6. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik ditandai dengan bercak tebal berwarna kuning yang kering, mengelupas, atau berminyak biasanya pada kulit kepala, tetapi juga bisa muncul pada wajah, telinga, dan leher.
Bruntusan karena dermatitis seboroik ini cukup umum terjadi, terutama saat bayi berusia sekitar 3 bulan. Namun, penyebab dari dermatitis seboroik juga belum dapat dipastikan.
7. Eksim
Eksim merupakan kondisi yang terjadi ketika timbul bruntusan kering, mengelupas, kemerahan, dan gatal pada kulit bayi.
Jika terjadi terlalu lama, kulit juga bisa menjadi bertambah tebal. Kondisi ini sering kali dipicu oleh asma atau lergi pada bayi, tetapi juga bisa terjadi sendiri tanpa kedua kondisi tersebut.
Eksim juga biasanya diturunkan di dalam keluarga.
8. Biduran
Biduran atau disebut juga urtikaria adalah bruntusan yang bengkak dan terasa pada kulit bayi.
Bruntusan bisa berwarna merah atau sama dengan warna kulit.
Kondisi ini biasanya terjadi sebagai reaksi kulit terhadap pemicu tertentu, seperti penyebab alergi atau infeksi.
9. Roseola
Roseola terjadi ketika ada infeksi human herpesvirus 6 pada bayi. Infeksi ini menyebabkan demam yang disusul dengan timbulnya bruntusan merah pada bagian dada atau perut bayi.
Ruam tersebut juga bisa menyebar ke bagian lengan dan leher bayi, tetapi biasanya akan hilang dalam 24 jam.
10. Cacar air
Cacar air disebabkan oleh virus Varicella-zoster. Kondisi ini ditandai dengan bruntusan pada wajah, dada, dan punggung bayi, tetapi juga bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Bruntusan juga bisa diserta rasa gatal dan lepuhan yang akan menjadi koreng.
11. Campak
Campak terjadi akibat infeksi Morbillivirus yang sangat menular. Infeksi ini menimbulkan bruntusan pada wajah, terutama di belakang telingan dan di sekitar mulut.
Setelah itu, bruntusan juga bisa menyebar ke bagian tubuh.
12. Rubella
Rubella atau campak Jerman juga disebabkan oleh infeksi virus. Bruntusan pada kondisi ini berwarna merah yang timbul di wajah dan leher.
Ruam tersebut kemudian akan menyebar ke bagian tubuh lain.
13. Moluskum kontagiosum
Infeksi virus moluskum kontagiosum menyebabkan bruntusan berwarna merah atau sama dengan kulit di bagian wajah, dada, perut, lengan, dan tungkai bayi.
Bruntusan ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi bisa dialami bayi hingga beberapa bulan.
14. Penyakit tangan, kaki, dan mulut
Penyakit tangan, kaki, dan mulut (flu Singapura) terjadi akibat infeksi enterovirus, dengan gejala berupa bruntusan di sekitar mulut, serta telapak tangan dan telapak kaki.
Bruntusan bisa berkembang menjadi benjolan atau lecet pada kulit dan mulut bayi
15. Demam berdarah
Bakteri Streptococcus grup A bisa menyebabkan demam berdarah yang ditandai dengan bruntusan kemerahan pada kulit leher dan dada bagian atas.
Wajah bayi mungkin akan terlihat merah dengan beberapa bagian berwarna pucat di sekitar mulut.
16. Impetigo
Bakteri Streptococcus atau Staphylococcus aureus Grup A dapat menyebabkan impetigo pada bayi.
Kondisi ini menimbulkan bruntusan, lepuhan, atau kulit mengelupas umumnya di sekitar mulut dan hidung bayi.
17. Kurap
Kurap merupakan kondisi yang disebabkan oleh infeksi jamur. Sama seperti pada orang dewasa, kurap pada bayi juga ditandai dengan bruntusan berbentu bulat atau oval di kulit.
Bruntusan tersebut biasanya akan terlihat halus dan berwarna merah di bagian tengah, dengan pembatas yang terlihat seperti cincin.
Rasa gatal dan nyeri juga akan terasa pada bruntusan yang bengkak dan meradang.
Bagaimana cara menghilangkan bruntusan pada bayi?

Bruntusan pada bayi umumnya bukan kondisi yang serius sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus dan bisa sembuh sendiri.
Namun, Anda bisa melakukan perawatan di rumah untuk membantu meredakan gejala yang dialami dan mungkin mengganggu si Kecil.
Jika Anda menduga bruntusan yang dialami oleh bayi dapat menular, jauhkan bayi dari orang lain.
Jauhkan juga dari ibu hamil atau wanita yang mungkin hamil. Ini karena bruntusan yang disebabkan oleh infeksi bisa menyebabkan komplikasi serius pada janin di dalam rahim.
Dilansir dari Pregnancy Birth and Baby, untuk bayi yang telah berusia lebih dari 3 bulan, Anda bisa memberikan obat paracetamol atau ibuprofen jika bruntusan disertai demam.
Selalu ingat untuk membaca petunjuk penggunaan obat pada kemasan atau resep dari dokter sebelum memberikan obat apapun kepada bayi agar dosis sesuai dengan usia dan berat badan si Kecil.
Selain obat minum, krim gatal juga bisa dioleskan pada kulit bayi yang mengalami bruntusan. Krim ini dapat berupa pelembap, krim anti gatal, atau krim yang mengandung steroid.
Hanya saja, pemberian obat untuk bayi harus sesuai dengan petunjuk dari dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar