Anak kecil masih belum tahu betul apa saja yang baik dan tidak untuk dirinya sendiri, termasuk kebiasaan suka memukul kepala. Ketika anak rewel dan menangis, tak jarang ia suka sambil memukul kepala sendiri.
Lantas, apakah normal jika anak melakukan tindakan ini? Kenapa anak suka memukul kepala sendiri dan apa yang harus dilakukan orangtua untuk menenangkannya? Cari tahu jawabannya lebih jelas pada ulasan berikut.
Normalkah jika anak suka memukul kepala sendiri?
Sebagian besar anak yang sedang tantrum akan memukul, menggigit, atau membenturkan kepalanya pada sesuatu.
Saat Anda pertama kali mendapati si Kecil melakukan hal ini, Anda mungkin sangat kaget. Padahal, faktanya, tindakan ini umum dilakukan anak-anak.
Melansir dari Children’s Mercy, anak umur 2 atau 3 tahun umumnya suka memukul dan menggigit untuk menunjukkan emosi yang ia rasakan.
Ketika anak semakin bertumbuh, ia akan menjelajahi lingkungan dan tahu apa yang dibutuhkan atau diinginkan, sehingga kebiasaannya ini akan mereda dengan sendirinya.
Meski umumnya normal, anak yang sering memukul kepala sendiri tanpa penyebab yang jelas bisa jadi tanda dari masalah perkembangan yang perlu mendapat perhatian.
Apa penyebab anak suka memukul kepala sendiri?
Ada beberapa kemungkinan yang menjadi alasan kenapa anak suka memukul kepala sendiri, di antaranya sebagai berikut.
1. Merasa nyaman
Meski terdengar aneh, kebanyakan balita tampak nyaman dan rileks ketika sedang memukul kepalanya sendiri.
Kebiasaan ini termasuk membenturkan kepala sendiri secara berirama saat mereka tidur.
Hal itu diperkuat dengan pernyataan pakar perkembangan balita yang mengungkapkan bahwa gerakan berirama, seperti bergoyang di kursi, dapat membantu anak lebih tenang.
2. Pereda sakit
Balita Anda mungkin juga suka memukul kepala sendiri ketika ia merasa kesakitan. Misalnya karena tumbuh gigi atau infeksi telinga pada anak.
Perilaku memukul kepalanya sendiri tersebut tampak membantu anak-anak merasa lebih baik.
Hal ini mungkin sebagai salah satu cara anak untuk mengalihkan perhatian dari ketidaknyamanan di mulut atau telinga.
3. Mengatasi frustrasi
Balita belum bisa mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata. Ketika tantrum di tempat umum atau rumah, ia hanya bisa menunjukkannya dengan gerak tubuh atau memberi tahu dengan bahasa balita.
Ketidakmampuan tersebut membuat anak stres dan frustrasi. Akibatnya, anak suka memukul kepala sendiri sebagai cara untuk mengungkapkan emosi saat kesal atau marah.
Kebiasaan ini mungkin juga anak-anak lakukan untuk menghibur diri sendiri ketika dalam situasi yang menegangkan dan membuat stres.
4. Mencari perhatian
Seperti anak yang berteriak, memukul kepala sendiri secara terus-menerus juga bisa menjadi cara si Kecil untuk mendapatkan perhatian.
Pasalnya, sebagian besar orangtua cenderung menjadi perhatian ketika melihat anaknya melakukan sesuatu yang berpotensi menyakiti diri sendiri.
5. Mengalami gangguan perkembangan
Sebagai orangtua, Anda harus memperhatikan seberapa sering anak Anda melakukan kebiasaan memukul kepala sendiri ini.
Jika perilaku ini sangat sering dilakukan dan muncul tanpa penyebab yang jelas, kemungkinan besar anak memiliki gejala sindrom spektrum autisme.
Anak dengan kondisi ini biasanya menunjukkan gejala, seperti memukul dagu, menggigit tangan, menempelkan wajah dengan lutut, memukul kepala, atau membenturkan kepalanya.
Namun, setiap anak itu berbeda. Masih ada banyak sebab lain yang membuat anak suka memukul atau menyakiti diri sendiri.
Bila Anda khawatir, konsultasikan kepada dokter atau psikolog anak.