Bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah, sangat rentan terhadap berbagai infeksi karena daya tahan tubuh mereka belum berkembang sempurna. Salah satu infeksi serius yang dapat terjadi adalah neonatal candidiasis. Apa penyebab kandidiasis pada bayi baru lahir? Ketahui selengkapnya terkait penyakit ini di sini.
Apa itu neonatal candidiasis?
Neonatal candidiasis atau kandidiasis neonatal adalah infeksi jamur Candida yang terjadi pada bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur atau dengan berat badan sangat rendah.
Meski terjadi sebagai penyakit bayi baru lahir, neonatal candidiasis bukan termasuk kelainan kongenital atau bawaan.
Infeksi ini bisa terjadi secara ringan, seperti ruam popok dan sariawan atau oral thrush bayi, tapi terkadang juga bisa parah jika menyebar ke darah dan organ tubuh seperti otak, jantung, ginjal, atau mata.
Gejalanya juga sering mirip dengan infeksi lain, seperti sulit makan, napas tidak teratur, atau demam, sehingga sulit dikenali.
Bayi yang paling berisiko biasanya yang dirawat di ruang NICU dan menggunakan alat bantu, seperti selang infus, antibiotik, atau alat bantu napas.
Jika tidak ditangani dengan cepat, infeksi ini bisa sangat berbahaya, bahkan menyebabkan kematian atau gangguan perkembangan pada bayi yang selamat.
Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan mengobati infeksi ini sejak dini.
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Gejala neonatal candidiasis
Gejala infeksi jamur pada bayi baru lahir biasanya terjadi secara ringan, tetapi terkadang juga bisa berat jika menyebar ke dalam tubuh.
Infeksi ringan biasanya dapat terlihat di kulit atau mulut bayi, seperti berikut ini.
- Sariawan di mulut bayi, terlihat sebagai bercak putih di lidah, gusi, atau pipi bagian dalam.
- Ruam popok, kulit kemerahan di area popok, sering disertai bintik kecil di sekitarnya.
- Ruam kulit lain, bercak merah, berair, atau berisi nanah, terutama di leher, ketiak, dan lipatan kulit.
- Infeksi sejak lahir, bisa muncul ruam merah yang cepat berubah jadi gelembung kecil berisi cairan, terutama di telapak tangan atau kaki.
Untuk kondisi yang lebih parah, infeksi bisa masuk ke darah dan menyebar ke organ tubuh. Gejalanya mirip dengan infeksi lain, seperti berikut ini.
- Bayi tampak lemas, tidak mau menyusu, atau sulit bernapas.
- Demam atau suhu tubuh terlalu rendah.
- Jeda napas (napas berhenti beberapa detik).
- Mata bayi kuning atau pembesaran hati dan limpa.
Jika jamur sudah menyebar ke organ tertentu, kondisi ini juga bisa menimbulkan gejala lain. Berikut gejala berdasarkan organ yang terinfeksi.
- Otak: kejang atau gerakan tidak normal.
- Ginjal: air kencing berdarah atau jumlahnya sedikit.
- Mata: gangguan penglihatan.
- Tulang dan sendi: bengkak atau nyeri pada sendi.
Penyebab neonatal candidiasis
Seperti namanya, neonatal candidiasis disebabkan oleh infeksi jamur bernama Candida, yaitu jenis jamur yang sama penyebab candidiasis pada orang dewasa dan biasanya tidak berbahaya jika jumlahnya sedikit.
Namun, pada bayi baru lahir, jamur ini bisa berkembang dan menyebar ke seluruh tubuh karena daya tahan tubuh bayi masih sangat lemah.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko infeksi jamur Candida pada bayi baru lahir, yang meliputi berikut ini.
- Bayi lahir prematur atau sangat kecil. Bayi yang lahir terlalu cepat atau dengan berat badan sangat rendah (<1.000 gram) belum punya sistem kekebalan tubuh yang kuat, sehingga mudah terkena infeksi.
- Penggunaan alat bantu medis di rumah sakit. Bayi yang dirawat di NICU sering mendapat infus lewat selang khusus (kateter). Jamur bisa masuk ke tubuh lewat alat-alat ini, apalagi jika digunakan dalam waktu lama.
- Pemberian antibiotik dalam waktu lama. Antibiotik membunuh bakteri jahat, tapi juga membunuh bakteri baik yang biasanya mencegah pertumbuhan jamur. Akibatnya, Candida bisa tumbuh bebas.
