Depresi memang sering terjadi pada orang dewasa, tetapi tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya. Depresi masa kecil adalah sebuah kondisi kesehatan mental serius pada anak yang harus segera orangtua atasi dengan menggunakan perawatan medis.
Apa itu depresi pada anak?
Depresi pada anak adalah gangguan suasana hati yang bisa membuat anak merasa sedih dan putus asa.
Kondisi ini bisa memengaruhi rutinitas tidur, pola makan, sampai hubungan anak dengan orang lain.
Bahkan, depresi juga bisa menjadi penyebab seseorang kehilangan minat dari hobi yang biasa anak lakukan. Pada kasus yang parah, depresi bisa memicu keinginan untuk bunuh diri.
Psikolog atau dokter kejiwaan bisa mendiagnosis depresi, termasuk pada anak, bila gejala berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Tentu untuk mendapat vonis tersebut tidak bisa sembarangan, anak perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh oleh petugas medis.
Perbedaan stres dan depresi pada anak
Perasaan sedih, marah atau kesal sangat normal dan wajar terjadi pada semua kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Akan tetapi, orangtua perlu memperhatikan anak, apakah ia sedang depresi atau stres karena kedua hal ini adalah kondisi berbeda.
Stres dan depresi merupakan kondisi umum yang sering terjadi dan bisa dialami oleh usia berapa pun.
Penyebab stres adalah banyaknya tekanan dari luar dan dalam diri seseorang.
Kondisi ini bisa muncul dalam situasi tertentu, misalnya saat anak kurang tidur, akibat pola asuh orangtua, tekanan dari pergaulan, dan lain sebagainya.
Sama halnya dengan orang dewasa, stres pada anak bisa saja membuat mereka semakin bersemangat untuk menghadapi tantangan.
Namun di lain sisi, stres justru bisa mematahkan semangat mereka. Jika si Kecil mengalami stres yang sudah terlewat dari batas normal, mereka rentan mengalami depresi.
Sementara itu, depresi adalah sebuah penyakit mental dengan ciri-ciri kelainan mood yang memengaruhi perasaan, cara berpikir, dan berperilaku.
Kelainan atau gangguan suasana hati ini membuat anak Anda memiliki berbagai masalah emosional dan fisik.
Orang yang depresi akan menghabiskan energinya karena merasakan sedih berkepanjangan dan merasa tidak mampu melihat kesenangan seperti yang sebelumnya.
Itu sebabnya, energi mereka akan habis untuk melawan dirinya sendiri. Dalam beberapa kasus, depresi muncul sendiri tanpa adanya stres terlebih dahulu.
Apa gejala depresi pada anak?
Gejala depresi pada anak bisa bermacam-macam sehingga setiap orang tidak selalu memiliki gejala yang sama.
Hal tersebut tergantung pada anak dan gangguan suasana hati yang dialaminya.
Sering kali, kondisi ini tidak terdiagnosis dan orangtua tidak mengobatinya karena tidak menyadari dari gejala.
Mengutip dari NHS, berikut ini adalah beberapa gejala depresi pada anak yang umum terjadi.
- Mudah tersinggung bahkan cenderung untuk mengamuk atau tantrum.
- Sering merasa sedih dan hampa karena menganggap bahwa hidupnya tidak berarti.
- Nafsu makan meningkat karena mencoba menenangkan diri
- Kurang nafsu makan karena merasa semua makanan tidak enak.
- Tidak tertarik pada hal yang biasanya ia sukai.
- Mengalami kesulitan tidur dan merasa lelah sepanjang hari.
- Sulit berkonsentrasi sehingga terjadi penurunan prestasi yang drastis di sekolah.
- Adanya keluhan fisik seperti sakit perut atau sakit kepala.
- Kesulitan berinteraksi dengan orang lain sehingga menarik diri dari lingkungan sosial.
- Tertarik dengan kematian yang tidak biasa seperti ingin melakukan bunuh diri.
- Tidak percaya diri.
- Terlihat lemas dan kurang bersemangat karena kehilangan energi dari menangis.
