tidak seperti biasanya, hanya satu atau tiga hari sekali.
  • Mengejan saat BAB dan butuh waktu 10 menit untuk mengeluarkannya.
  • Lebih rewel dari biasanya.
  • Feses bayi keras dan kering seperti kerikil.
  • Menangis sampai melengkungkan punggung.
  • Perut keras dan bengkak karena berisi gas.

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, sembelit bisa disebabkan oleh masalah pada usus besar bagian bawah.

Penyebab bayi 6 bulan mengalami susah BAB

bayi 6 bulan susah bab

Sembelit, yang termasuk gangguan pencernaan, merupakan hal yang wajar, terutama saat awal bayi menerima MPASI, yaitu di usia 6 bulan.

Padahal sebelumnya, bayi Ibu mungkin tampak tak pernah kesulitan saat BAB.

Namun selain karena peralihan MPASI, konstipasi pada bayi juga bisa disebabkan oleh beberapa hal lain yaitu sebagai berikut. 

1. Makanan MPASI

Bayi 6 bulan biasanya mengalami susah BAB karena baru mengenal MPASI.

Ketika baru mengenal makanan atau MPASI, tubuhnya membutuhkan waktu beradaptasi untuk mencerna jenis makanan yang baru.

Pada masa ini, biasanya sembelit yang dialami bayi cenderung ringan.

Namun, bila menu MPASI si Kecil cenderung rendah serat atau terdiri dari makanan tertentu, hal ini juga bisa menjadi alasan bayi mengalami sembelit.

Beberapa makanan yang bisa membuat bayi sembelit, seperti sereal beras, susu sapi, pisang, pasta putih, dan roti.

2. Kekurangan cairan menyebabkan bayi susah BAB

Orang dewasa, anak-anak, hingga bayi membutuhkan cukup cairan agar organ di dalam tubuhnya berfungsi dengan baik. Bila kekurangan cairan, bayi bisa mengalami dehidrasi.

Kondisi ini bisa memicu respons tubuh dengan menyerap lebih banyak cairan dari apa pun yang ia makan dan minum, bahkan dari kotoran di dalam ususnya.

Hal ini menyebabkan feses bayi keras dan kering, sehingga bayi susah BAB di usia 6 bulan. 

3. Perubahan lingkungan atau suasana

Bayi mungkin saja mengalami stres sehingga membuatnya susah BAB di usia 6 bulan.

Stres bisa dipicu dari situasi yang membuatnya tidak nyaman, lingkungan baru, perubahan cuaca, ataupun traveling

Beberapa hal tersebut bisa memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan, termasuk kelancaran sistem pencernaan.

Cara mengatasi bayi 6 bulan susah BAB

perut bayi bunyi

Memang ada beragam kemungkinan bayi mengalami sembelit. Namun jangan cemas dulu, ada cara yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi bayi 6 bulan yang susah BAB.

1. Ubah menu MPASI

Ketika baru masuk MPASI di usia 6 bulan, mungkin banyak gangguan pencernaan yang bisa terjadi pada bayi karena pola dan tekstur makanannya berubah.

Maka dari itu, saat masuk usia 6 bulan, bayi sudah harus dikenalkan dengan ragam sumber makanan, salah satunya serat.

Konsumsi serat bisa menjadi cara mengatasi BAB susah dan keras pada bayi usia 6 bulan. 

Supaya anak terbiasa makan serat, Ibu bisa mengkreasikan menu makanan berserat tinggi dari sekarang. Ketika si Kecil mengalami sembelit, ibu bisa mengubah menu MPASI untuknya. 

Ada beberapa makanan tinggi serat yang bisa Ibu berikan kepada bayi berusia 6 bulan untuk mengatasi masalah susah BAB. 

Ibu bisa menyertakan sumber makanan lain dalam mengkreasikan makanan untuk anak sembelit, seperti brokoli, buah pir, persik, dan apel yang sudah dikupas.

Perlu Anda Ketahui

Dikatakan juga dalam jurnal Pediatric Gastroenterology, Hepatology & Nutrition, meski pengobatan bisa mengatasi masalah sembelit pada anak atau bayi, pola makan anak termasuk menunya juga perlu diubah. Ini merupakan cara yang sangat membantu mengatasi bayi susah BAB.

2. Pastikan asupan cairan tercukupi

Hidrasi sangat penting untuk mencegah bayi mengalami susah BAB. Tubuh membutuhkan cukup air untuk mencerna makanan.

