Pernahkah Anda mendapati hidung bayi sedang tersumbat? Saat ini terjadi, bayi Anda mungkin terlihat sulit bernapas hingga sering terbangun dari tidurnya. Namun, tahukah Anda apa penyebab hidung bayi tersumbat?
Cari tahu penyebab gangguan pernapasan pada si Kecil ini melalui ulasan berikut. Mengetahuinya dapat membantu mencari cara mengatasi hidung bayi tersumbat yang tepat agar ia dapat kembali merasa nyaman.
Berbagai penyebab hidung tersumbat pada bayi
Hidung tersumbat merupakan masalah umum yang dapat dialami semua kalangan, termasuk bayi. Meskipun umumnya tidak serius, kondisi ini bisa mengganggu pernapasan bayi Anda.
Ketika hidung tersumbat, bayi akan bernapas melalui mulutnya. Tentunya, ini membuat si Kecil merasa tidak nyaman, terutama saat ia makan atau tidur.
Bayi bisa jadi rewel karena kondisi ini dan ia tak bisa memberitahu hal apa yang mengganggunya. Berikut beberapa penyebab hidung tersumbat yang umum terjadi pada bayi.
1. Udara kering
Udara kering dapat menjadi penyebab hidung tersumbat pada bayi. Umumnya, ini terjadi bila si Kecil berada di ruangan yang dingin dengan kelembapan rendah.
Saat terkena udara dingin dan kering, lapisan hidung menjadi iritasi, meradang, dan membengkak serta menghasilkan lebih banyak lendir. Kondisi inilah yang membuat hidung tersumbat.
Adapun udara kering merupakan penyebab hidung bayi tersumbat di malam hari yang paling umum. Pasalnya, malam hari cenderung memiliki kelembapan yang relatif rendah.
Oleh karena itu, menambah kelembapan udara bisa menjadi cara mencegah serta mengatasi hidung bayi yang tersumbat ini. Salah satunya dengan menggunakan humidifier.
2. Hay fever
Hay fever atau rhinitis alergi dapat terjadi pada bayi yang sensitif pada iritan atau alergen. Beberapa iritan yang dimaksud meliputi:
- debu,
- bulu hewan.
- jamur,
- asap rokok,
- parfum, serta
- serbuk bunga/pollen.
Pada bayi dengan rhinitis alergi, kekebalan tubuhnya memberi reaksi berlebihan saat iritan masuk melalui saluran pernapasannya.
Selain menjadi penyebab hidung tersumbat pada bayi, reaksi alergi yang timbul bisa berupa berikut ini.
- Bersin-bersin.
- Hidung meler.
- Mata merah, perih, dan berair.
- Pusing.
- Bernapas dari mulut.
- Mata, hidung, langit-langit mulut, serta belakang tenggorokan terasa gatal.
Umumnya, rhinitis alergi bukanlah kondisi yang serius. Namun, reaksi imunitas yang berlebihan bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada si Kecil saat bernapas dan tidurnya jadi terganggu.
Bahkan, melansir Raising Children Network, anak atau bayi yang sangat sensitif terhadap serbuk sari di udara dapat mengembangkan gejala lain, seperti mengi, gatal-gatal, dan ruam.
Oleh karena itu, ada baiknya rhinitis alergi pada si Kecil segera diatasi.
Hindari iritan yang bisa memicu gejala pada si Kecil serta konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat agar gejalanya cepat reda.
3. Infeksi saluran pernapasan atas (common cold/pilek)
Penyebab hidung tersumbat pada bayi lainnya, yaitu infeksi saluran pernapasan atas. Kondisi ini terjadi saat virus menginfeksi saluran pernapasan buah hati Anda.
Meski ada banyak virus yang bisa menjadi penyebabnya, rhinovirus merupakan pemicu umum dari infeksi saluran pernapasan atas pada anak.
Adapun bayi lebih mungkin mengalami gangguan pernapasan ini karena sistem imunnya yang belum sepenuhnya kuat untuk menangkal virus.
Saat si Kecil mengalami penyakit infeksi ini, gejala yang awalnya muncul sering berupa hidung tersumbat atau meler.
Awalnya, warna ingus si Kecil berwarna bening, tetapi lama kelamaan berubah warna menjadi kuning atau hijau. Beberapa hari setelah penularan, gejala dapat berkembang seperti berikut ini.
- Demam.
- Batuk.
- Bersin.
- Kurangnya selera makan.
- Bayi rewel.
- Susah tidur.
Bila Anda menemukan gejala ini, sebaiknya bawa si Kecil ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.