- Infeksi dari ibu. Bila ibu mengalami keputihan karena infeksi jamur saat hamil, jamur bisa menular ke bayi saat lahir.
- Operasi atau gangguan pencernaan. Bayi yang mengalami masalah usus atau harus menjalani operasi lebih berisiko terkena infeksi jamur.
- Obat tertentu. Beberapa obat seperti obat penekan asam lambung atau steroid bisa menurunkan kekebalan tubuh dan mempermudah infeksi jamur.
Bahaya neonatal candidiasis
Pada bayi baru lahir, infeksi jamur Candida bisa menimbulkan dampak yang berbahaya. Terlebih, infeksi ini bisa menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan berbagai masalah serius.
Berikut beberapa bahaya neonatal candidiasis pada bayi baru lahir.
1. Menyebabkan kematian
Infeksi jamur Candida yang masuk ke dalam darah atau organ tubuh bisa sangat berbahaya.
Bayi yang lahir prematur atau berat badannya sangat rendah lebih sulit melawan infeksi ini karena sistem imunnya belum kuat.
Oleh karena itu, infeksi ini bisa menyebabkan kematian, bahkan meskipun sudah dirawat di rumah sakit. Sekitar 2 hingga 5 dari 10 bayi dengan infeksi berat bisa meninggal.
2. Mengganggu perkembangan otak dan saraf
Bayi yang berhasil selamat dari infeksi ini tetap bisa mengalami dampak jangka panjang.
Jamur bisa menyerang otak dan menyebabkan keterlambatan bicara, berjalan, atau berpikir.
Beberapa bayi bahkan mengalami kondisi serius seperti cerebral palsy, sulit melihat, atau sulit mendengar. Jadi, infeksi ini bisa mengganggu tumbuh kembang bayi seumur hidupnya.
3. Merusak organ tubuh
Jamur bisa menyebar ke organ penting seperti otak, mata, paru-paru, ginjal, hati, hingga tulang.
Bila menyerang mata, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan pada bayi. Sementara bila mengenai ginjal atau hati, maka bisa terjadi kerusakan.
Infeksi juga bisa menimbulkan radang pada sendi atau tulang, sehingga bayi merasa nyeri saat digendong atau digerakkan.
4. Menyebabkan sepsis dan kondisi gawat darurat
Infeksi jamur di darah bisa menyebabkan sepsis pada bayi baru lahir, yaitu infeksi berat yang membuat bayi tampak lemas, sulit bernapas, suhu tubuh tidak normal, bahkan bisa kehilangan kesadaran.
Kondisi ini darurat dan butuh penanganan intensif di NICU. Sepsis bisa merusak banyak organ sekaligus dan sangat berisiko mengancam nyawa.
5. Perawatan di rumah sakit lebih lama dan berat
Bayi dengan infeksi jamur sering kali harus tinggal lebih lama di NICU, memakai alat bantu napas, selang infus, dan mendapat banyak obat.
Hal ini juga bisa memengaruhi kenaikan berat badan dan tumbuh kembang bayi secara keseluruhan. Bayi bisa jadi lebih sering sakit dan membutuhkan kontrol medis yang lebih sering.
Diagnosis neonatal candidiasis
Untuk mendiagnosis infeksi Candida pada bayi, dokter biasanya akan terlebih dahulu menilai dari faktor risiko dan gejala yang dialami, seperti demam, susah makan, napas berhenti sejenak, lemas, atau tekanan darah rendah.
Jika bayi diketahui memiliki faktor risiko dan mengalami gejala tersebut, dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya.
Berikut ini langkah-langkah pemeriksaan yang mungkin perlu dilakukan.
1. Kultur darah (gold standard)
Ini adalah metode utama pemeriksaan pada neonatal candidiasis. Pada pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sampel darah bayi untuk diteliti adanya jamur.
Namun, hasilnya sering negatif karena jumlah darah yang kecil dan waktu yang dibutuhkan lama (biasanya 1–2 hari atau lebih).
2. Kultur dari cairan tubuh lain
Selain darah, dokter mungkin mengambil urine, cairan serebrospinal (CSF), atau tes dari kulit/ruam untuk mencari jamur.
Pemeriksaan pada bayi ini bisa membantu memastikan infeksi jika menyebar ke organ lain, seperti otak atau ginjal.
