Kadar leukosit yang normal dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsinya. Namun, pada beberapa kasus, leukosit bisa meningkat tinggi bila seseorang sedang sakit. Kadar leukosit tinggi ini bisa terjadi pada siapa pun, termasuk anak. Kenapa kondisi ini bisa terjadi?
Apa itu leukosit tinggi pada anak?
Leukosit tinggi atau leukositosis adalah kondisi yang terjadi ketika kadar sel darah putih terlalu tinggi pada tubuh anak.
Dari standar yang ditetapkan oleh American Association of Family Physician (AAFP), bayi yang baru lahir dikatakan memiliki sel darah putih yang normal jika jumlahnya masih pada kisaran 13.000 – 38.000/mm3.
Sementara pada bayi yang lebih besar dan anak-anak, kadar normalnya adalah 5.000 – 20.000/mm3. Jika melewati batas maksimal, maka bisa dikatakan bayi dan anak mengalami leukositosis.
Tanda dan gejala leukosit tinggi pada anak
Gejala leukosit tinggi pada anak umumnya menandakan adanya infeksi atau kondisi yang serius di dalam tubuh, seperti limfoma atau leukemia.
Berikut beberapa gejala serius yang mungkin timbul.
Demam.
Kelelahan.
Nyeri.
Sesak napas.
Mengi.
Keringat dingin.
Penurunan berat badan secara tiba-tiba.
Ruam.
Selain gejala di atas, memar pada kulit juga bisa muncul dan menandakan infeksi lainnya di dalam tubuh, seperti trombositopenia maupun leukemia akut.
Penyebab leukosit tinggi pada anak
Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab leukositosis pada anak, yakni sebagai berikut.
1. Ibu hamil dengan diabetes gestasional dan kurangnya oksigen pada janin
Pada anak bayi yang baru lahir, kelebihan sel darah putih bisa disebabkan oleh berbagai kondisi yang mulai muncul saat masa kehamilan.
Ibu yang mengalami diabetes gestasional berisiko melahirkan bayi dengan sel darah putih yang berlebih.
Faktor lainnya adalah kurangnya oksigen yang dikirimkan ke jaringan tubuh janin.
2. Bayi mengalami sepsis neonatal
Beberapa kondisi, seperti sepsis neonatal, juga bisa membuat sel darah putih melonjak tinggi.
Sepsis neonatal merupakan infeksi darah yang menyerang bayi berusia kurang dari 90 hari. Pada bayi yang baru lahir, kondisi ini bisa terlihat pada minggu pertama kehidupan.
Sepsis neonatal bisa disebabkan oleh bakteri seperti E coli, Listeria, serta beberapa jenis Streptococcus.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tubuh akan memproduksi sel darah putih untuk melawan infeksi. Perlawanan terhadap bakteri inilah yang dapat memicu leukositosis pada anak.
3. Down syndrome pada bayi
Selain itu, bayi down syndrome turut berisiko mengalami leukositosis atau neutrophilia. Biasanya, kondisi ini muncul selama periode postnatal atau setelah kelahiran.
Komplikasi leukosit tinggi pada anak
Jika telah terjadi leukemia pada anak yang akut dan cukup parah, kadar sel darah putih bisa meningkat sangat tinggi dan menyebabkan darah mengental hingga mengganggu aliran darah.
Akibatnya, sindrom hiperviskositas dapat terjadi. Kondisi ini juga bisa memicu terjadinya gangguan kesehatan lain yang serius, seperti stroke, perdarahan dalam, atau gangguan penglihatan.
Diagnosis leukosit tinggi pada anak
Dalam mendeteksi kadar leukosit tinggi pada anak, dokter kan melakukan pemeriksaan dan juga menanyakan apa saja gejala yang timbul pada anak.
Dokter juga akan melihat riwayat kesehatan anak guna mengetahui adanya faktor pemicu kondisi ini.
Untuk memastikan diagnosisi, pemeriksaan penunjang juga akan dilakukan berupa tes darah lengkap.
Tes ini berfungsi untuk melihat kondisi sel darah merah, sel darah putih, dan platelet (trombosit) di dalam darah.
