Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Di masa perkembangan bayi, tidak menutup kemungkinan si kecil mengalami masalah kesehatan tertentu. Sebagai contoh, hernia pada bayi yang juga umum terjadi. Akan tetapi, Anda tidak boleh menyepelekan kondisi ini karena sebaiknya ditangani secara langsung. Berikut penjelasan lengkap mengenai hernia pada anak sekaligus cara mengatasinya.
Hernia atau biasa juga disebut sebagai turun berok dapat terjadi pada bayi. Kondisi ini terjadi ketika bagian organ atau jaringan di dalam tubuh mendorong bukaan atau area dinding otot yang lemah.
Dorongan dari lingkaran usus di dalam perut yang membuat munculnya tonjolan atau benjolan pada area tubuh tertentu.
Perlu untuk diketahui bahwa hernia pada bayi perempuan maupun laki-laki merupakan cukup umum terjadi. Bahkan, ada kemungkinan bayi prematur lahir dengan kondisi ini.
Seperti orang dewasa, ada berbagai macam atau jenis hernia pada bayi. Maka dari itu, setiap jenisnya membutuhkan perawatan medis yang berbeda.
Dikutip dari Kids Health, kebanyakan hernia yang terjadi pada anak adalah hernia inguinalis serta hernia umbilikalis. Lalu, ada pula tambahan satu jenis hernia lainnya.
Berikut beberapa perbedaan dari jenis hernia yang biasa terjadi pada anak, seperti:
Hernia sering terjadi pada bayi baru lahir. Akan tetapi, Anda mungkin tidak sadar dengan kondisi yang biasanya muncul dalam beberapa minggu atau bulan pertama.
Berikut beberapa gejala atau tanda hernia yang perlu diketahui orangtua:
Dalam beberapa kasus, ada kemungkinan tonjolan hernia tidak dapat didorong kembali ke perut.
Hal ini bisa membuat lengkungan usus menjadi tersangkut di otot perut. Saat ini terjadi, maka gejala yang muncul adalah:
Apabila dokter tidak segera mengobati usus yang tersangkut atau tersumbat, aliran darah menjadi tidak lancar. Maka dari itu, kondisi ini perlu segera ditangani oleh tenaga medis.
Tidak ada perbedaan dari ciri-ciri hernia pada bayi laki laki maupun perempuan. Gejalanya pun bisa terlihat seperti masalah kesehatan pada umumnya.
Maka dari itu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat.
Sedikit dipaparkan di atas bahwa hernia dapat muncul dalam beberapa bulan pertama si kecil. Umumnya, ini terjadi karena adanya kelemahan pada otot perut.
Berikut penjelasan mengenai penyebab hernia pada bayi sesuai dengan jenisnya, yaitu:
Hernia inguinalis pada bayi biasanya terjadi di dekat area selangkangan, yaitu antara perut dan paha.
Walaupun sering terjadi pada bayi laki-laki, bayi perempuan pun juga mempunyai kemungkinan mengalaminya.
Penyebab terjadinya hernia inguinalis pada bayi laki-laki adalah saat saluran inguinalis (testis turun ke skrotum) tidak menutup sepenuhnya.
Hal ini membuat satu lingkaran usus bisa menonjol ke area selangkangan. Hernia jenis ini lebih sering terjadi di area selangkangan kanan, tetapi bisa juga terjadi di kedua sisi.
Biasanya, hernia inguinalis pada anak terjadi ketika ia memiliki masalah saluran kemih. Dikutip dari Healthy Children, sekitar 3-5 % bayi yang sehat lahir dengan kondisi ini.
Hernia umbilikalis pada bayi terjadi ketika bagian dari usus anak menonjol melalui dinding perut di dalam pusar. Maka dari itu, akan terjadi benjolan di area pusar anak.
Di masa kehamilan, terdapat cincin pusar yang menerima darah dan nutrisi dari tali pusar.
Penyebab terjadinya hernia yang satu ini adalah cincin pusar tidak menutup dengan benar sehingga usus bisa keluar. Inilah yang membuat adanya tonjolan di dekat pusar.
Hernia umbilikalis diklaim dapat menutup dengan sendirinya saat anak berusia 4 atau 5 tahun. Akan tetapi, apabila tidak juga sembuh maka dokter akan melakukan pembedahan.
Hernia epigastrik pada anak terjadi ketika bagian dari usus menonjol pada area tubuh antara pusar dan dada. Penyebabnya adalah karena kelemahan pada otot atau ketegangan pada dinding perut.
Biasanya, jenis hernia yang satu ini berukuran kecil, tidak menimbulkan gejala, dan tidak memerlukan pengobatan. Akan tetapi, apabila tidak membaik maka dibutuhkan pembedahan.
Ada beberapa kondisi yang membuat anak menjadi lebih rentan mengalami hernia, di antaranya adalah:
Umumnya dokter dapat mendiagnosis hernia pada anak melalui pemeriksaan fisik. Ini karena tonjolan hernia bisa terlihat dan bisa dideteksi hanya dengan melihat tampilan luarnya.
Hal pertama yang akan dilakukan dokter adalah melihat apakah hernia dapat didorong kembali ke dalam perut.
Ini bisa disebut sebagai hernia yang dapat direduksi sehingga tergolong tidak berbahaya.
Namun, apabila hernia tidak dapat didorong kembali atau tertahan, maka dokter akan melakukan rontgen untuk melihat bagian dalam usus.
Setelah melakukan diagnosis secara keseluruhan, dokter akan memutuskan cara paling tepat untuk mengobati hernia pada bayi.
Dokter akan melakukan pengobatan sesuai dengan gejala, usia, kondisi kesehatan, serta seberapa parah kondisinya.
Pada hernia inguinalis misalnya dokter membutuhkan tindakan operasi untuk mengobatinya. Jika tidak usus bisa tersangkut di area tempat hernia muncul.
Setelah tindakan, biasanya anak yang menjalani operasi ini dapat pulang di hari yang sama.
Sementara itu, hernia umbilikalis serta epigastrik biasanya akan sembuh dengan sendirinya saat anak mencapai usia 4 hingga 5 tahun.
Apabila ada gejala tertentu, dokter akan memutuskan untuk melakukan operasi. Ini dilakukan untuk mencegah strangulasi, yaitu jaringan yang terjebak sehingga bayi bisa kehilangan suplai darah.
Segera bawa anak ke rumah sakit apabila hernia pada anak terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
Perlu diketahui orangtua bahwa hernia yang telah diobati, kecil kemungkinannya akan terulang kembali. Namun, risiko kambuhnya akan meningkat apabila anak mengalami infeksi luka setelah operasi.
Selalu konsultasikan apa pun kepada dokter mengenai kesehatan serta perubahan yang terjadi pada anak Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar