Anak-anak tergolong cukup sering kena sembelit. Melihat anak yang rewel karena perutnya sakit tapi susah buang air besar (BAB) pasti membuat Anda sangat khawatir. Lantas, bagaimana cara mengatasi sembelit pada anak? Adakah obat sembelit untuk anak yang aman diminum? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.
Cara mengatasi sembelit pada anak
Penyebab sembelit pada anak beragam, mulai dari kurang makan serat karena tidak suka makan sayur dan buah, tidak suka minum air putih, kebiasaan menahan BAB, sampai pertanda masalah kesehatan lainnya.
Nah, mendeteksi hal apa yang paling mungkin menyebabkan sembelit dapat menjadi patokan untuk Anda dan dokter menemukan cara terbaik demi mengatasi susah BAB pada anak.
Berikut adalah beberapa cara paling mendasar untuk bantu Anda mengatasi sembelit pada anak di rumah.
1. Pantau asupan makanannya
Langkah terbaik untuk mengatasi sembelit pada anak adalah mengatur pola makan dan memilih makanan yang tepat untuk membantu meredakan gejala sembelit.
Anda bisa menambahkan buah apel dan pir ke dalam menu makanan sehari-hari. Kedua buah ini mengandung sorbitol, yaitu gula yang bekerja seperti obat sembelit untuk anak. Selain itu, buah ini juga mengandung serat pektin dan enzim actinidain yang bisa melunakkan feses sekaligus merangsang pergerakan usus jadi lebih cepat.
Selain dimakan langsung, anak juga bisa menikmati buah tersebut dalam bentuk jus. Supaya total seratnya jauh lebih banyak, kulit buah tidak perlu dikupas. Akan tetapi, pastikan bahwa buah sudah dicuci dengan bersih.
Anda juga bisa menambahkan sayur seperti brokoli dan kacang polong untuk meningkatkan asupan serat. Imbangi cara mengatasi sembelit pada anak ini dengan minum air putih lebih banyak agar serat makanan lebih maksimal dalam melunakkan feses.
2. Hindari makanan pemicu sembelit
Cara selanjutnya untuk mengatasi sembelit pada anak yang bisa Anda pilih adalah menghindari makanan tertentu. Cara ini sangat ampuh untuk meredakan sekaligus mencegah sembelit pada anak yang punya alergi, intoleransi, penyakit Crohn, atau penyakit Celiac.
Berikut ini beberapa daftar makanan yang umumnya dihindari, antara lain:
- Makanan yang berbahan dasar susu atau mengandung laktosa, seperti susu kemasan, kue, cokelat, keju, atau es krim.
- Makanan yang mengandung gluten, seperti roti atau pasta
- Makanan yang yang mengandung gandum, barley (jelai), atau rye (gandum hitam)
Ada kemungkinan si kecil juga menunjukkan gejala sembelit pada makanan lain yang tidak disebutkan di atas. Jadi, konsultasikan pada dokter lebih lanjut.
3. Latihan potty training
Bila Anda mencurigai penyebab anak sembelit adalah kebiasaan menahan BAB, lakukan latihan potty training. Kebiasaan menahan BAB menyebabkan feses tertahan di usus besar. Akibatnya, feses jadi semakin kering, padat, dan sulit dikeluarkan.
Cara mengatasi sembelit pada anak ini bisa Anda lakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
- Ajari anak untuk menyampaikan keinginan untuk buang air dengan bahasa yang mudah.
- Ajari si kecil untuk membuka celananya sendiri.
- Siapkan perlengkapan, seperti dudukan toilet khusus untuk potty training, tisu, dan lain-lain.
- Buat jadwal si kecil buang air, misalnya di pagi hari setelah bangun tidur atau setelah makan.
Mengajari cara mengatasi sembelit pada anak ini kadang tidak mudah. Malahan bisa juga membuatnya stres, dan akhirnya memperparah sembelit. Jika Anda kesulitan, konsultasikan pada dokter maupun psikolog anak untuk membantu Anda.
Pilihan obat yang aman untuk mengatasi sembelit pada anak
Jika cara di atas tidak juga manjur mengatasi sembelit pada anak, bawalah si kecil ke dokter. Jangan biarkan kondisi ini karena gejalanya bisa memburuk, bahkan semakin berisiko menimbulkan komplikasi.
Dokter kemungkinan besar akan meresepkan obat sembelit untuk anak. Ini merupakan cara tepat meredakan sembelit pada anak yang tidak meresepons perawatan di rumah.
Obat sembelit yang biasanya diresepkan dokter untuk meredakan sembelit adalah obat pelunak feses atau stimulan. Obat pelunak feses bekerja dengan menarik air lebih banyak ke usus sehingga feses yang tadinya mengering jadi lebih lunak.
Sementara obat stimulan bekerja dengan merangsang usus agar bergerak lebih cepat sehingga feses yang menyumbat dapat terdorong ke anus.
Lebih jelasnya, obat yang biasanya diresepkan dokter untuk mengatasi sembelit pada anak, meliputi:
Docusate (Coloxyl)
Docusate termasuk golongan obat pelunak feses. Itu sebabnya, selama perawatan si kecil harus minum banyak air karena tubuh membutuhkan lebih banyak air untuk melembutkan feses yang kering.
Meskipun jarang, obat ini tetap bisa menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan kram pada perut.
Sennoside B (Senokot)
Obat yang termasuk golongan obat stimulan ini terbuat dari tanaman senna. Anak di bawah usia 6 tahun tidak dibolehkan minum obat sennoside B ini, kecuali jika dokter memberikan lampu hijau.
Efek samping yang mungkin terjadi pada anak meliputi diare dan perut mulas atau kram. Urine si kecil juga akan berwarna merah. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena warnanya akan kembali normal setelah penggunaan obat dihentikan.
Lactulose (Laevolac)
Sama seperti docusate, lactulose termasuk golongan obat pelunak feses. Menurut National Health Service, obat ini tidak boleh diberikan anak di bawah usia 14 tahun, kecuali jika dokter meresepkannya.
Obat sembelit untuk anak ini tersedia dalam bentuk sirup yang rasanya manis. Efek samping dari obat ini adalah terus buang-buang air alias mencret.
Setiap anak memberikan respons yang berbeda-beda setelah dilakukan perawatan. Ini bisa dipengaruhi oleh keparahan kondisi dan penyebabnya.
Oleh karena itu, bantuan dokter kadang diperlukan untuk mengatasi sembelit yang dirasakan anak. Selama perawatan ikuti aturan dan petunjuk dokter, terutama dalam menggunakan obat sembelit untuk anak.
[embed-health-tool-vaccination-tool]