Atresia ani (imperforate anus) adalah kelainan atau cacat lahir bawaan yang biasanya terjadi pada bayi. Atresia ani adalah kondisi ketika anus bayi tidak terbentuk dengan sempurna atau tidak normal.
Anus merupakan lubang tempat kotoran atau feses keluar dari tubuh. Kondisi cacat lahir ini membuat feses atau kotoran bayi tidak bisa keluar dengan normal dari dalam tubuh.
Berbeda dengan bayi pada umumnya, bayi perempuan yang mengalami atresia ani memiliki rektum, kandung kemih, dan vagina dalam satu lubang bukaan besar yang sama.
Lubang bukaan besar tersebut disebut dengan kloaka. Atresia ani adalah kondisi yang mulai berkembang sejak bayi masih berada di dalam kandungan.
Kondisi cacat lahir pada bayi ini biasanya terbentuk sekitar minggu ke-5 usia kehamilan hingga minggu ke-7 usia kehamilan.
Selain memiliki imperforate anus, bayi juga bisa mengalami kondisi cacat lahir lainnya pada dubur dalam waktu yang bersamaan.
Dokter biasanya akan segera mendiagnosis kondisi atresia ani setelah bayi lahir. Kondisi ini tidak bisa disepelekan dan harus diberikan penanganan secepatnya.
Atresia ani adalah kondisi cacat lahir yang bisa dialami oleh sekitar 1 dari 5.000 bayi yang baru lahir, menurut Children’s Hospital of Philadelphia.
Kondisi ini cenderung lebih sering dialami oleh bayi laki-laki dibandingkan dengan bayi perempuan.
Atresi ani adalah kelainan bawaan yang tidak bisa dianggap ringan karena dapat sangat berpengaruh pada proses tumbuh kembang si kecil.
Atresia ani bisa ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Bayi baru lahir yang tidak memiliki anus dengan sempurna otomatis akan mengalami kesulitan dalam mengeluarkan feses atau tinja.
Feses tetap akan bergerak menuju anus, tetapi terhambat karena tidak ada jalan untuk keluar dari tubuh.
Alhasil, mekonium atau feses pertama bayi seolah “terjebak” sehingga tetap berada di dalam usus.
Lama lama, kondisi ini bisa mengakibatkan bayi mengalami muntah dan pembengkakan atau pembesaran pada perut.
Melansir UCSF Benioff Children’s Hospital, dalam beberapa kasus atresia ani, rektum bisa berpindah posisi hingga berada di dekat panggul maupun di mendekati posisi normalnya.
Rektum adalah organ yang bertindak sebagai jalur keluarnya feses atau tinja. Rektum menghubungkan antara bagian usus besar dan anus.
Ketika ada bagian usus dan kandung kemih terhubung menjadi satu, tinja atau feses bayi bisa diekskresikan atau diubah menjadi urine.
Sementara ketika usus dan vagina terhubung satu sama lain, tinja atau feses bayi dengan atresia ani akan keluar melalui vagina.
Kedua kondisi ini khususnya terjadi pada bayi perempuan dengan satu lubang besar penghubung (kloaka) rektum, kandung kemih, dan vagina.
Secara garis besarnya, gejala umum dari atresia ani pada bayi adalah sebagai berikut:
Beberapa kelainan tambahan lain yang bisa dialami bayi dengan atresia ani adalah sebagai berikut:
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu yang dialami bayi, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang pertumbuhan, perkembangan, maupun kemunculan gejala tertentu pada si kecil, segera konsultasikan dengan dokter.
Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda, termasuk bayi. Selalu konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi kesehatan buah hati Anda.
Penyebab atresia ani pada bayi masih belum diketahui secara pasti. Atresia ani bisa disebabkan oleh cacat pada genetik.
Kelainan ini terjadi sejak bayi masih berkembang di dalam kandungan atau tepatnya pada usia kehamilan minggu ke-5 hingga usia kehamilan minggu ke-7.
Selama masa ini, anus dan sistem pencernaan bayi sedang dalam proses pembentukan. Meski terbilang jarang, penyebab atresia ani bisa disebabkan oleh kelainan atau cacat genetik.
Lebih lanjutnya, atresia ani adalah kondisi cacat lahir yang bisa dikarenakan adanya perubahan atau mutasi gen. Perubahan atau mutasi gen tersebut dapat dikaitkan dengan faktor lingkungan.
Beberapa bentuk atresia ani yang bisa terjadi adalah sebagai berikut:
Atresia ani adalah kondisi cacat lahir pada bayi yang bisa terjadi sendiri maupun bersamaan dengan kelainan lainnya.
Atresia ani pada bayi merupakan kondisi yang sering kali didiagnosis setelah persalinan dengan skrining bayi baru lahir.
Pemeriksaan fisik dilakukan ketika dokter melibat lubang anus bayi hilang atau berada dalam posisi yang salah.
Adanya hubungan yang abnormal antara usus dan kandung kemih disertai dengan berubahnya tinja menjadi urine juga menunjukkan tanda-tanda atresia ani.
Dokter akan memeriksa lambung bayi untuk melihat adanya tanda-tanda pembengkakan. Selain itu, dokter juga akan memeriksa bukaan anus untuk melihat adanya tanda-tanda kelainan.
Supaya lebih pasti lagi, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan x-ray (rontgen) dan ultrasound (USG) pada perut bayi.
Setelah mendiagnosis imperforate anus, penting untuk melakukan tes guna mengetahui kelainan lainnya yang terkait dengan kondisi ini.
Beberapa jenis tes yang dapat dilakukan meliputi:
Operasi diperlukan pada banyak kasus atresia ani pada bayi untuk membuka lubang yang tertutup. Tergantung pada kondisi, ahli bedah akan memilih metode yang cocok, seperti:
Prosedur kolostomi ini dilakukan dokter dengan membuat dua lubang kecil pada perut bayi. Selanjutnya, usus bagian bawah ditempelkan pada satu lubang dan usus bagian atas ditempelkan pada lubang lainnya.
Lubang tersebut merupakan kantung yang menempel di bagian luar tubuh bayi guna menampung agar feses bisa keluar.
Operasi korektif pada bayi dengan atresia ani akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisinya.
Ambil contohnya sejauh mana posisi rektum bayi turun, seperti apa pengaruh rektum yang turun dengan otot-otot di sekitarnya, dan lain sebagainya.
Prosedur ini dilakukan dokter dengan menutup apabila rektum terhubung atau melekat pada uretra maupun vagina. Proses operasi dilanjutkan dengan membuat anus bayi pada posisi yang normal.
Prosedur operasi ini dilakukan dokter dengan menarik rektum ke bawah sehingga terhubung dengan anus bayi yang baru. Alhasil, cara ini bisa membantu feses bayi untuk keluar dari tubuh.
Dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk melakukan peregangan pada anus bayi secara berkala. Prosedur ini bisa dilakukan selama beberapa bulan setelah operasi.
Ikuti petunjuk dokter untuk merawat kondisi kesehatan anak setelah menjalani operasi. Perawatan jangka panjang yang bisa Anda lakukan pada anak dengan atresia ani yakni sebagai berikut.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar