Pernahkah Anda melihat anak kecil pakai kacamata? Meski tidak umum, beberapa anak ada yang sudah mulai menggunakan kacamata untuk membantu penglihatannya sejak masih kecil.
Sebenarnya, kenapa anak yang masih kecil sudah pakai kacamata? Apa tandanya? Cari tahu jawabannya dalam ulasan ini, ya!
Ciri dan tanda anak perlu pakai kacamata
Sebagian besar anak kecil memang belum dapat melihat dengan jelas dan kondisi ini terbilang normal, sehingga tidak memerlukan perawatan khusus, seperti alat bantu kacamata.
Namun, gangguan penglihatan atau penyakit mata pada anak juga bisa terjadi, yang membuatnya perlu menggunakan kacamata.
Untuk membantu Anda mendeteksi kondisi mata anak, ada baiknya juga Anda waspada terhadap ciri-ciri yang menandakan anak kecil sudah perlu pakai kacamata, di antaranya sebagai berikut.
1. Sering menyipitkan mata
Menyipitkan mata merupakan tanda bahwa mata si Kecil memiliki kesulitan untuk memusatkan fokus pada objek. Bentuk mata yang awalnya bulat akan menjadi lebih sipit.
Hal tersebut dilakukan untuk membatasi pandangan yang kabur dan membatasi jumlah cahaya yang masuk ke mata sehingga tingkat fokus dan kejelasan objek bisa meningkat.
Kondisi itu akhirnya akan membuat anak terus menyipitkan mata setiap kali ingin melihat sesuatu dengan jelas.
Jika Anda memergoki anak melakukan gerakan ini, kemungkinan besar ini menjadi tanda bahwa ia perlu pakai kacamata.
2. Memiringkan kepala
Memiringkan kepala bisa jadi salah satu ciri anak Anda sudah perlu pakai kacamata.
Ini bisa terjadi karena adanya kesalahan pada otot mata (strabismus) atau ptosis, yaitu kondisi kelopak mata atas yang mengendur dan mengenai garis mata. Kenapa anak memiringkan kepalanya?
Adanya gangguan pada mata tertentu dapat mengganggu keselarasan pandangan. Memiringkan kepala memungkinkan anak melihat bagian yang terhalang oleh kelopak mata.
Selain itu, gerakan kepala ini membantu meminimalisir terjadinya penglihatan ganda (berbayang).
3. Menutup satu mata dengan tangan
Selain memiringkan kepala, menutup sebelah mata dengan tangan juga bisa menjadi ciri anak perlu pakai kacamata. Biasanya ini dilakukan si Kecil ketika ia membaca atau menonton sesuatu.
Menutup satu mata dilakukan untuk menghalangi pandangan tidak jelas yang mengganggu anak.
Umumnya, anak yang sering melakukan tindakan ini mengalami masalah refraksi mata, seperti rabun jauh, rabun dekat, atau silinder.
4. Kesulitan untuk membaca
Anda tentu senang memiliki anak yang gemar membaca. Namun, jika mendapati anak berusaha keras untuk membaca, Anda perlu waspada.
Bisa jadi itu adalah tanda bahwa anak Anda perlu pakai kacamata. Hal ini bisa ditandai dengan kesalahan membaca paragraf atau menerka kata yang tertulis, sehingga membuat jarinya harus ikut mengarahkan tulisan.
Selain itu, kesulitan membaca ditunjukkan anak dengan terus-menerus mencari posisi yang tepat untuk membaca. Ini membuat gerakan kepalanya maju mundur atau ia terus memindahkan bukunya.
5. Gejala lainnya yang mungkin terjadi
Selain berusaha menutupi salah satu matanya, salah satu ciri anak perlu menggunakan kacamata yang lain adalah terus-terusan menggosok mata.
Mata anak juga biasanya jadi sering berair dan menjadi sangat sensitif dengan cahaya.
Pada beberapa kasus, ada pula anak yang mengalami gejala migrain atau sakit kepala akibat terganggunya penglihatan mereka.
Penyebab anak kecil perlu pakai kacamata
Sebagian besar orang mungkin sudah mengetahui bahaya penggunaan gadget pada anak, seperti anak terlalu lama menggunakan smartphone, bisa berdampak pada kemampuan penglihatan anak.
Namun, tidak hanya itu, ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan kenapa anak kecil perlu pakai kacamata, di antaranya sebagai berikut.
1. Rabun jauh
Seperti pada orang dewasa, rabun jauh atau mata minus pada anak terjadi ketika cahaya yang masuk jatuh di depan retina.
Jika salah satu atau kedua orangtua menderita rabun jauh, anak kemungkinan punya potensi terkena rabun jauh.
Namun, kondisi ini juga bisa dipicu oleh kebiasaan anak menatap alat elektronik untuk waktu lama atau membaca di tempat yang gelap.
Akibatnya, objek yang dilihat oleh mata menjadi buram. Alhasil, anak dengan kondisi ini sudah harus pakai kacamata untuk membantu memperbaiki penglihatan mereka meskipun usianya masih kecil.
2. Rabun dekat
Kebalikan dari rabun jauh, anak yang memiliki rabun dekat atau mata plus mengalami kesulitan melihat objek yang jaraknya dekat dengan jelas.
Dokter biasanya hanya dapat menangani salah satu penyakit mata pada anak kecil ini dengan merekomendasikan pakai kacamata.
Penggunaan kacamata akan membantu anak mengembalikan fokus pada objek yang tadinya tampak kabur.
Pada kondisi ini, dokter tidak akan melakukan tindakan medis untuk mengatasi masalah penglihatan ini, dan akan menunggu hingga mata anak terbentuk sempurna saat usianya menginjak 21 tahun.
3. Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silinder disebabkan oleh perbedaan kelengkungan permukaan mata.
Alih-alih berbentuk seperti bola basket yang bulat sempurna, mata anak dengan astigmatisme memiliki lekukan yang lebih besar di satu sisinya.
Mengutip American Association of Pediatric Ophthalmology and Strabismus, kacamata yang diresepkan untuk astigmatisme memiliki lengkungan lensa yang lebih dalam pada satu daripada pada arah yang berlawanan.
Ini karena ketika anak memiliki mata silinder yang cukup serius, penglihatannya akan tampak kabur ketika melihat detail yang halus sehingga perlu pakai kacamata.
4. Anisometropia
Anisometropia adalah gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi tanpa disertai adanya kelainan anatomi pada mata yang sering terjadi pada masa perkembangan anak.
Diketahui, kasus anisometropia bisa terjadi pada seorang anak berusia 8 tahun dengan keluhan utama penglihatan kedua mata kabur.
Jika mengalami kondisi ini, anak kecil perlu pakai kacamata dan terkadang ada tambalan obat tetes mata untuk memastikan setiap mata dapat melihat dengan jelas.
5. Amblyopia
Amblyopia atau mata malas adalah kondisi yang menyebabkan penglihatan satu mata menjadi lebih lemah karena otak tidak menerima atau memproses sinyal dengan baik dari mata tersebut.
Penyebab utama amblyopia adalah strabismus (mata juling), di mana mata tidak sejajar sehingga otak mengabaikan gambar dari satu mata, serta perbedaan refraksi signifikan antara kedua mata (misalnya satu mata lebih rabun jauh atau dekat).
Selain itu, gangguan seperti katarak bawaan atau kelopak mata terkulai (ptosis) dapat menghalangi penglihatan dan memicu kondisi ini.
Kacamata sering kali diresepkan untuk memperbaiki perbedaan refraksi dan membantu otak menggunakan kedua mata secara optimal, terutama jika terdeteksi dini pada usia balita.
6. Strabismus
Strabismus atau mata juling adalah kondisi di mana kedua mata tidak sejajar atau tidak bekerja bersama secara harmonis.
Hal ini dapat menyebabkan otak mengabaikan gambar dari satu mata untuk menghindari penglihatan ganda, yang berisiko memicu amblyopia (mata malas) jika tidak diatasi.
Penyebab utama strabismus pada anak-anak meliputi faktor genetik, kelainan pada otot-otot mata, atau masalah neurologis yang memengaruhi kontrol gerakan mata.
Anak-anak dengan strabismus sering memerlukan kacamata untuk mengoreksi kelainan refraksi yang mendasari, membantu menyelaraskan mata, dan mengurangi risiko perkembangan penglihatan yang buruk.
Tips memilih kacamata untuk anak kecil
Memilih kacamata yang tepat untuk anak sangat penting guna memastikan kenyamanan, kejelasan penglihatan, dan daya tahan, mengingat anak sering kali aktif bergerak.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa diikuti saat memilih kacamata untuk anak.
1. Material dan ukuran frame
Pilih frame yang ringan dan tahan lama, seperti bahan plastik atau logam fleksibel. Kacamata yang dirancang khusus untuk anak-anak sering kali lebih tahan lama dan lebih aman jika terjatuh.
Pastikan juga ukuran frame sesuai dengan bentuk wajah anak agar tidak menyebabkan ketidaknyamanan.
2. Lensa yang tepat
Pilih lensa yang tahan benturan, terutama jika anak sering beraktivitas fisik.
Lensa dengan perlindungan UV, antireflektif untuk mengurangi silau, dan lensa photochromic yang dapat menyesuaikan dengan cahaya matahari juga sangat dianjurkan.
3. Gaya dan preferensi anak
Ajak anak untuk memilih gaya kacamata yang mereka suka.
Kacamata dengan berbagai pilihan warna dan desain bisa membuat anak lebih nyaman memakainya setiap hari.
4. Pemeriksaan mata rutin
Pastikan anak mendapatkan pemeriksaan mata secara rutin, dimulai sejak usia dini, bahkan sejak 6 bulan.
Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi masalah penglihatan seperti rabun jauh, rabun dekat, atau masalah mata lainnya, yang mungkin memang membutuhkan kacamata.
5. Bantuan profesional
Tidak kalah penting, bawalah anak ke optometris atau ahli mata anak untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kebutuhan mata mereka.
Jika ada kondisi mata khusus, seorang profesional dapat memberikan rekomendasi lensa yang tepat.
Setelah memilih kacamata yang tepat untuk anak, penting juga untuk menjaga kesehatan mata anak dan kebersihan kacamata agar gangguan penglihatan pada anak tidak bertambah parah.
Kesimpulan
[embed-health-tool-vaccination-tool]