backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Infeksi Jamur pada Mulut Bayi dan Cara Aman Mengobatinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Infeksi Jamur pada Mulut Bayi dan Cara Aman Mengobatinya

    Jamur bisa menginfeksi tubuh manusia, termasuk ke dalam rongga mulut. Meski bisa menyerang semua kelompok usia, infeksi jamur di mulut biasanya terjadi pada bayi karena kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna.

    Lantas, seperti apa kondisi dan gejala yang perlu diperhatikan saat bayi mengalami infeksi jamur? Bagaimana cara mengatasinya?

    Mengenal infeksi jamur pada mulut bayi

    Infeksi jamur di mulut, juga disebut kandidiasis oral (oral thrush)merupakan sebuah penyakit yang muncul karena penumpukan jamur Candida albicans di rongga mulut. 

    Sebenarnya, jamur Candida albicans memang hidup secara alami di dalam mulut, tetapi jumlahnya sedikit sehingga tidak menimbulkan gangguan apa pun.

    Akan tetapi, ketika jamur sudah mulai tumbuh tanpa terkendali, infeksi akan terjadi di dalam mulut. Kondisi ini paling sering menyerang bayi dan balita, tetapi tak menutup kemungkinan juga terjadi pada orang dewasa.

    Oral thrush tidak hanya tampak pada lidah bayi, tetapi juga bisa menyebar ke bagian rongga mulut lain, seperti pipi bagian dalam, gusi, langit-langit mulut, hingga tenggorokan.

    Gejala oral thrush pada bayi

    Pada awalnya, infeksi jamur di mulut tidak menimbulkan gejala apa pun sehingga orang tua kerap tidak menyadari kehadirannya. 

    Seiring berjalannya waktu, akan timbul tanda dan gejala sebagai berikut.

    • Bercak-bercak putih atau kekuningan yang menyebar ke beberapa bagian rongga mulut, seperti lidah, gusi, pipi bagian dalam, langit-langit mulut, amandel, dan tenggorokan.
    • Bercak-bercak putih yang tampak sedikit menebal atau seperti benjolan.
    • Rasa sakit dan tidak nyaman di dalam mulut sehingga bayi akan mengalami kesulitan menelan.
    • Adanya sedikit pendarahan apabila luka terkena gesekan.
    • Pecah-pecah dan kemerahan pada bagian ujung mulut.

    Mengobati infeksi jamur pada mulut bayi

    bayi periksa gigi

    Pada kondisi ringan, lidah putih pada bayi umumnya tidak menyebabkan gangguan serius dan bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

    Namun, apabila infeksi jamur membuat bayi rewel hingga tidak mau menyusu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

    Infeksi jamur pada lidah bayi umumnya bisa diatasi dengan obat antijamur yang bisa dibeli di apotik. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan bahan-bahan di rumah sebagai obat alami.

    Berikut obat-obatan dan bahan alami tersebut serta keunggulannya masing-masing.

    1. Nystatin

    Nystatin merupakan salah satu obat antijamur yang biasa digunakan untuk mengatasi kandidiasis oral. Obat ini juga bisa mencegah sariawan pada bayi yang lahir dari ibu yang mengalami infeksi jamur pada vagina. Cara kerjanya dengan menghentikan pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi. 

    Nystatin tersedia dalam bentuk tablet maupun cair. Untuk membasmi jamur pada mulut bayi, obat cair dapat diminum sebanyak empat kali sehari.

    2. Miconazole

    Selain nystatin, miconazole juga kerap digunakan dalam pengobatan infeksi jamur. Obat antijamur ini tersedia dalam bentuk salep yang bekerja dengan menghentikan pertumbuhan jamur. 

    Sebelum menggunakan obat ini, cuci tangan Anda terlebih dahulu sampai bersih. Selanjutnya, oleskan salep miconazole pada area mulut yang terdampak. Obat sebaiknya dibiarkan pada permukaan kulit selama mungkin, jangan langsung dibilas setelah dioleskan.

    3. Yoghurt

    Jika bayi sudah cukup umur untuk makan, dokter bisa menyarankan untuk menambah yoghurt ke dalam menu makan bayi. Yoghurt mengandung probiotik, bakteri baik yang dapat mencegah pertumbuhan jamur yang berlebihan.

    Namun ingat, pilihlah yoghurt yang tidak mengandung pemanis tambahan. Kandungan gula yang tinggi justru malah membuat jamur tumbuh makin subur.

    4. Tea tree oil

    Ternyata, tea tree oil juga bisa dimanfaatkan sebagai obat antijamur alami. Minyak yang dihasilkan dari tanaman bernama Melaleuca alternifolia ini memiliki sifat antimikrob yang bisa membantu membasmi bakteri, virus, dan jamur penyebab penyakit.

    Untuk menggunakannya, campurkan satu atau dua tetes tea tree oil dengan setengah cangkir air matang. Kemudian, oleskan campuran tersebut pada mulut atau lidah dengan cotton bud. 

    5. Virgin coconut oil (VCO)

    Kandungan serta manfaat virgin coconut oil

    Virgin coconut oil mengandung zat bernama kaprilat dan asam laurat yang telah terbukti dapat menghambat perumbuhan jamur Candida. Pada penelitian yang dilakukan di Nigeria, keampuhan VCO dalam mengatasi sariawan akibat infeksi jamur bahkan bisa disamakan dengan obat fluconazole.

    Anda cukup mengoleskan sedikit minyak kelapa pada area mulut bayi yang terdampak. Anda juga bisa mengoleskan minyak pada puting payudara sebelum menyusui untuk mencegah penularan infeksi.

    Sebelum mencoba menggunakan bahan-bahan yang telah disebutkan, ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter guna memastikan keamanannya.

    Bila jamur pada mulut bayi sering kambuh, segera periksakan ke dokter. Bisa jadi, ini merupakan tanda dari masalah kesehatan lain.

    Cegah infeksi jamur di mulut pada bayi

    Selain menggunakan obat untuk menghilangkan jamur pada mulut bayi, Anda juga dapat mencegah infeksi jamur mulut pada si kecil dengan melakukan langkah-langkah berikut ini.

    • Menjaga kebersihan dan mensterilkan mainan-mainan bayi.
    • Mensterilkan botol susu dan perlengkapan makan bayi.
    • Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan bayi.
    • Menjaga kebersihan puting payudara sebelum dan sesudah menyusui bayi.
    • Menjaga kebersihan mulut bayi dan merawat gigi bayi untuk menghilangkan sisa susu penyebab pertumbuhan jamur mulut

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan