Pernahkah Anda mendengar tentang intususepsi? Meski kurang umum diketahui, gangguan pencernaan cukup serius dan perlu penanganan segera. Pasalnya, intususepsi bisa menyebabkan infeksi hingga berakibat fatal. Untuk itu, ketahui selengkapnya terkait intususepsi mulai dari gejala hingga pengobatan di bawah ini.
Apa itu intususepsi?
Intususepsi atau invaginasi adalah kondisi serius saat usus masuk ke bagian usus yang lain. Sebagian usus melipat, sehingga satu bagian menyelip ke dalam bagian lain, seperti teleskop.
Akibat kondisi ini, usus menjadi terhalang sehingga makanan dan cairan tidak bisa lewat. Aliran darah menuju usus mungkin juga tersendat, yang menyebabkan bagian usus tersebut terluka atau mati.
Intususepsi merupakan penyebab paling umum obstruksi usus pada anak-anak di bawah usia 3 tahun. Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab sebagian besar kasus invaginasi tidak diketahui.
Pada anak-anak, usus biasanya dapat didorong kembali ke posisi semula dengan prosedur sinar-X. Berbeda dengan orang dewasa yang perlu pembedahan.
Seberapa umum kondisi ini?
Intususepsi adalah kondisi gangguan pencernaan yang paling sering terjadi pada bayi dan anak berusia di antara 3 bulan dan 3 tahun.
Kondisi ini tergolong jarang terjadi pada bayi baru lahir. Akan tetapi, bisa juga terjadi pada anak yang lebih tua, remaja, hingga orang dewasa.
Dikutip dari Cleveland Clinic, ada sekitar 1 dari 1.200 anak yang mengalami intususepsi atau invaginasi. Ketimbang anak perempuan, anak laki-laki lebih sering mengalami kondisi ini.
Perlu diketahui pula bahwa intususepsi juga tergolong kondisi medis darurat atau perlu segera ditangani. Jika tidak ditangani, dapat mengakibatkan infeksi hingga kematian.
Tanda dan gejala intususepsi
Intususepsi atau invaginasi adalah kondisi yang memiliki banyak gejala. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab bayi mengalami kram perut.
Sakit perut tersebut kemudian menyebabkan bayi menangis keras secara mendadak dan mereka biasanya akan menarik lutut sampai di atas dada.
Rasa menyakitkan dapat berlangsung 10 hingga 15 menit atau lebih. Diikuti dengan periode 20 hingga 30 menit tanpa rasa sakit, kemudian rasa sakit muncul kembali.
Beberapa gejala atau tanda dari intususepsi pada anak, seperti:
- feses bercampur darah dan lendir,
- mengalami muntah,
- ada benjolan di sekitar perut,
- rasa lemah, lesu, dan kehilangan semangat,
- diare pada bayi atau anak, dan
- demam disertai dengan keringat berlebih.
Sakit perut pada anak yang cukup parah akan muncul silih berganti. Anak mungkin juga muntah sehingga terlihat pucat dan berkeringat.
Ketika penyumbatan usus semakin menjadi, darah dan lendir dapat muncul di kotoran dan perut mungkin membengkak.
Lalu, diare yang dialami anak juga bisa membuatnya terlihat lesu dan lemah. Anda juga harus berhati-hati apabila anak kekurangan cairan sehingga berujung pada dehidrasi.
Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas anak mengalami gejala tertentu, segera konsultasi ke dokter.
Penyebab intususepsi
Hingga kini, dokter belum mengetahui apa yang menjadi penyebab utama dari intususepsi atau usus terlipat pada anak.
Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini terjadi setelah serangan gastroenteritis atau flu perut yang dialami anak.
Hal ini terjadi karena adanya virus yang mengakibatkan pembengkakan pada lapisan usus. Lalu, ada bagian usus yang menyelinap masuk di bagian bawahnya.
Tidak hanya itu, intususepsi juga bisa terjadi ketika anak mengalami polip atau divertikulum.
Dikutip dari Stanford Children’s Health, invaginasi usus juga bisa terjadi karena faktor keturunan dari keluarga.
Lalu, para ahli pun juga menemukan kaitan intususepsi dengan infeksi virus, tumor, usus buntu, penyakit celiac, fibrosis kistik, serta penyakit Crohn.
Faktor risiko intususepsi
Berikut beberapa faktor risiko intususepsi pada anak.
- Usia, anak-anak jauh lebih berisiko mengalami intususepsi daripada orang dewasa.
