Bukan hanya pada orang dewasa, vulvovaginitis juga bisa dialami oleh anak-anak. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, gejala yang timbul bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas anak.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Bukan hanya pada orang dewasa, vulvovaginitis juga bisa dialami oleh anak-anak. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, gejala yang timbul bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas anak.
Vulvovaginitis adalah kondisi peradangan atau iritasi pada vagina dan bagian luar vagina (vulva).
Kondisi ini cukup umum dialami, bahkan bisa terjadi secara berulang pada beberapa anak.
Saat memasuki masa pubertas, kekambuhan vulvovaginitis biasanya baru mulai berkurang.
Pada anak-anak, vulvovaginitis umumnya terjadi secara ringan dan bukan merupakan kondisi yang serius.
Peradangan cukup diredakan dengan pengobatan rumahan sehingga tidak memerlukan penanganan medis atau pemeriksaan khusus.
Gejala vulvovaginitis pada anak dapat meliputi berikut ini.
Sebelum memasuki masa pubertas, tubuh anak belum menghasilkan hormon estrogen secara alami.
Maka dari itu, lapisan vagina dan vulva pada anak-anak lebih tipis dibandingkan pada orang dewasa.
Anak juga belum memiliki rambut kemaluan dan lemak pada labia.
Tanpa hormon estrogen, vagina juga belum memiliki lapisan lendir yang berfungsi mencegah infeksi.
Hal inilah yang bisa menyebabkan rentan terjadi iritasi pada vagina dan vulva anak.
Berdasarkan Cleveland Clinic, iritasi dapat menyebabkan sekitar 75% kasus vulvovaginitis pada anak.
Iritasi bisa dipicu oleh beberapa hal berikut ini.
Selain itu, jarak antara vagina dan anus pada anak lebih dekat dibandingkan pada orang dewasa.
Ini bisa menyebabkan vagina lebih rentan terpapar bakteri penyebab infeksi, terutama jika anak kurang bisa menjaga kebersihan diri.
Cacing di sekitar anus juga bisa menyebabkan vulvovaginitis atau membuat kondisi tersebut bertambah parah.
Ada juga beberapa kondisi lain pada vagina dan anus yang bisa menyebabkan vulvovaginitis, yaitu adhesi labial, lichen sclerosus, dan candidiasis.
Pada umumnya, vulvovaginitis pada anak bisa diatasi dengan pengobatan rumahan.
Salah satu cara yang paling mudah untuk membantu mengobati gejala vulvovaginitis yaitu dengan berendam air hangat tanpa sabun.
Berikut langkah-langkahnya.
Selain itu, ada beberapa pengobatan mandiri lainnya yang bisa dilakukan di rumah, seperti berikut ini.
Namun, sebelum menggunakan krim steroid pada anak, konsultasi ke dokter perlu dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan keamanannya.
Jika vulvovaginitis disebabkan oleh kondisi lain, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan sesuai dengan masing-masing kondisinya. Berikut di antaranya.
Meski cukup umum terjadi, vulvovaginitis yang mungkin dialami si Kecil sebenarnya bisa dicegah dengan menghindari faktor-faktor pemicunya.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari pemicu vulvovaginitis.
Selain itu, mengajarkan anak cara menjaga kebersihan yang baik juga bisa mencegah terjadinya vulvovaginitis pada anak.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar