Tak hanya orang dewasa, sakit kemaluan juga bisa terjadi pada anak kecil. Rasa sakit yang muncul pada kemaluan bisa dipicu oleh beberapa kondisi.
Sebagai orangtua, Anda memiliki peran penting untuk mengetahui gejala dan penyebab ketika anak mengeluh kemaluannya sakit. Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Apa saja penyebab sakit kemaluan pada anak?
Pada dasarnya, anak kecil masih belum pandai merawat tubuhnya dengan baik, sehingga tak heran bila mereka rentan mengalami gangguan pada area kelamin.
Nah, sebelum mengeluh sakit, Anda perlu mewaspadai bila melihat anak perempuan atau laki-laki Anda menggosok dan menggaruk kemaluan.
Apalagi, anak merasa malu ketika harus menyampaikan adanya masalah di kelamin pada orangtuanya. Berikut ini adalah beberapa penyebab sakit kemaluan pada anak.
1. Balanitis
Rasa sakit pada kemaluan anak laki-laki kerap disebabkan oleh balanitis. Balanitis terjadi ketika peradangan pada kulup dan kadang-kadang kepala penis.
Mengutip Cleveland Clinic, balanitis lebih mungkin terjadi pada pria dan anak laki-laki yang tidak disunat di bawah usia 4 tahun.
Kondisi ini sangat umum dialami oleh anak laki-laki dan biasanya dipicu adanya infeksi jamur, tapi bisa juga karena infeksi bakteri atau virus.
Selain rasa sakit pada kemaluan, biasanya anak laki-laki dengan balanitis akan mengalami gejala lain, seperti:
- kemerahan atau bercak merah pada penis,
- gatal di bawah kulup,
- pembengkakan,
- penumpukan cairan kental,
- bau yang tidak sedap, dan
- kulup kencang.
Sebagian besar kasus ini dapat sembuh tanpa jaringan parut. Kadang-kadang bisa kambuh dan menjadi masalah dengan rasa sakit, keluarnya cairan, dan jaringan parut.
Kendati begitu, balanitis pada anak-anak biasanya tidak serius dan menular karena gejalanya biasanya akan hilang dalam beberapa hari.
2. Ruam popok
Ruam popok menjadi kondisi umum yang dapat membuat kemaluan anak laki-laki maupun perempuan terasa sakit, perih, hingga timbul bercak merah.
Kondisi ini sering kali terjadi jika popok dibiarkan terlalu lama dan kotoran (atau popok itu sendiri) bergesekan dengan kulit kelamin berulang kali.
Selain itu, penggunaan beberapa jenis deterjen, sabun, popok (atau pewarna dari popok), atau tisu bayi juga dapat memicu ruam popok pada kulit bayi yang sensitif.
Untuk mencegah ruam popok, jaga agar area genital atau kemaluan anak Anda sekering dan sebersih mungkin dan sering-seringlah mengganti popok agar kotoran dan pipis tidak mengiritasi kulit.
Jika Anda menggunakan popok kain, periksa petunjuk produsen tentang cara terbaik untuk membersihkannya. Carilah popok yang bebas pewarna atau pewangi bila kulit anak Anda sensitif.
3. Infeksi saluran kemih
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi umum pada anak-anak. Studi pada jurnal Recent Patents on Inflammation & Allergy Drug Discovery menyebutkan bahwa Escherichia coli menyumbang 80%–90% dari ISK pada anak-anak.
Infeksi saluran kemih tidak umum terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Penyakit infeksi ini pun lebih sering terjadi pada anak perempuan karena memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki.
Namun, tidak menutup kemungkinan ISK terjadi pada anak laki-laki jika bagian dari saluran kemih tersumbat.
Anak laki-laki yang tidak disunat lebih berisiko terkena infeksi saluran kemih hingga menimbulkan rasa sakit pada kemaluan.
Selain rasa sakit pada kemaluan, demam yang tidak dapat dijelaskan adalah gejala ISK yang paling umum pada anak.
4. Vulvovaginitis
Jika anak perempuan Anda mengeluhkan sakit pada bagian vagina atau menggaruk area kemaluan terus, ia mungkin menderita vulvovaginitis. Anak kecil yang belum pubertas sangat rentan terhadap vulvovaginitis.
Ini karena ia belum memiliki rambut kemaluan atau labia berlemak untuk melindungnya dari berbagai hal yang dapat dengan mudah mengiritasi kulit halus vulvanya.
Bahkan, benda asing yang bersarang di pakaian atau tisu toilet mungkin menimbulkan peradangan yang menyebabkan vulvovaginitis.
Gejala vulvovaginitis lainnya yang mungkin menyertai, yakni:
- keputihan,
- vagina sakit atau adanya sensasi rasa terbakar pada vagina,
- peradangan,
- gatal dan iritasi pada area genital, serta
- bau vagina yang tidak sedap.
Vulvovaginitis sering terjadi dan jarang menimbulkan kekhawatiran pada anak. Namun, segera periksa ke dokter bila anak Anda memiliki tanda-tanda vulvovaginitis.
Terlebih lagi, jika gejalanya semakin parah dan berlangsung lebih dari satu minggu, atau terus berulang.
5. Infeksi cacing kremi
Tanda-tanda paling umum dari infeksi cacing kremi adalah gatal-gatal di sekitar anus dan sulit tidur.
Bahkan, rasa gatal biasanya lebih parah pada malam hari karena cacing berpindah ke daerah sekitar anus untuk bertelur.
Pada anak perempuan, infeksi cacing kremi dapat menyebar ke kemaluan dan menyebabkan keputihan hingga rasa sakit.
Jika anak Anda terkena infeksi cacing kremi, Anda mungkin akan melihat cacing di toilet setelah anak Anda pergi ke kamar mandi.
Cacing kremi terlihat seperti potongan-potongan kecil benang putih dan sangat kecil, kira-kira sepanjang staples. Anda mungkin juga melihatnya di pakaian dalam anak.
Pada dasarnya, infeksi cacing kremi pada anak tidak berbahaya dan bisa diobati, termasuk dengan menerapkan kebiasaan cuci tangan.
6. Fimosis
Selain balanitis, sakit kemaluan pada anak laki-laki juga dapat disebabkan oleh fimosis.
Ini merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi, balita, maupun anak laki-laki yang belum disunat.
Fimosis adalah kondisi medis di mana kulup penis tidak dapat ditarik mundur dari kepala penis karena lubangnya yang sempit.
Gejala yang umum termasuk sulitnya membersihkan bagian kepala penis yang tertutup, infeksi kulit, dan nyeri saat buang air kecil.
7. Hernia inguinalis
Hernia inguinalis adalah kondisi di mana jaringan, seperti bagian dari usus, menonjol melalui area lemah di otot perut di daerah selangkangan (inguinal).
Pada anak-anak, hernia inguinalis sering disebabkan oleh kegagalan penutupan kanal inguinal selama perkembangan janin, sehingga menyebabkan kelemahan yang memungkinkan jaringan menonjol.
Anak laki-laki lebih sering mengalami hernia inguinalis dibandingkan anak perempuan.
Ini karena selama perkembangan janin, testis turun melalui kanal inguinal ke dalam skrotum, dan kanal ini seharusnya menutup sebelum lahir.
Jika kanal tidak sepenuhnya menutup, ini dapat menyebabkan hernia.
Kapan perlu ke dokter?
Penting untuk selalu memperhatikan perubahan kondisi apa pun pada si Kecil.
Terkadang, anak mungkin bingung atau belum memahami cara yang tepat untuk menyampaikan keluhan pada tubuhnya.
Jika Anda mengamati dan merasa ada gejala yang tidak biasa dan terus berulang pada anak, jangan tunda untuk segera memeriksakannya ke dokter.
Dokter dapat membantu mencari tahu penyebab yang mendasarinya serta memberikan penanganan medis yang sesuai.
Kesimpulan
- Sakit kemaluan pada anak bisa disebabkan oleh berbagai kondisi seperti balanitis, ruam popok, infeksi saluran kemih, vulvovaginitis, infeksi cacing kremi, fimosis, dan hernia inguinalis.
- Gejala seperti gatal, pembengkakan, atau perubahan lain pada area genital perlu diwaspadai dan diperiksakan ke dokter jika berlangsung terus-menerus atau semakin parah.
- Oleh karena itu, orangtua perlu sensitif terhadap keluhan anak yang mungkin belum bisa disampaikan dengan jelas untuk memastikan masalah kesehatan pada kemaluan dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]