backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Pahami Gejala hingga Pengobatan Disentri pada Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A · Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

Pahami Gejala hingga Pengobatan Disentri pada Anak

Bukan hanya pada orang dewasa, disentri juga bisa terjadi pada anak. Bahkan, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak segera ditangani. Untuk itu, pahami gejala dan cara pengobatannya melalui ulasan berikut ini.

Apa itu disentri pada anak? 

Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare berat yang sering kali mengandung darah atau lendir.

Disentri pada anak-anak bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan komplikasi lainnya.

Ada dua jenis utama disentri yang bisa terjadi, yaitu disentri basiler dan disentri amoeba. Setiap jenis disentri mungkin membutuhkan penanganan yang berbeda.

Adapun disentri merupakan gangguan pencernaan pada anak yang umum terjadi. Kondisi ini sangat menular melalui lingkungan ataupun kontak langsung dengan penderita.

Gejala disentri pada anak

diare karena alergi susu sapi, diare karena susu sapi

Pada anak-anak, gejala disentri bisa sangat mengkhawatirkan dan memerlukan penanganan medis segera.

Berikut adalah beberapa gejala umum disentri pada anak.

Penting untuk segera mencari bantuan medis jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, terutama jika ada darah dalam tinja, demam tinggi, atau tanda-tanda dehidrasi.

Penanganan dini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.

Penyebab disentri pada anak

Penyebab utama disentri pada anak adalah infeksi bakteri dan parasit. Namun, jenis bakteri dan parasit tersebut dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis yang dialami.

Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci tentang jenis disentri dan masing-masing penyebabnya.

1. Disentri basiler

Disentri basiler disebabkan oleh bakteri, di antaranya Shigella dan Escherichia coli (E. coli), yang menyerang usus besar.

Melansir Cleveland Clinic, ini merupakan jenis disentri yang paling umum terjadi.

Bakteri Shigella sangat menular dan dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan tinja yang terinfeksi, misalnya melalui tangan yang tidak dicuci dengan baik.

Jenis tertentu dari E. coli, seperti E. coli Enterohemorrhagic, juga dapat menyebabkan disentri. Penyebarannya mirip dengan Shigella, yaitu melalui makanan atau air yang terkontaminasi dan kontak langsung.

2. Disentri amoeba

Berbeda dari disentri basiler yang disebabkan oleh bakteri, disentri amoeba terjadi akibat infeksi parasit sel satu yang menyerang usus besar.

Disentri amoeba atau amebiasis umumnya disebabkan oleh jenis parasit yang disebut Entamoeba histolytica.

Infeksi terjadi ketika seseorang menelan kista parasit yang ditemukan dalam makanan atau air yang terkontaminasi.

Kista ini bisa bertahan lama di lingkungan dan tahan terhadap banyak kondisi yang biasanya membunuh bakteri dan virus.

Faktor risiko disentri pada anak

penyebab diare pada anak

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko infeksi dan penyebaran disentri pada anak, di antaranya sebagai berikut.

  • Kebersihan yang buruk. Sanitasi yang buruk, kebiasaan cuci tangan yang tidak baik, dan kebersihan makanan yang tidak memadai bisa meningkatkan risiko disentri.
  • Air yang terkontaminasi. Minum air yang tidak diolah atau tidak dimasak dengan baik dapat menyebabkan infeksi.
  • Kondisi sosial dan ekonomi. Anak-anak yang tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk atau kepadatan penduduk yang tinggi lebih rentan terkena disentri.
  • Kontak dengan orang yang terinfeksi. Anak-anak yang berada di dekat orang yang terinfeksi atau yang sering berada di tempat-tempat seperti penitipan anak dapat lebih mudah terinfeksi.

Diagnosis disentri pada anak

Diagnosis disentri pada anak melibatkan beberapa langkah untuk memastikan penyebab dan menentukan pengobatan yang tepat.

Pemeriksaan akan diawali dokter dengan menanyakan riwayat kesehatan anak, termasuk gejala yang dialami, durasi gejala, serta apakah ada kontak dengan orang yang terinfeksi atau perjalanan ke daerah dengan risiko tinggi.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat kondisi umum anak, tanda-tanda dehidrasi, serta nyeri perut atau gejala lain yang terkait.

Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan lainnya mungkin juga perlu dilakukan oleh dokter, di antaranya sebagai berikut.