3. Tes penunjang (biomarker & PCR)
Jika prosedur kultur darah terlalu lambat, dokter dapat menggunakan tes darah untuk mendeteksi zat seperti β-D-glukan atau DNA Candida (PCR) agar diagnosis lebih cepat.
Namun, metode ini masih dalam tahap penelitian dan belum tersedia secara luas.
4. Pemeriksaan organ tubuh
Jika hasil kultur darah atau tubuh positif, dokter biasanya akan meninjau apakah infeksi sudah menyebar ke organ lainnya, dengan pemeriksaan berikut ini.
- USG atau MRI otak, terutama untuk memeriksa abses otak.
- Pemeriksaan mata untuk mengecek infeksi dalam bola mata.
- USG ginjal, jantung (ekokardiogram), dan pemeriksaan tulang atau sendi saat ada gejala khas.
Pengobatan neonatal candidiasis
Obat utama yang biasa digunakan untuk mengatasi neonatal candidiasis adalah amphotericin B. Obat ini diberikan lewat infus satu kali sehari.
Ini termasuk obat yang kuat dan bisa menjangkau organ penting seperti otak dan ginjal, tetapi dokter tetap harus memantau kondisi ginjal bayi karena obat ini bisa memengaruhi kerja ginjal.
Jika bayi tidak cocok dengan amphotericin B, dokter bisa memberikan fluconazole.
Obat ini juga diberikan lewat infus dan bisa dipakai baik untuk mengobati maupun mencegah infeksi jamur pada bayi prematur.
Obat ini umumnya aman dan sering dipakai untuk mencegah infeksi pada anak bayi yang berisiko tinggi.
Jika infeksinya cukup parah atau jamurnya kebal terhadap dua obat di atas, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan berikut ini.
- Micafungin: jenis obat baru yang diberikan lewat infus, cocok untuk infeksi jamur yang sulit diobati.
- Flucytosine: terkadang digabungkan dengan amphotericin B jika infeksi sudah menyerang otak, tapi penggunaannya perlu pengawasan ketat karena bisa menimbulkan efek samping.
Selain memberikan obat, metode pengobatan lain mungkin juga perlu dilakukan, di antaranya sebagai berikut.
- Kateter atau alat infus yang lama dipakai harus dilepas, karena bisa jadi tempat jamur masuk.
- Dokter akan memeriksa organ tubuh bayi seperti otak, ginjal, mata, dan jantung untuk melihat apakah infeksi sudah menyebar.
- Setelah bayi tampak sembuh dan hasil tes darah sudah bersih dari jamur, pengobatan tetap dilanjutkan selama 2–3 minggu untuk memastikan jamur benar-benar hilang.
Pencegahan neonatal candidiasis
Tidak semua bayi perlu obat pencegahan. Dokter biasanya hanya memberikannya pada bayi yang benar-benar berisiko tinggi. Dengan cara ini, penggunaan obat jadi lebih tepat sasaran dan aman.
Beberapa rumah sakit punya angka infeksi jamur yang tinggi, sehingga perlu lebih aktif memberikan obat pencegahan.
Sementara jika rumah sakit punya angka infeksi yang sangat rendah, dokter bisa memilih untuk tidak memberi obat secara rutin, dan hanya memberi pada bayi tertentu yang berisiko tinggi.
Pada bayi yang sangat prematur dan sangat rentan, dokter bisa memberikan fluconazole dosis kecil 2 kali seminggu selama beberapa minggu untuk mencegah infeksi jamur.
Studi dalam jurnal Frontiers in pediatrics menunjukkan bahwa fluconazole dapat mengurangi pertumbuhan jamur dan infeksi berat secara efektif.
Pilihan obat lainnya adalah nystatin, yaitu obat tetes mulut yang juga bisa mencegah infeksi jamur, meskipun efektivitasnya sedikit lebih rendah dibanding fluconazole.
Untuk informasi lebih lanjut, konsultasikan langsung kepada dokter anak.
Kesimpulan
- Neonatal candidiasis adalah infeksi jamur Candida yang menyerang bayi baru lahir, terutama yang prematur atau berat badannya sangat rendah.
- Infeksi ini bisa muncul ringan seperti sariawan dan ruam, tapi juga bisa menyebar ke organ vital dan menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.
- Pengobatannya meliputi pemberian antifungal serta pemantauan ketat terhadap kondisi bayi.
- Pencegahan dilakukan pada bayi berisiko tinggi, salah satunya dengan pemberian fluconazole dosis kecil secara rutin di rumah sakit.