Orangtua perlu mengenali perbedaan gumoh dan muntah pada bayi. Pasalnya, dua keadaan ini memerlukan penanganan yang berbeda.
Gumoh hanyalah gejala biasa yang tidak berpengaruh pada kesehatan, sedangkan muntah menandakan si Kecil sedang sakit. Agar tidak keliru, simak penjelasan berikut ya, Bu!
Apa perbedaan gumoh dan muntah pada bayi?
Bayi Anda baru saja selesai menyusu atau makan, tidak lama kemudian ia mengeluarkan susu tersebut dari mulutnya.Â
Jika begini, apakah si Kecil muntah setelah makan atau gumoh? Apa perbedaan gumoh dan muntah pada bayi? Berikut penjelasannya.
1. Bayi gumoh
Gumoh adalah keadaan normal yang dialami sebagian besar bayi pada tiga bulan pertama usianya.
Melansir situs American Academy of Family Physicians, gumoh dalam istilah medis disebut juga dengan gastroesophageal reflux.
Ini terjadi bila susu atau makanan dalam perut bayi kembali naik ke esofagus.
Normalnya, terdapat katup antara esofagus dan lambung yang berfungsi agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak naik ke atas.Â
Namun pada bayi, fungsi katup tersebut belum terbentuk secara sempurna, apalagi ia memiliki ukuran lambung yang kecil. Akibatnya, makanan yang sudah masuk bisa keluar kembali.
Kondisi ini bukanlah pertanda penyakit dan biasanya berhenti dengan sendirinya pada usia 1 tahun. Adapun ciri-ciri bayi gumoh yaitu:
- si Kecil menunjukkan tanda-tanda bayi sehat pada umumnya,Â
- ia dapat makan dengan baik, serta
- mengalami penambahan berat badan secara normal.Â
2.Bayi muntah
Pada bayi yang sedang gumoh, susu mengalir keluar dengan sendirinya dari mulut si Kecil. Sementara pada bayi yang muntah, ia mengeluarkan susu disertai dengan usaha yang lebih.
Inilah yang menjadi perbedaan khas antara gumoh dan muntah pada bayi.
Bayi muntah disebabkan oleh adanya masalah pada pencernaan si Kecil. Melansir Better Health Channel, muntah pada bayi dapat disebabkan oleh:
- infeksi pada pencernaan (muntaber),
- gejala flu atau masuk angin, dan
- mabuk kendaraan.
Pada kasus yang parah, muntah pada bayi juga bisa jadi disebabkan oleh penyakit tertentu seperti:
- infeksi saluran kencing,
- usus buntu, atau
- meningitis.
Hal ini membuat bayi terlihat berusaha kuat mengeluarkan susu dari mulutnya.
Bagaimana cara mengatasi gumoh dan muntah pada bayi?
Muntah pada bayi perlu diatasi sesuai dengan penyakit yang menyebabkannya. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter.
Perbedaan dengan muntah, gumoh pada bayi dapat diatasi melalui tips-tips berikut ini.
1. Pastikan bayi Anda dalam posisi tegak
Setelah minum susu, posisikan tubuh si Kecil dalam keadaan tegak selama 30 menit. Hindari membaringkan si Kecil atau langsung bermain dengannya setelah menyusu.
2. Jangan memberikan susu terlalu banyak
Hindari memberikan susu atau makanan yang terlalu banyak dalam satu waktu. Berikan bayi Anda susu dengan jumlah sedikit tetapi lebih sering.
3. Biarkan bayi Anda bersendawa
Setelah menyusui, angkat kepalanya dan tunggu sampai bayi bersendawa.
Sendawa dapat menghilangkan udara yang ada di dalam lambung sehingga mencegah bayi mengalami gumoh.
4. Hindari tekanan pada perut bayi setelah ia minum susu
Tekanan di perut bayi biasanya terjadi bila ia duduk atau tengkurap.Â
Jadi, setelah minum susu, biarkan si Kecil tenang dulu selama sekitar 30 menit sebelum duduk atau tengkurap.
5. Hindari berkendara setelah makan
Meskipun ada perbedaan antara gumoh dan muntah, tetapi keduanya dapat disebabkan oleh guncangan di perut si Kecil.Â
Oleh karena itu, hindari membawa bayi di atas kendaraan, ayunan, stroller, atau bouncer setelah ia makan atau menyusui.
Biarkan ia mencerna dulu makanannya baru menaiki benda-benda tersebut.
6. Biarkan bayi Anda tidur telentang
Untuk mengurangi risiko terjadinya sudden infant death syndrome (SIDS) alias bayi meninggal saat tidur, posisikan bayi telentang ketika tidur.
Posisi telungkup ketika tidur untuk mencegah gumoh tidak disarankan.
7. Atur pola makan ibu
Bila bayi masih menyusui, dokter mungkin akan meminta Anda mengurangi minum susu dan produk olahan susu untuk mencegah bayi gumoh.