Bukan hanya pada orang dewasa, disentri juga bisa terjadi pada anak. Bahkan, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak segera ditangani. Untuk itu, pahami gejala dan cara pengobatannya melalui ulasan berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A · Kesehatan anak · RS UNS Solo
Bukan hanya pada orang dewasa, disentri juga bisa terjadi pada anak. Bahkan, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak segera ditangani. Untuk itu, pahami gejala dan cara pengobatannya melalui ulasan berikut ini.
Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare berat yang sering kali mengandung darah atau lendir.
Disentri pada anak-anak bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan komplikasi lainnya.
Ada dua jenis utama disentri yang bisa terjadi, yaitu disentri basiler dan disentri amoeba. Setiap jenis disentri mungkin membutuhkan penanganan yang berbeda.
Adapun disentri merupakan gangguan pencernaan pada anak yang umum terjadi. Kondisi ini sangat menular melalui lingkungan ataupun kontak langsung dengan penderita.
Pada anak-anak, gejala disentri bisa sangat mengkhawatirkan dan memerlukan penanganan medis segera.
Berikut adalah beberapa gejala umum disentri pada anak.
Penting untuk segera mencari bantuan medis jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, terutama jika ada darah dalam tinja, demam tinggi, atau tanda-tanda dehidrasi.
Penanganan dini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.
Penyebab utama disentri pada anak adalah infeksi bakteri dan parasit. Namun, jenis bakteri dan parasit tersebut dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis yang dialami.
Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci tentang jenis disentri dan masing-masing penyebabnya.
Diagnosis disentri pada anak melibatkan beberapa langkah untuk memastikan penyebab dan menentukan pengobatan yang tepat.
Pemeriksaan akan diawali dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan anak, termasuk gejala yang dialami, durasi gejala, serta apakah ada kontak dengan orang yang terinfeksi atau perjalanan ke daerah dengan risiko tinggi.
Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat kondisi umum anak, tanda-tanda dehidrasi, serta nyeri perut atau gejala lain yang terkait.
Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan lainnya mungkin juga perlu dilakukan oleh dokter, di antaranya sebagai berikut.
Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan menentukan pengobatan yang tepat berdasarkan penyebab infeksi pada anak dan tingkat keparahannya.
Cara mengobati disentri pada anak tergantung pada penyebab infeksinya, apakah disebabkan oleh bakteri atau amoeba. Berikut adalah cara umum dalam mengobati disentri pada anak.
Ada beberapa jenis obat yang bisa membantu mengembalikan hidrasi dan meningkatkan cairan tubuh. Salah satunya, yaitu oral rehydration solution (ORS).
Larutan rehidrasi oral diberikan untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare pada anak. Ini sangat penting untuk mencegah dehidrasi.
Sementara itu, intravenous fluids (IV) atau cairan infus juga mungkin diberikan jika anak mengalami dehidrasi parah dan tidak bisa minum.
Jika disentri disebabkan oleh bakteri (seperti Shigella), dokter mungkin meresepkan obat antibiotik, seperti azitromisin, ciprofloxacin, atau ceftriaxone.
Pemilihan antibiotik tergantung pada pola resistensi bakteri di daerah tersebut.
Penting untuk mengikuti resep antibiotik dengan tepat dan menyelesaikan seluruh pengobatan meskipun gejala membaik.
Jika disentri anak disebabkan oleh amoeba (seperti Entamoeba histolytica), obat antiparasitik seperti metronidazol atau tinidazol akan diresepkan.
Terkadang, obat ini juga diikuti dengan pemberian obat luminal amebicide, seperti paromomycin, untuk membasmi amoeba yang mungkin masih ada di usus.
Obat, seperti paracetamol atau ibuprofen, bisa diberikan sebagai antipiretik untuk mengurangi demam yang menyertai disentri pada anak.
Selain sebagai antipiretik, kedua obat ini juga berfungsi sebagai analgesik untuk mengurangi nyeri yang mungkin dirasakan anak akibat kram perut.
Selama fase akut, anak mungkin hanya diberikan cairan bening dan makanan ringan yang mudah dicerna.
Setelah gejala mereda, secara bertahap, kembalikan anak ke pola makan normal. Namun tetap pastikan makanan si Kecil sudah bersih dan higienis.
Anak harus beristirahat dengan cukup dan terus dipantau untuk tanda-tanda perbaikan atau memburuknya kondisi.
Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda dehidrasi dan komplikasi lainnya sangat penting.
Untuk mencegah terjadinya penularan disentri pada anak, Anda bisa menerapkan langkah-langkah berikut ini.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.