Teether atau mainan gigitan bayi adalah salah satu barang yang masuk ke dalam daftar perlengkapan si kecil. Ada beragam bentuk dan warna teether yang dijual di pasaran. Namun, amankah penggunaan mainan gigitan bayi untuk kesehatan mulut si kecil? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apakah bayi butuh teether?
Bentuk mainan bayi memang menggemaskan dengan beragam warnanya, termasuk mainan gigitan bayi atau teether.
Biasanya, bayi usia 3 bulan sudah mulai sering memasukkan tangannya ke dalam mulut.
Ini adalah hal normal karena menandakan bayi sudah masuk fase oral. Di masa ini, orangtua sudah bisa memberikan mainan gigitan bayi, dengan catatan si kecil sudah bisa menggenggam dengan erat.
Kemudian fase oral ini akan berlanjut sampai tumbuh gigi bayi pertama kali, biasanya mulai di usia 6 bulan.
Mengutip dari American Academy of Pediatrics (AAP), periode tumbuh gigi pada bayi akan terus berjalan sampai ia berusia 3 tahun. Pada sebagian anak, umumnya ia sudah bisa memiliki gigi lengkap di usia dua tahun.
Pembentukan dan pertumbuhan gigi membuat gusi gatal dan sakit.
Teether berperan dalam membantu mengatasi rasa gatal dan sakit pada gusi karena pertumbuhan gigi anak bayi.
Apa yang harus diperhatikan saat memilih teether untuk bayi?
Meski mainan gigitan bayi ini boleh digunakan oleh si kecil, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih teether untuk bayi.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih mainan gigitan untuk si kecil.
Bentuknya mudah dipegang oleh bayi
Saat akan memilih teether untuk bayi, pastikan mainan gigitan tersebut mudah dipegang oleh si kecil.
Pastikan pegangannya tidak tidak terlalu besar sehingga bisa dikepal dan digenggam dengan erat oleh si kecil.
Anda bisa memilih teether yang berbentuk lingkaran seperti donat atau memanjang seperti stik es krim dan buah-buahan.
Bebas BPA dan paraben
Riset dari BMC Chemistry menunjukkan bahwa adanya kandungan paraben dalam mainan gigitan bayi bisa berpindah ke mulut si kecil.
Perpindahan ini terjadi melalui gigitan bayi dan suhu ruangan. Oleh sebab itu, saat teether digigit dan dijilat si kecil, paraben akan langsung berpindah dengan mudah.
Selain paraben, bahan yang perlu diperhatikan pada teether bayi adalah Bisphenol-A (BPA).
Pada bayi, BPA bisa membuat gangguan sistem endokrin, yaitu jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon.
Faktor yang mengganggu sistem endokrin ini bisa mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Kemudian mengganggu perkembangan bayi, reproduksi, neurologis, sampai sistem kekebalan tubuh.
Pilih bahan yang empuk dan bisa didinginkan
Bahan teether untuk bayi perlu diperhatikan, maka pastikan memakai bahan yang empuk seperti silikon.
Bahan yang empuk memudahkan bayi untuk menggigit dan memegangnya, sehingga mencegah cedera saat sedang memakai teether.
Selain itu, pilih juga bahan yang aman dimasukkan ke dalam kulkas. Makanan atau teether yang dingin bisa meredakan dan menenangkan gusi yang bengkak saat sedang tumbuh gigi.
Hindari teether bentuk kalung dengan manik-manik
Ada beragam bentuk teether yang bisa digunakan bayi, mulai dari berbentuk es krim, donat, kalung dan gelang.
Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) tidak merekomendasikan teether dalam bentuk perhiasan dengan bahan amber atau silikon.
Penggunaannya bisa berisiko membuat bayi tercekik, tersedak, cedera pada mulut, sampai infeksi.
Selain itu, saat bayi menggigit teether berbentuk kalung, dikhawatirkan bisa menembus gusi, lepas dan tercecer saat masuk ke mulut karena bentuknya yang kecil.
Tidak mengoleskan obat di teether
Teether berfungsi sebagai pereda dari rasa sakit dan gatal akibat pertumbuhan gigi bayi usia 4-7 bulan.
Rasa gatal dan nyeri itu terkadang membuat bayi rewel, sehingga orangtua ingin meredakan dengan memakai obat oles.
Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food Drug Association) tidak menyarankan penggunaan obat oles untuk mengatasi nyeri pada gusi bayi, terlebih dipakaikan di teether.
Penggunaan salep, semprotan, atau gel untuk membuat gusi bayi mati rasa bisa menyebabkan masalah serius bahkan fatal.
Salah satu kondisi kesehatan yang bisa terjadi adalah methemoglobinemia, yaitu ketika volume pembawa oksigen ke dalam sel darah merah sangat berkurang.
Penyakit tersebut menjadi salah satu penyebab hipoksia, yaitu kadar oksigen di dalam darah lebih rendah dari kadar yang seharusnya.
Bagaimana cara memakai teether pada bayi yang tepat?
Saat memberikan teether pada si kecil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Durasi pemakaian teether
Sebaiknya, si kecil tidak menggunakan teether lebih dari 15 menit karena paparan air liur di dalam mainan bisa memicu pertumbuhan bakteri.
Kebersihan teether
Setelah selesai memakai teether, segera bersihkan dengan menggunakan air panas. Kemudian, rendamlah dengan air dingin. Awasi si kecil dalam penggunaannya, bila teether telah jatuh dari lantai, segera bersihkan.
Membersihkan menggunakan air panas berfungsi untuk membunuh bakteri yang menempel di permukaan teether. Sementara itu, air dingin berfungsi untuk menutup pori-pori teether agar tidak ada bakteri yang masuk ke dalamnya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]