- Merasa pesimis, putus asa, dan tidak berguna yang berlebihan.
Penting untuk orangtua ketahui bahwa gejala depresi pada anak sebenarnya berbeda-berbeda. Beberapa anak yang mengalami depresi masih bisa membaur dengan lingkungan sosialnya.
Namun, kebanyakan anak-anak yang mengalami depresi akan mengalami perubahan aktivitas sosial yang sangat mencolok.
Apa yang harus dilakukan jika anak depresi?
- Saat melihat gejala atau ciri-ciri depresi pada anak, sangat penting bagi orangtua berbicara dari hati ke hati dengan anak mereka. Obrolan ini sangat penting Anda lakukan untuk mengetahui perasaan dan permasalahan yang sedang ia rasakan.
- Apa pun dan seberapa besarnya masalah yang anak rasakan, tetap meresponsnya sebagai masalah serius. Penting untuk orangtua berada di pihak anak agar ia percaya kepada orangtuanya. Hal ini bisa membantu anak untuk keluar dari masalah yang sedang ia rasakan.
Apa penyebab depresi pada anak?
Ada beberapa kondisi yang menjadi penyebab depresi pada si Kecil. Mengutip dari NHS, kondisi yang menjadi penyebab depresi pada anak yaitu:
- bullying,
- masalah dalam keluarga,
- kekerasan seksual,
- riwayat depresi pada keluarga atau masalah kesehatan mental lainnya.
Terkadang situasi juga bisa memancing depresi, seperti perpisahan orangtua atau masalah di sekolah dengan teman sebaya.
Bagaimana cara mendiagnosis depresi pada anak?
Bila orangtua melihat gejala dan ciri depresi pada si Kecil, segera konsultasikan kepada dokter kejiwaan atau psikolog.
Tidak ada tes untuk mendiagnosis depresi, petugas medis akan melakukan wawancara si Kecil dan orangtua terkait apa yang ia rasakan.
Kemungkinan besar dokter akan minta informasi dari guru dan teman sekelas yang bisa menjelaskan perubahan suasana hati anak.
Apakah depresi pada anak bisa disembuhkan?
Depresi pada anak bisa diobati dan dikelola dengan bantuan perawatan yang tepat. Penting untuk segera mencari bantuan profesional jika Anda mencurigai anak Anda mengalami depresi. Perawatan yang tepat dan dini dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut dan membantu anak dalam pemulihan.
Bagaimana perawatan dan cara mengatasi depresi pada anak?
Pengobatan dan perawatan depresi untuk anak sama dengan orang dewasa. Dokter atau psikolog akan merekomendasikan tiga perawatan, yaitu:
- psikoterapi (konseling),
- pengobatan,
- kombinasi konseling dan pengobatan.
Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan seputar pengobatan dan perawatan depresi pada si Kecil.
1. Psikoterapi
Psikoterapi atau cognitive-behavioral therapy (CBT) adalah salah satu psikoterapi yang bisa mengatasi kecemasan pada anak.
CBT membantu anak belajar untuk mengendalikan perilaku negatif dan mengelola kecemasan. Caranya dengan menemukan akar dari ketakutan dan kekhawatiran mereka.
2. Obat antidepresan
Pengobatan antidepresan yang paling umum untuk anak-anak adalah inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI).
SSRI meningkatkan kadar serotonin dalam otak, senyawa kimia yang membantu meningkatkan perasaan bahagia.
Penggunaan antidepresan untuk mengobati depresi pada anak harus hati-hati. Pada sebagian kasus, anak-anak tidak mengalami perbaikan setelah penggunaan obat ini.
Jika dokter memberikan antidepresan pada anak, perhatikan kondisi buah hati Anda. Jangan membiarkan anak menghentikan pengobatan secara tiba-tiba.
Menghentikan pengobatan secara mendadak berisiko memperburuk depresi yang buah hati Anda alami.
Tanyakan lebih lanjut kepada psikolog atau psikiater untuk informasi lebih lanjut terkait hal ini.
[embed-health-tool-vaccination-tool]