Banyak mitos atau takhayul mengenai penyandang albinisme atau sering disebut juga albino. Untuk mengetahui kebenarannya, simak sejumlah fakta tentang albino berikut ini.
Beragam fakta tentang albino
Albino atau orang dengan albinisme memang berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Albino punya kulit, mata, dan rambut yang pucat akibat kekurangan pigmen.
Kondisi ini bisa menimbulkan kesan negatif dari orang-orang di sekitarnya. Tak jarang, orang albino kerap dikucilkan dan diejek karena kondisi fisiknya yang berbeda.
Diskriminasi pada albino tak lepas dari berbagai pemahaman keliru di masyarakat mengenai kelainan genetik pada kulit ini.
Berikut ini adalah beberapa fakta tentang orang albino yang perlu Anda ketahui.
1. Diskriminasi orang albino
Penyandang albinisme sering mendapatkan diskriminasi. Sebagian kebudayaan di wilayah Afrika masih menganggap albinisme sebagai kutukan.
Para dukun di Tanzania memburu orang albino karena bagian tubuh tertentu dianggap punya kekuatan gaib untuk membawa keberuntungan dan kekayaan.
Banyak kasus pengasingan, penculikan, kekerasan, dan pembunuhan terhadap anak-anak, perempuan, dan laki-laki dengan albinisme.
Sebuah laporan dari PBB pada 2015 memperkirakan sekitar 80 orang dengan albinisme di Tanzania yang telah dibunuh sejak tahun 2000-an.
2. Bukan hasil perkawinan silang
Anak-anak yang terlahir dengan albinisme memiliki warna kulit putih, tetapi bukanlah hasil dari perkawinan silang antar-ras yang berbeda.
Albinisme adalah kelainan genetik yang membuat seseorang tidak memiliki pigmen pemberi warna alami (melanin) pada kulit, rambut, dan mata mereka.
Hal ini menjadikan anak albino memiliki warna kulit putih, rambut lebih terang, dan mata biru pucat atau kemerahan saat terkena cahaya.
Kondisi yang bersifat permanen ini dapat menyerang siapa saja, terlepas dari jenis kelamin, status sosial, ras, atau etnis seseorang.
3. Terdapat beragam jenis albinisme
Ada beragam jenis albinisme tergantung dari perubahan warna dan penyebab genetiknya. Ini menjadi salah satu fakta tentang albino yang jarang diketahui.
Menurut National Organization for Albinism and Hypopigmentation, terdapat dua kategori utama dari albinisme, yakni albinisme okulokutaneus dan albinisme okular.
Albinisme okulokutaneus atau OCA melibatkan tanda-tanda yang meliputi perubahan warna pada mata, rambut, dan kulit akibat mutasi gen tertentu.
Albinisme okular atau OCA yang lebih jarang terjadi umumnya hanya melibatkan perubahan mata, sedangkan kulit dan rambut tampak serupa orang normal.
4. Kelainan genetik langka
Orang albino mengalami kelainan genetik langka yang memengaruhi produksi melanin atau pigmen warna pada kulit, rambut, dan mata.
Melanin juga berperan dalam pewarnaan retina untuk penglihatan normal. Hal inilah yang menjelaskan fakta tentang orang albino yang mengalami penurunan fungsi penglihatan.
Jumlah kasus albinisme bervariasi di seluruh dunia. Berdasarkan rilis data WHO, angka kasus albinisme di Eropa dan Amerika Utara diperkirakan mencapai satu dari 20.000 orang.
Angka kasus di Afrika bervariasi, mulai dari satu per 5 ribu orang sampai satu per 15 ribu orang. Di beberapa kawasan lain, kasus bahkan meningkat hingga 1 per 3.000 orang.
5. Rentan terkena kanker kulit
Manusia tidak perlu melanin untuk bertahan hidup. Namun, kekurangan zat ini bisa menimbulkan gangguan kulit akibat radiasi UVA dan UVB dari sinar matahari.
Orang dengan albinisme menghasilkan vitamin D lima kali lebih cepat dari orang berkulit gelap.
Kurangnya melanin dapat membuatnya lebih mudah masuk dan meresap ke dalam kulit selama terkena sinar UV dari matahari. Akibatnya, albino lebih berisiko mengalami sunburn atau terbakar matahari.
Terkena sinar matahari tanpa perlindungan juga membuktikan fakta bahwa albino punya risiko lebih tinggi untuk terkena kanker kulit melanoma.
6. Sering mengalami gangguan penglihatan
Warna iris mata pada penyandang albinisme bisa bervariasi, mulai dari abu-abu muda, biru, cokelat, hingga merah muda atau kemerahan.
Kondisi iris mata yang terlalu transparan karena kurangnya melanin pada retina mata membuat albino rentan mengalami gangguan penglihatan.
Melanin berperan dalam pewarnaan retina untuk memberikan penglihatan normal. Itulah sebabnya, orang albino cenderung memiliki mata minus atau plus.
Masalah mata lainnya yang terkait albinisme, termasuk pergerakan mata tak terkendali (nistagmus), mata juling (strabismus), dan sensitif terhadap cahaya (fotofobia).
Apakah orang dengan albino bisa hidup normal?
Ya, orang dengan albinisme dapat hidup normal seperti halnya manusia lainnya. Hanya saja, albino perlu membatasi paparan sinar matahari karena kulitnya sensitif terhadap sinar matahari.
7. Perkawinan sedarah berisiko melahirkan bayi albino
Inses atau perkawinan sedarah berisiko terhadap kelahiran bayi dengan albinisme menjadi salah satu fakta tentang albino. Meski begitu, albino tidak pasti disebabkan oleh hal ini.
Praktik inses antara sepupu dekat, saudara kandung, dan orangtua-anak kandung berisiko sangat tinggi untuk mewarisi albinisme pada keturunannya nanti.
Albinisme termasuk penyakit resesif autosomal, artinya bayi harus lahir dari kedua orangtua yang membawa masing-masing salinan gen abnormal.
Akibatnya, bayi berpeluang 25% mengembangkan albinisme atau 50% untuk membawa gen abnormal yang akan diteruskan ke keturunan berikutnya.
Tanda bayi albino biasanya meliputi warna kulit, bulu, rambut, serta mata yang pucat, gerak mata yang tidak wajar, serta sensitif terhadap sinar matahari.
8. Tidak ada pengobatan albino
Orang albino mengalami kelainan genetik sehingga tidak dapat disembuhkan. Namun, sejumlah perubahan gaya hidup dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Gangguan penglihatan dapat diatasi dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak. Bedah otot mata juga bisa dokter lakukan pada orang albino dengan mata juling atau strabismus.
Perawatan kulit, termasuk pemeriksaan rutin ke dokter spesialis kulit, penting dilakukan. Oleskan sunscreen minimal SPF 30 dan kurangi aktivitas di bawah terik matahari.
Selain itu, gunakan pakaian pelindung dari bahaya sinar matahari, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi, kaus kaki, sepatu, dan kacamata hitam.
Mengetahui sejumlah fakta tentang albino dapat membantu Anda memahami kondisi anak-anak atau orang dengan kelainan genetik ini.
Jika ada pertanyaan atau kekhawatiran terhadap kondisi ini, jangan ragu untuk konsultasikan dengan dokter guna mendapatkan solusi terbaik.