Hydrops fetalis adalah salah satu kelainan tidak normal pada tubuh janin. Meski jarang terjadi, kelainan ini dapat mengancam nyawa bayi saat terlahir. Namun sebenarnya penyakit apakah itu? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak ulasan berikut ini.
Apa itu hydrops fetalis?
Hydrops fetalis adalah kondisi ketika terjadinya penumpukan cairan di jaringan dan organ bayi yang menyebabkan pembengkakan luas (edema).
Istilah medis ini juga terkadang digunakan sebagai sinonim dari thalasemia alfa homozigot.
Ini merupakan kondisi yang mengancam jiwa pada pertengahan dan akhir perkembangan janin yang disebabkan oleh ketidakmampuan memproduksi sel darah merah.
Ada dua jenis hydrops fetalis, yaitu.
- Hydrops fetalis imun, yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh ibu menyerang sel darah merah janin karena adanya ketidaksesuaian antara sel darah merah ibu dan janin.
- Hydrops fetalis nonimun, yang terjadi karena penyakit atau komplikasi lain mengganggu kemampuan bayi dalam mengelola cairan. Jenis ini adalah yang paling umum, hampir 90% dari semua bayi yang mengalami kondisi ini.
Kondisi penumpukan cairan di jaringan dan organ bayi termasuk kelainan yang cukup jarang terjadi.
Mengutip Stat Pearls, penyakit ini hanya memengaruhi 1 dari 1.500 hingga 1 dari 4.000 kelahiran bayi.
Apa tanda dan gejala hydrops fetalis?
Gejala yang timbul dapat bervariasi. Namun, berikut ini adalah beberapa tanda yang mungkin terjadi selama kehamilan dan biasanya terdeteksi saat melakukan USG kandungan.
- Volume cairan ketuban terlalu banyak.
- Penebalan plasenta.
- Pembengkakan pada organ bayi, seperti hati, limpa, dan jantung yang membesar.
- Penumpukan cairan pada perut bayi.
Sementara pada bayi yang baru lahir akan menunjukkan gejala berikut ini.
- Kulit pucat.
- Kesulitan bernapas.
- Penyakit kuning.
- Pembengkakan parah, terutama pada bagian perut bayi.
- Pembesaran hati dan limpa.
Apa penyebab hydrops fetalis?
Pada dasarnya, penyebab penyakit ini sangat beragam. Penyebab dan faktor risikonya dapat berbeda tergantung pada jenisnya. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Hydrops fetalis imun
Jenis ini dipicu oleh sistem kekebalan tubuh ibu menyerang sel darah merah. Hal ini terjadi karena faktor protein Rhesus (Rh) mengalami ketidakcocokan.
Bila ibu hamil memiliki Rh negatif dan janin memiliki Rh positif, maka sistem kekebalan tubuh ibu hamil akan mengidentifikasi sel darah merah janin sebagai “benda asing”, sehingga menghasilkan antibodi terhadap protein Rh.
Alhasil, sejumlah besar sel darah merah pada janin akan hancur. Ketidakcocokan Rh ini juga dikenal sebagai penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.
2. Hydrops fetalis nonimun
Berbeda dengan imun, jenis nonimun terjadi karena suatu penyakit atau kondisi medis yang memengaruhi kemampuan tubuh bayi dalam mengelola cairan.
Sebanyak 80—90% kasus hydrops fetalis tergolong ke dalam jenis yang satu ini.
Ada tiga penyebab utama dalam jenis nonimun ini, di antaranya:
- anemia berat (seperti thalasemia atau penyakit infeksi),
- masalah jantung atau paru-paru, serta
- masalah genetik atau perkembangan, termasuk sindrom Turner.
Perlu Anda Ketahui
Jumlah bayi yang menderita hydrops fetalis imun telah menurun karena adanya obat yang disebut RhoGAM. Obat ini diberikan melalui suntikan kepada ibu hamil yang berisiko mengalami inkompatibilitas Rh. Obat ini dapat mencegah sistem kekebalan tubuh ibu hamil membuat antibodi yang dapat menghancurkan sel darah merah bayi.
Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini?
Hydrops fetalis dapat didiagnosis selama kehamilan atau setelah bayi lahir melalui pemeriksaan berikut ini.
- USG: melakukan USG rutin selama trimester kedua atau ketiga kehamilan dapat membantu mendiagnosis penyakit ini.
- Pengambilan sampel darah janin: ini mungkin melibatkan penempatan jarum melalui rahim ibu ke dalam tali pusat atau salah satu pembuluh darah bayi untuk menganalisis darah bayi.
- Amniosentesis: memasukkan sebuah jarum kecil ke dalam kantung ketuban melalui perut ibu untuk mengeluarkan sebagian cairan ketuban yang mengelilingi janin.
Bagaimana cara mengobati hydrops fetalis?
Cara mengatasi penyakit ini bergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Selama masa kehamilan, dokter mungkin akan memberikan transfusi darah kepada janin untuk meningkatkan jumlah sel darah merahnya dan bertahan hidup.
Bila memungkinkan, dokter mungkin akan melakukan persalinan dini dengan cara operasi caesar atau pemberian obat induksi.
Setelah lahir, ada beberapa pengobatan yang mungkin dilakukan, di antaranya sebagai berikut.
- Memberikan oksigen untuk mengatasi kesulitan bernapas yang dialami bayi.
- Mengeluarkan cairan berlebih dari ruang sekitar paru-paru dan perut menggunakan jarum.
- Memberikan obat untuk membantu ginjal membuang cairan berlebih dalam tubuh dan mencegah terjadinya gagal jantung.
- Melakukan transfusi darah.
Bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi.
Komplikasi penyakit hydrops fetalis
Pembengkakan parah yang terjadi akibat penyakit ini tentu dapat membebani sistem organ bayi. Sekitar 50% bayi yang belum lahir dengan penyakit ini tidak dapat bertahan hidup. Risiko lainnya pun dapat terjadi, misalnya kerusakan otak atau kernikterus yang terjadi akibat ketidakcocokan Rh.
Bagaimana cara mencegah hydrops fetalis?
Penyakit ini akibat ketidakcocokan Rh dapat dicegah dengan pemberian RhoGAM selama dan setelah kehamilan.
Meski demikian, ibu hamil disarankan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke dokter kandungan.
Tujuannya agar dokter dapat mendekteksi kelainan pada janin, termasuk hydrops fetalis ini.
Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan sedini mungkin yang akan disesuaikan dengan kondisi ibu dan janin dalam kandungan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]