Pemeriksaan ini biasanya cukup untuk memberikan hasil yang tepat. Namun, bila diperlukan, pemeriksaan sumsum tulang juga dilakukan untuk memastikan diagnosis.
Pengobatan leukosit tinggi pada anak
Sebenarnya, sel darah putih bisa kembali menjadi normal lagi setelah penyebab peningkatan sudah ilang, salah satunya ketika sembuh dari demam.
Untuk mengurangi hidrasi, Anda mungkin akan disarankan untuk lebih sering menyusui bayi.
Bila bayi tidak mau merespons saat pemberian ASI, cairan intravena bisa menjadi pilihan.
Namun jika kelebihan sel darah putih pada anak menimbulkan masalah, seperti hiperviskositas, dokter mungkin akan menyarankan untuk menjalani transfusi pertukaran darah sebagian.
Hal ini terutama jika kondisi hiperviskositas pada bayi termasuk parah, prosedur transfusi pertukaran darah sebagian pun harus dilakukan.
Melalui prosedur ini, sejumlah kecil sel darah akan dihapus dengan perlahan dan dimasukkan obat cairan yang akan mengurangi jumlah total sel darah putih.
Cara ini dilakukan supaya kekentalan darah berkurang dan darah bisa mengalir dengan lancar.
Kapan harus ke dokter?
Sebagai orangtua. Anda harus bisa selalu waspada dan kenali gejala serius pada anak. Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala berikut ini.
Demam.
Mudah memar.
Mual dan muntah.
Kelelahan.
Kehilangan berat badan tiba-tiba.
Kehilangan nafsu makan.
Sering mengeluarkan keringat, bahkan di malam hari.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Leukocytosis (High White Blood Cell Count): Causes & Symptoms. (2023). Retrieved 4 April 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/17704-high-white-blood-cell-count#symptoms-and-causes
Mank, V., Azhar, W., & Brown, K. (2023). Leukocytosis. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560882/
Pediatric white blood cell disorders – Symptoms and causes. (2023). Retrieved 4 April 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pediatric-white-blood-cell-disorders/symptoms-causes/syc-20352674
Mazur LJ, Kline MW, Lorin MI. Extreme leukocytosis in patients presenting to a pediatric emergency department. Pediatr Emerg Care. 1991 Aug;7(4):215-8. https://doi.org/10.1097/00006565-199108000-00004
RILEY, L., & RUPERT, J. (2015). Evaluation of Patients with Leukocytosis. American Family Physician, 92(11), 1004-1011. Retrieved from https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2015/1201/p1004.html
Avabratha, K., Tauro, K., & Shwethadri, G. (2010). Hyperleukocytosis in a neonate: A diagnostic dilemma. Indian Journal Of Medical And Paediatric Oncology, 31(03), 86-88. https:://doi.org/10.4103/0971-5851.73596
Creutzig, U., van den Heuvel-Eibrink, M., Gibson, B., Dworzak, M., Adachi, S., & de Bont, E. et al. (2012). Diagnosis and management of acute myeloid leukemia in children and adolescents: recommendations from an international expert panel. Blood, 120(16), 3187-3205. https:://doi.org/10.1182/blood-2012-03-362608
[PDF] Hyperleukocytosis in Newborn: A Diagnosis of Concern by Yusuf Parvez, Aji George Mathew · 10.1007/s12288-013-0286-8 · OA.mg. (2023). Retrieved 4 April 2023, from https://oa.mg/work/10.1007/s12288-013-0286-8
High white blood cell count. (2023). Retrieved 4 April 2023, from https://www.mayoclinic.org/symptoms/high-white-blood-cell-count/basics/definition/sym-20050611
Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia Treatment (PDQ®)–Health Professional Version. (2023). Retrieved 4 April 2023, from https://www.cancer.gov/types/leukemia/hp/child-all-treatment-pdq
Versi Terbaru
19/06/2023
Ditulis oleh Reikha Pratiwi
Ditinjau secara medis olehdr. Carla Pramudita Susanto