- Jenis kelamin, intususepsi lebih sering menyerang anak laki-laki.
- Usus abnormal pada waktu lahir, kondisi saat lahir (bawaan) ketika usus tidak berkembang dengan baik (malrotasi).
- Riwayat intususepsi sebelumnya, apabila pernah mengalami intususepsi, anak akan lebih berisiko mengalaminya kembali.
Pilihan pengobatan untuk intususepsi
Setelah orangtua memberi tahu apa saja gejala dari intususepsi atau invaginasi, dokter akan langsung memeriksa anak, seperti berikut.
- Melakukan pemeriksaan pada area perut yang terasa bengkak dan lembut saat disentuh.
- Terkadang, dokter bisa langsung merasakan adanya perbedaan di area usus hanya dengan merabanya.
Apabila diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dengan bantuan X-ray serta ultrasound.
Perawatan atau pengobatan dari kondisi ini biasanya dilakukan karena adanya keadaan darurat medis, sebagai contoh ketika anak sudah mengalami dehidrasi atau syok.
Pengobatan sekaligus mencegah terjadinya infeksi usus serta usus mati karena kekurangan darah.
Pengobatan akan dilakukan dokter tergantung dari gejala, usia, kondisi kesehatan anak, serta seberapa parah intususepsi. Berikut langkah-langkah pengobatannya.
1. Perawatan awal
Ketika anak Anda tiba di rumah sakit, dokter akan terlebih dahulu menstabilkan kondisinya dengan memberikan tindakan seperti di bawah ini.
- Memberikan anak cairan melalui jalur intravena (IV).
- Membantu menurunkan tekanan udara pada usus dengan bantuan selang melalui hidung anak dan masuk ke lambung (tabung nasogastrik).
- Memperbaiki intususepsi.
2. Barium atau enema udara
Setelah itu, dokter akan memperbaiki penyebab usus terlipat atau invaginasi melalui dua cara, salah satunya, yaitu barium atau enema udara.
Pada prosedur ini, dokter akan meletakkan tabung lunak berukuran kecil dari bagian rektum, lalu mengalirkan udara melalui tabung tersebut.
Udara akan mengalir ke dalam usus dan memberikan tekanan. Hal ini dapat membuka bagian dalam dan luar usus sehingga menyembuhkan penyumbatan.
3. Operasi
Apabila perawatan enema udara tidak berhasil dan usus menjadi robek, yang perlu dilakukan dokter adalah tindakan operasi.
Melalui tindakan ini, dokter akan membersihkan penyumbatan atau menghilangkan jaringan usus yang sudah tidak berfungsi.
Dalam beberapa kasus, intususepsi dapat menghilang dengan sendirinya tanpa perawatan apa pun.
Meskipun begitu, invaginasi dapat mengakibatkan masalah serius pada anak jika tidak dilakukan penanganan yang tepat. Masalah tersebut, yaitu:
- infeksi usus,
- kematian jaringan usus,
- perdarahan di dalam, dan
- infeksi perut yang parah yang disebut peritonitis.
Setelah pembedahan atau operasi, anak akan diberikan obat pereda nyeri agar tetap merasa nyaman.
Lalu, anak juga akan tetap membutuhkan cairan intravena selama beberapa hari karena usus masih belum bisa bekerja dengan sempurna.
Maka dari itu, anak belum bisa makan makanan padat walaupun pemulihan terjadi dalam 24 jam. Biasanya, anak akan diperbolehkan makan dalam waktu 2—3 hari.
Hal yang perlu diperhatikan orangtua yaitu sebaiknya segera membawa anak ke dokter agar intususepsi dapat ditangani dengan cepat.
Kesimpulan
- Intususepsi adalah kondisi ketika usus melipat dan masuk ke bagian usus yang lain, sehingga menyerupai teleskop. Akibatnya, usus menjadi tersumbat sehingga tidak bisa dilalui makanan dan cairan. Aliran darah juga bisa terhambat hingga menyebabkan usus terluka atau mati. Jika tidak ditangani, kondisi ini berisiko menyebabkan infeksi yang bisa berakibat fatal.
- Belum diketahui penyebab pasti intususepsi. Namun, kondisi ini bisa dikenali dengan keluhan kram atau sakit perut yang parah. Pengobatan akan dilakukan sesuai dengan gejala dan tingkat keparahan kondisi, baik dengan cara enema udara atau tindakan operasi.
[embed-health-tool-vaccination-tool]