  • Pemeriksaan tinja. Jenis pemeriksaan ini bisa berupa analisis mikroskopis (sampel tinja diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi adanya darah, lendir, bakteri, amoeba, atau parasit lainnya), budaya tinja (sampel tinja dikultur untuk menumbuhkan bakteri penyebab dan menentukan jenisnya), serta tes antigen (untuk mendeteksi organisme penyebabnya).
  • Tes darah. Tes darah mungkin dilakukan untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi sistemik, tingkat dehidrasi, serta gangguan elektrolit.
  • Pemeriksaan tambahan. Misalnya sigmoidoskopi (pemeriksaan bagian dalam usus besar) untuk memeriksa adanya peradangan atau ulserasi. Tes ini umumnya dilakukan jika gejala tergolong berat atau berulang.

Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan menentukan pengobatan yang tepat berdasarkan penyebab infeksi pada anak dan tingkat keparahannya.

Pengobatan disentri pada anak

dokter bedah anak

Cara mengobati disentri pada anak tergantung pada penyebab infeksinya, apakah disebabkan oleh bakteri atau amoeba. Berikut adalah cara umum dalam mengobati disentri pada anak.

1. Mengembalikan hidrasi tubuh

Ada beberapa jenis obat yang bisa membantu mengembalikan hidrasi dan meningkatkan cairan tubuh. Salah satunya, yaitu oral rehydration solution (ORS).

Larutan rehidrasi oral diberikan untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare pada anak. Ini sangat penting untuk mencegah dehidrasi.

Sementara itu, intravenous fluids (IV) atau cairan infus juga mungkin diberikan jika anak mengalami dehidrasi parah dan tidak bisa minum.

2. Antibiotik

Jika disentri disebabkan oleh bakteri (seperti Shigella), dokter mungkin meresepkan obat antibiotik, seperti azitromisin, ciprofloxacin, atau ceftriaxone.

Pemilihan antibiotik tergantung pada pola resistensi bakteri di daerah tersebut.

Penting untuk mengikuti resep antibiotik dengan tepat dan menyelesaikan seluruh pengobatan meskipun gejala membaik.

3. Antiparasitik

Jika disentri anak disebabkan oleh amoeba (seperti Entamoeba histolytica), obat antiparasitik seperti metronidazol atau tinidazol akan diresepkan.

Terkadang, obat ini juga diikuti dengan pemberian obat luminal amebicide, seperti paromomycin, untuk membasmi amoeba yang mungkin masih ada di usus.

4. Antipiretik dan analgesik

Obat, seperti paracetamol atau ibuprofen, bisa diberikan sebagai antipiretik untuk mengurangi demam yang menyertai disentri pada anak.

Selain sebagai antipiretik, kedua obat ini juga berfungsi sebagai analgesik untuk mengurangi nyeri yang mungkin dirasakan anak akibat kram perut.

5. Nutrisi dan pola makan

Selama fase akut, anak mungkin hanya diberikan cairan bening dan makanan ringan yang mudah dicerna.

Setelah gejala mereda, secara bertahap, kembalikan anak ke pola makan normal. Namun tetap pastikan makanan si Kecil sudah bersih dan higienis.

6. Pemantauan dan istirahat

Anak harus beristirahat dengan cukup dan terus dipantau untuk tanda-tanda perbaikan atau memburuknya kondisi.

Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda dehidrasi dan komplikasi lainnya sangat penting.

Pencegahan disentri pada anak

Untuk mencegah terjadinya penularan disentri pada anak, Anda bisa menerapkan langkah-langkah berikut ini.

  • Menjaga kebersihan tangan. Jaga kebersihan diri anak, yaitu dengan mandi serta mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih secara rutin, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum makan.
  • Memastikan kualitas makanan dan minuman. Pastikan makanan untuk anak dimasak dengan baik dan air yang diminum bersih atau sudah diolah.
  • Menjaga kebersihan lingkungan. Jaga kebersihan lingkungan anak, termasuk dengan mencuci pakaian secara rutin, menjaga pembuangan limbah yang baik, serta membersihkan toilet dengan sabun dan air panas.
  • Menghindari kontak langsung dengan penderita difteri. Hindarkan anak dari kontak langsung dengan penderita difteri. Bila anak sudah tertular difteri, minta ia agar tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain hingga 48 jam setelah semua gejala mereda untuk menghindari penyebaran infeksi.

Dengan memahami penyebab dan faktor risiko disentri pada anak, langkah-langkah pencegahan dapat diambil untuk melindungi kesehatan anak-anak dan mencegah penyebaran penyakit ini.

Kesimpulan

Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare berat. Disentri pada anak-anak bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan komplikasi lainnya. Kondisi ini bisa terjadi karena anak terinfeksi bakteri atau amoeba melalui makanan yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan tinja yang terinfeksi. Adapun pengobatan kondisi ini bisa berbeda tergantung pada penyebabnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan