Sebagai orangtua, Anda harus sigap untuk menangani asma pada anak karena gejala penyakit ini mirip-mirip dengan masalah pernapasan lainnya. Pertanyaannya, bila anak asma periksa ke dokter apa, ya? Lalu, kapan waktu yang tepat untuk periksa ke dokter? Cari tahu faktanya di bawah ini.
Anak asma ke dokter apa?
Saat anak mengalami asma, sebenarnya Anda dapat membawanya ke dokter umum untuk mendapatkan pertolongan pertama atau diagnosis sementara.
Namun, untuk penanganan yang lebih terperinci, orangtua dapat berkonsultasi kepada dokter spesialis anak (pediatri).
Untuk tingkat lanjut, Anda juga bisa memeriksakan kondisi si Kecil dokter spesialis anak konsultan pulmonologi (paru).
Dokter spesialis anak biasanya terlatih dalam merawat anak-anak dari berbagai kondisi kesehatan.
Sementara dokter spesialis anak konsultan pulmonologi (paru) memiliki keahlian khusus dalam mengelola asma dan gangguan pernapasan pada anak lainnya.
Hal ini dapat menjadikan seorang konsultan pulmonologi memiliki penilaian yang lebih mendalam tentang kondisi pernapasan anak.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketika anak mengalami asma sebaiknya berkonsultasilah ke dokter spesialis anak atau bahkan dokter spesialis anak konsultan pulmonologi (paru).
Saat berkonsultasi, beri tahu dokter bila si Kecil, Anda, atau pasangan punya riwayat asma, alergi, eksim, atau masalah pernapasan lainnya.
Sampaikan juga terkait gejala yang belakangan ini sering dikeluhkan anak secara detail.
Ini termasuk kapan gejala biasanya muncul dan seberapa sering anak mengalami gejala tersebut. Informasi ini sangat penting karena dapat membantu dokter untuk memantapkan diagnosis.
Sembari menanyakan tentang riwayat kesehatan anak, dokter biasanya akan memeriksa degup jantung dan paru-paru anak.
Dokter juga akan meminta anak untuk menjalani tes spirometri dan peak flow meter. Kedua tes ini dapat menggambarkan apakah fungsi paru-paru anak bekerja dengan baik atau tidak.
Bila diperlukan, si Kecil juga dapat diminta menjalani tes pencitraan dengan sinar X, tes alergi di kulit, serta tes darah untuk memastikan diagnosisnya.
Ketika pemeriksaan menunjukkan bahwa anak positif mengidap asma, maka dokter akan menyusun rencana perawatan asma.
Rencana perawatan asma ini bertujuan untuk mengendalikan asma dan mencegah kekambuhan gejalanya.
Tanpa perawatan yang baik, gejala asma yang dialami si Kecil bisa semakin memburuk. Hal tersebut pun dapat menyebabkan anak harus dirawat di rumah sakit karena mengalami komplikasi yang berbahaya.
Kapan waktu yang tepat untuk periksa asma anak ke dokter?
Gejala asma pada anak bisa muncul pada usia berapa pun. Bahkan, sebetulnya sudah bisa terdeteksi sejak bayi.
Oleh karena itu, sebelum terlambat, sebaiknya segera bawa si Kecil berobat ke dokter spesialis anak bila Anda melihat ia mengalami gejala asma yang berulang.
Apalagi bila anak juga memunculkan gejala sakit asma yang tidak biasa seperti berikut ini.
- Batuk-batuk yang diikuti dengan kesulitan bernapas, terutama pada malam hari.
- Anak mudah merasa capek saat bermain, ditandai dengan hilangnya minat anak pada mainan yang disukainya.
- Anak terlihat lemah, lesu, dan tidak bertenaga karena susah tidur di malam hari.
- Napas anak memburu atau ngos-ngosan.
- Wajah anak tampak pucat.
- Sering menguap dan menghela napas seperti mencoba untuk mengatur napasnya.
- Muncul gejala mirip pilek atau alergi, seperti hidung meler atau tersumbat, bersin-bersin, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Penting dipahami bahwa tidak semua anak mengalami gejala asma yang sama. Bahkan, gejalanya pun dapat berbeda-beda dan terus memburuk dari waktu ke waktu.
Maka dari itu, semakin cepat anak asma dibawa ke dokter, maka akan semakin baik.
Bila sesak yang dialami anak sudah mengganggu aktivitasnya, segera bawa ke dokter. Mungkin anak Anda perlu mendapat pertolongan pertama segera.
Bisakah anak sembuh dari asma?
Sayangnya, belum ada obat yang dapat menyembuhkan asma secara keseluruhan. Namun, seiring bertambahnya usia, maka gejala asmanya mungkin membaik atau bahkan tampak “hilang”.
Namun, nyatanya peradangan pada saluran pernapasan mungkin tidak benar-benar hilang. Bahkan, menurut Asthma and Allergy Foundation of America, beberapa anak yang menderita asma akan merasakan gejalanya lagi ketika berusia 30–40 an.
Sebagai orangtua, Anda dapat membantu anak untuk mengelola asma agar tidak menjadi lebih parah. Beberapa cara yang dapat membantu adalah sebagai berikut.
- Cari tahu pemicu asma pada anak dan jauhkan dari pemicu tersebut.
- Memberikan obat pada anak sesuai petunjuk dari dokter untuk mengelola gejala.
- Perhatikan baik-baik tanda dan gejala asma untuk mengetahui kapan gejalanya bertambah parah.
- Mengetahui pertolongan pertama yang harus dilakukan ketika asma memburuk.
- Pastikan memiliki obat darurat yang tepat untuk berjaga-jaga bila asma memburuk.
Itulah beberapa informasi penting seputar asma pada anak. Sekarang, Anda sudah tahu anak asma harus di bawa ke dokter apa dan kapan waktu yang tepat membawanya, bukan?
Perlu diingat kembali, sebaiknya segera bawa anak berkonsultasi kepada dokter bila asma yang dialami mengganggu aktivitas sehari-harinya.
Kesimpulan
- Saat anak mengalami asma, Anda bisa membawanya ke dokter umum untuk mendapatkan pertolongan pertama.
- Namun, untuk penanganan yang lebih terperinci, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter spesialis anak, atau bahkan dokter spesialis anak konsultan pulmonologi (paru) bila diperlukan.
- Sebaiknya segera bawa si Kecil ke dokter bila anak batuk yang diikuti dengan kesulitan bernapas, anak terlihat lesu, lemas, wajah tampak pucat, hingga napas anak ngos-ngosan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]