Cairan juga menjaga fungsi organ agar bekerja dengan optimal. Maka dari itu, berikan bayi susu dan air untuk mencukupi kebutuhan cairan bayi.

Sesekali, Ibu bisa memberikan jus buah pir untuk mempercepat pergerakan usus, sehingga membantu BAB-nya lebih cepat.

Mengutip dari Mayo Clinic, Ibu bisa memberikan jus apel atau pir dalam sehari sebagai pengganti cairan. Jus ini mengandung sorbitol, pemanis yang bertindak seperti pencahar. 

Berikan 60—120 ml jus dalam sehari dan sesuaikan dengan kebutuhan si Kecil.

3. Dorong bayi bergerak lebih banyak 

Pada dasarnya, aktivitas fisik dapat melancarkan sistem pencernaan, sehingga bisa menjadi cara mengatasi susah BAB pada bayi usia 6 bulan.

Saat tubuh aktif bergerak, aliran darah meningkat ke usus besar, sehingga mendorong pergerakan usus mengeluarkan feses untuk menangani sembelit.

Ibu tentu bisa membuat bayi lebih banyak gerak untuk mengatasi masalah susah BAB. Sebagai contoh, mengajaknya untuk merangkak lebih sering atau mengajarinya berjalan.

Alternatif lainnya, cobalah baringkan bayi dan secara perlahan gerakkan kakinya ke depan secara melingkar, ibarat ia sedang mengayuh sepeda.

Lakukan ini beberapa menit untuk membantu pergerakan sistem pencernaannya.

4. Pijat perut bayi

Untuk mengatasi susah BAB pada bayi di usia 6 bulan, Ibu bisa melakukan pijatan lembut pada perutnya, terutama bagian bawah perut.

Ibu juga bisa mempraktikkan pijatan “I Love You” atau gerakan I-L-U pada perut si Kecil. Begini kira-kira caranya. 

Pertama, Ibu bisa menggambar huruf ‘I’ pada sisi kiri perut bayi. Lalu pijat dengan membentuk huruf ‘L’ terbalik dari sisi kanan sepanjang tulang rusuknya dan bergerak lurus ke arah bawah.

Pijat bayi membentuk huruf ‘U’ terbalik dimulai dari perut kanan bagian bawah, lalu naik ke arah pusar, dan berakhir ke sisi perut bawah sebelah kiri.

Cara ini bisa menstimulasi untuk meningkatkan pergerakan ususnya dan membantu mengatasi susah BAB pada bayi.

5. Ubah postur tubuh bayi saat BAB

Saat sedang BAB, anak-anak, termasuk bayi, terkadang duduk dalam postur yang buruk.

Bayi mungkin membungkuk di bagian pinggul dan tidak duduk dengan tegak atau dengan kaki yang silang dan bergantung, sehingga posisi bokong terlalu rapat.

Padahal, posisi tersebut juga bisa menjadi penyebab bayi susah BAB di usia 6 bulan.

Untuk mengatasi hal ini, Ibu bisa menggunakan potty stool atau pijakan toilet. Pijakan tersebut bisa membantu bayi duduk dengan postur tubuh yang lebih baik saat BAB.

Postur tubuh yang baik saat BAB bisa membantu meningkatkan relaksasi otot puborectalis dan meluruskan sudut “ano-rektal” untuk memudahkan buang air besar.

6. Mandikan bayi dengan air panas

Untuk meredakan susah BAB atau mengatasi BAB yang keras pada bayi di usia 6 bulan, Ibu bisa memandikan si Kecil dengan air hangat.

Mandi air hangat diketahui bisa membantu mengendurkan usus bayi, sehingga feses bisa lebih mudah dikeluarkan. Bayi juga bisa merasa lebih tenang dan nyaman sebelum BAB.

Namun, terkadang cara ini menyebabkan bayi BAB saat sedang berendam di dalam air hangat. Akibatnya, Ibu mungkin perlu memandikan bayi kembali dengan air yang baru.

Ibu bisa melakukan enam langkah di atas untuk mengatasi susah BAB pada si Kecil. Jangan lupa, Ibu perlu selalu perhatikan kondisi kesehatan pencernaan si Kecil.

Selain susah BAB, ada banyak gangguan pencernaan yang bisa terjadi. Bila anak susah BAB tidak kunjung sembuh atau ada gangguan pencernaan lainnya, tangani segera sesuai gejala atau konsultasikan ke dokter anak segera.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 31/08/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan