4. Batasi penggunaan botol susu dan empeng
Bayi bisa diajarkan untuk memakai sippy cup sebagai pengganti botol susu sejak usia enam bulan. Dengan begitu, anak diharapkan bisa lepas dari botol susu setelah berusia lebih dari satu tahun.
Selain itu batasi penggunaan empeng hingga usia dua tahun saja. Jauhkan pula anak dari kebiasaan mengisap jempol karena berisiko mengubah bentuk dan struktur rahangnya.
Perubahan bentuk dan struktur rahang dapat menjadi penyebab maloklusi gigi. Kondisi ini akan membuat gigi berantakan di kemudian hari.
5. Hindari makanan yang dapat merusak gigi
Batasi makanan dan minuman seperti biskuit, permen, dan jus buah dengan gula pada bayi. Jika dikonsumsi berlebihan, makanan dan minuman tersebut dapat meningkatkan risiko radang gusi, infeksi, dan kerusakan gigi.
Sebagai gantinya, Anda bisa memberikan si kecil produk keju atau yoghurt tawar. Keduanya membantu meningkatkan produksi air liur pada mulut anak yang baik untuk mencegah kerusakan gigi.
Selain itu, biasakan bayi untuk minum air putih setelah makan. Tindakan ini bertujuan untuk membersihkan sisa makanan yang masih menempel pada gigi dan gusinya.
6. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi
Menurut America’s Pediatric Dentist, orangtua harus mulai membawa bayi ke dokter gigi saat gigi pertamanya muncul. Setelahnya, pemeriksaan rutin wajib dilakukan tiap enam bulan sekali.
Pemeriksaan rutin bertujuan mendeteksi masalah gigi pada anak sejak dini. Dengan begitu, penanganan dapat dilakukan sebelum kondisinya bertambah parah.
Jika Anda mengalami kesulitan dalam membersihkan gigi bayi, konsultasikan ke dokter. Nantinya, dokter gigi akan memberikan cara merawat gigi bayi sesuai kondisi anak Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar