Sembelit atau konstipasi bisa dialami oleh semua kalangan, termasuk bayi. Pada banyak kasus, susah buang air besar (BAB) pada bayi sering dialami saat peralihan ke makananan pendamping ASI (
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
target=”_blank”
data-event-category=”Internal Link Click on Article” data-event-action=”click” data-event-label=”https://hellosehat.com/parenting/bayi/gizi-bayi/mpasi-6-bulan/” href=”https://hellosehat.com/parenting/bayi/gizi-bayi/mpasi-6-bulan/”>MPASI). Namun, ada beberapa faktor lain yang jadi penyebab si kecil susah BAB. Berikut penjelasan lengkap seputar susah BAB pada bayi, dari gejala, penyebab, sampai cara mengatasi.
Mengutip dari Nationwide Children’s, sembelit atau konstipasi pada bayi usia di bawah satu tahun adalah hal umum.
Untuk menilai apakah bayi mengalami sembelit, Anda perlu memperhatikan apakah pola buang air besarnya berubah.
Ada beberapa tanda umum jika bayi mengalami sembelit yang bisa ibu ketahui, yaitu
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, sembelit bisa disebabkan masalah pada usus besar bagian bawah.
Sembelit, yang termasuk gangguan pencernaan, merupakan hal yang wajar, terutama saat awal ia menerima MPASI. Sebelumnya, mungkin bayi Anda tampak tak pernah kesulitan saat BAB.
Namun selain saat peralihan MPASI, konstipasi pada bayi juga bisa disebabkan beberapa hal, yaitu:
Bayi 6 bulan biasanya mengalami susah BAB karena baru mengenal MPASI. Ketika baru mengenal makanan atau MPASI, tubuhnya membutuhkan waktu beradaptasi untuk mencerna jenis makanan yang baru.
Pada masa ini, biasanya sembelit yang dialami bayi cenderung ringan. Namun, jika MPASI yang diberikan cenderung rendah serat atau makanan tertentu, juga bisa menjadi alasan bayi mengalami sembelit.
Beberapa makanan yang bisa membuat bayi sembelit, seperti sereal beras, susu sapi, pisang, pasta putih, dan roti.
Orang dewasa, anak-anak, hingga bayi membutuhkan cukup cairan agar organ di dalam tubuhnya berfungsi dengan baik. Termasuk bayi yang tetap membutuhkan asupan cairan.
Bila kekurangan cairan, bayi bisa mengalami dehidrasi. Kondisi ini bisa memicu respons tubuh dengan menyerap lebih banyak cairan dari apapun yang ia makan dan minum, bahkan dari kotoran di dalam ususnya.
Hal ini menyebabkan feses bayi keras dan kering, sehingga susah untuk dikeluarkan.
Bayi berusia di bawah satu tahun yang mengalami muntaber (muntah dan diare) atau flu perut bisa mengalami dehidrasi dan susah BAB.
Ketika ada banyak cairan yang keluar dari tubuh bayi karena muntah dan diare, sangat mungkin bayi Anda mengalami sembelit.
Bayi mungkin saja mengalami stres sehingga membuatnya susah buang air besar. Stres bisa dipicu dari situasi yang membuatnya tidak nyaman, lingkungan baru, perubahan cuaca, ataupun traveling.
Beberapa hal tersebut bisa mempengaruhi kesehatannya secara keseluruhan, termasuk kelancaran sistem pencernaan.
Ada beragam kemungkinan bayi mengalami sembelit. Jangan cemas dulu, ada cara yang bisa ibu lakukan untuk mengatasi bayi yang susah BAB.
Susah BAB, salah satu masalah yang paling umum ketika bayi 6 bulan baru masuk MPASI. Maka itu, mungkin banyak gangguan pencernaan yang bisa terjadi karena pola dan tekstur makanannya berubah.
Tentu saja, saat masuk 6 bulan bayi sudah harus dikenalkan dengan beragam sumber makanan, salah satunya serat. Konsumsi serat mampu membantu atasi si kecil susah BAB.
Nah, supaya anak terbiasa makan serat, ibu bisa mengkreasikan menu makanan berserat tinggi dari sekarang.
Ketika si kecil mengalami sembelit, ibu bisa mengubah menu MPASI untuknya.
Dikatakan juga dalam jurnal Pediatric Gastroenterology, Hepatology & Nutrition, meski pengobatan bisa mengatasi masalah sembelit pada anak atau bayi, pola makan anak termasuk menunya juga perlu diubah. Ini merupakan cara yang sangat membantu mengatasi bayi susah BAB.
Ada beberapa makanan tinggi serat yang bisa ibu berikan kepada bayi berusia 6 bulan untuk mengatasi masalah susah BAB.
Ibu bisa menyertakan sumber makanan lain dalam mengkreasikan makanan untuk anak sembelit, seperti brokoli, buah pir, persik, dan apel yang sudah dikupas.
Hidrasi sangat penting untuk mencegah bayi mengalami susah BAB. Tubuh membutuhkan cukup air untuk mencerna makanan.
Cairan juga menjaga fungsi organ agar bekerja dengan optimal. Maka itu, berikan bayi susu dan air untuk mencukupi kebutuhan cairan bayi.
Sesekali, ibu bisa memberikan jus buah pir untuk mempercepat pergerakan usus, sehingga membantu BAB-nya lebih cepat.
Mengutip dari Mayo Clinic, Anda bisa memberikan jus apel atau pir dalam sehari sebagai pengganti cairan. Jus ini mengandung sorbitol, pemanis yang bertindak seperti pencahar.
Berikan 60-120 ml jus dalam sehari dan sesuaikan dengan kebutuhan si kecil.
Pada dasarnya, aktivitas fisik dapat melancarkan sistem pencernaan. Saat tubuh aktif bergerak, aliran darah meningkat ke usus besar, sehingga mendorong pergerakan usus mengeluarkan feses untuk menangani sembelit.
Ibu tentu bisa membuat bayi lebih banyak gerak untuk mengatasi masalah susah BAB.
Sebagai contoh, mengajaknya untuk merangkak lebih sering atau mengajarinya berjalan.
Alternatif lainnya, cobalah baringkan bayi dan secara perlahan gerakkan kakinya ke depan secara melingkar, ibarat ia sedang mengayuh sepeda.
Lakukan ini beberapa menit untuk membantu pergerakan sistem pencernaannya.
Untuk mengatasi sembelit pada bayi ibu bisa melakukan pijatan lembut pada perutnya secara lembut, terutama pada bagian bawah perut. Ibu juga bisa mempraktikkan pijatan “I Love You” atau gerakan I-L-U pada perut si kecil.
Pertama, Ibu bisa menggambar huruf ‘I’ pada sisi kiri perut bayi. Kemudian pijat dengan membentuk huruf ‘L’ terbalik dari sisi kanan sepanjang tulang rusuknya dan bergerak lurus ke arah bawah.
Pijat bayi membentuk huruf ‘U’ terbalik dimulai dari perut kanan bagian bawah, lalu naik ke arah pusar, dan berakhir ke sisi perut bawah sebelah kiri.
Cara ini bisa menstimulasi untuk meningkatkan pergerakan ususnya dan membantu mengatasi susah BAB pada bayi.
Ibu bisa melakukan empat langkah di atas untuk mengatasi susah BAB pada si kecil.
Jangan lupa, ibu perlu selalu perhatikan kondisi kesehatan pencernaan si kecil. Selain susah BAB, ada banyak gangguan pencernaan yang bisa terjadi.
Bila ada gangguan pencernaan lainnya, tangani segera sesuai gejala atau konsultasikan ke dokter anak segera.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar