Lendir biasa ditemukan saat anak mengalami flu, batuk, atau sakit tenggorokan. Akan tetapi, ada kondisi lainnya yang bisa dialami anak saat buang air besar (BAB). Saat terjadi gangguan pencernaan, ada kemungkinan anak pun mengalami BAB atau feses berlendir.
Tanda dan gejala BAB anak berlendir
BAB berlendir pada anak merujuk pada kondisi di mana terdapat lendir dalam pup atau feses (tinja) anak.
Lendir ini biasanya merupakan cairan yang licin dan berwarna bening atau putih, meskipun kadang bisa juga sedikit kehijauan atau kekuningan. Lendir terkadang juga terlihat seperti jeli atau tali.
Apabila lendir pada feses anak terlihat semakin meningkat, Anda perlu lebih berhati-hati karena ada kemungkinan terjadi masalah kesehatan.
Tidak hanya itu, perhatikan pula tanda serta gejala lainnya saat BAB anak maupun bayi berlendir, seperti berikut.
- Terdapat darah atau nanah pada feses.
- Anak mengalami sakit perut, kram, atau terasa kembung.
- Buang air besar menjadi lebih sering.
Penyebab BAB anak berlendir
Perlu diketahui, lendir pada BAB atau feses anak sebetulnya adalah hal yang normal. Ini terjadi karena usus mengeluarkan lendir untuk membantu feses bergerak secara efektif.
Dikutip dari Mayo Clinic, lendir atau jeli berfungsi untuk menjaga lapisan usus besar tetap lembap dan terlumasi dengan baik.
Saat anak mengeluarkan feses, sebagian lendir pun ikut keluar tanpa ada dasar kondisi kesehatan tertentu. Bahkan, lendir di dalam tubuh juga bermanfaat sebagai lapisan pelindung dari bakteri serta virus.
Sama seperti pada anak, Anda juga bisa melihat BAB atau pup bayi berlendir termasuk ketika ia masih mengonsumsi ASI. Hal ini karena pup atau feses melewati usus dengan relatif cepat.
Namun, apabila BAB berlendir pada bayi maupun anak 2 tahun terlihat dalam jumlah banyak, ada kemungkinan ia mengalami gangguan pencernaan.
Berikut beberapa penyebab atau kondisi pencernaan yang memungkinkan BAB berlendir pada bayi serta anak.
1. Flu perut
Salah satu penyebab BAB anak berlendir adalah flu perut akibat infeksi virus dan bakteri, seperti staphylococcus, salmonella, shigella, E. coli, dan campylobacter di dalam usus.
Infeksi flu perut (gastroenteritis) tersebut menyebabkan peradangan sehingga membuat feses berlendir dan diare.
Untuk mengetahui indikasi anak mengalami infeksi, perhatikan apakah muncul gejala lainnya seperti demam dan anak lekas marah.
Dalam kasus yang lebih berat, infeksi bakteri bisa menyebabkan BAB berlendir dan berdarah.
2. Alergi makanan
Bila si Kecil memiliki alergi makanan, berarti sistem kekebalan tubuhnya merespons protein yang terdapat pada makanan tersebut.
Reaksi alergi ini bisa berlangsung ringan hingga parah. Sebagian anak mungkin alergi terhadap susu sapi, telur, kacang tanah, kedelai, gandum, ikan, ataupun kerang.
Gejala alergi yang muncul antara lain diare, perut kembung, sakit perut, dan darah pada tinja.
Alergi menyebabkan peradangan pada sistem pencernaannya sehingga membuat BAB anak tampak berlendir.
Lalu, pada sebagian anak mungkin berlangsung parah dengan diikuti gejala ruam, bengkak, gatal-gatal, muntah, dan sulit bernapas.
Bila terjadi kondisi seperti yang disebutkan di atas, anak segera perlu dilarikan ke dokter.