Tidak jarang timbul kekhawatiran dari ibu untuk menentukan jenis makanan untuk MPASI (makanan pendamping ASI). Nah, pernahkah Anda terpikir memberikan sagu sebagai MPASI untuk bayi? Sebenarnya, adakah manfaat sagu untuk bayi? Simak ulasannya berikut ini, yuk!
Bisakah sagu menjadi MPASI bayi?

Sagu diketahui bisa dan aman untuk menjadi makanan awal untuk bayi (MPASI).
Meski nutrisi yang terkandung di dalam sagu tidak terlalu banyak, tetapi kandungan sari pati dan karbohidrat di dalamnya cukup untuk membuat si Kecil kenyang setelah makan.
Untuk lebih jelasnya, berikut daftar kandungan nutrisi di dalam 100 gram sagu.
- Air (Water) : 12.0 g
- Energi (Energy) : 362 Kal
- Protein (Protein) : 0.5 g
- Lemak (Fat) : 0.3 g
- Karbohidrat (CHO) : 86.9 g
- Abu (ASH) : 0.3 g
- Kalsium (Ca) : 0 mg
- Fosfor (P) : 0 mg
- Besi (Fe) : 0.0 mg
[embed-health-tool-baby-poop-tool]
Manfaat sagu sebagai MPASI bayi Anda
Sagu adalah pati yang diambil dari batang pohon sagu. Sekilas sagu memang memiliki kesamaan dengan tapioka, mulai dari tampilan, rasa, dan teksturnya. Meski begitu, sagu dan tapioka jelas berbeda.
Sagu diketahui sebagai sumber protein, Vitamin K, nutrisi logam seperti kalsium dan zat besi yang diperlukan bagi pertumbuhan bayi.
Nutrisi tersebut berperan penting dalam pertumbuhan, nutrisi, dan penyembuhan otot, sedangkan sisanya bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan fleksibilitas tulang.
Itu sebabnya, memilih sagu sebagai MPASI untuk bayi Anda bisa menjadi pilihan terbaik.
Berikut ini beberapa manfaat sagu untuk bayi yang harus Anda ketahui.
1. Melancarkan pencernaan
Bagi bayi sangat perlu mendapatkan asupan makanan yang mudah ditelan dan dicerna.
Nah, salah satu manfaat menggunakan sagu sebagai MPASI adalah kemampuannya untuk menyembuhkan gangguan pencernaan.
Gangguan pencernaan tersebut meliputi sembelit, diare, dan perut kembung yang umumnya terjadi saat bayi memasuki tahun pertama usianya.
2. Menjadi sumber kalsium
Sagu mengandung kalsium, zat besi, kalium, dan vitamin K yang sangat dibutuhkan bayi dalam untuk untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang yang sehat.
Selain itu, sagu juga bisa bermanfaat untuk memberi kalsium kepada anak yang telah berhenti menyusui atau mereka yang tidak suka minum susu.
3. Mengandung karbohidrat yang baik
Sagu merupakan sumber karbohidrat yang baik. Pasalnya, sagu mengandung banyak pati yang dikemas dengan karbohidrat yang tepat sehingga akan membantu si Kecil lebih berenergi sepanjang hari.
Jadi, jangan heran jika kandungan karbohidrat ini juga memungkinkan sagu menjadi makanan pokok di beberapa wilayah di dunia.
4. Membantu kenaikan berat badan
Berdasarkan hasil penelitian dalam Jurnal Ilmiah Indonesia (2022), sagu diketahui bisa menjadi menu MPASI dan dapat membantu meningkatkan berat badan bayi.
5. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap sejuk
Hal yang harus diperhatikan saat memberikan MPASI untuk bayi

Pemberian sagu sebagai MPASI untuk bayi terbilang aman. Namun, tetap ada hal yang perlu Anda perhatikan.
Sebagai permulaan saat memberikan sagu maupun memperkenalkan makanan pada bayi yang baru pertama kali dicobanya, tunggu paling tidak selama 4 hari sebelum memberikan makanan baru lain.
Adanya tenggang waktu membuat bayi makin mengenal dan bisa menerima makanan barunya.
Jangan lupa, beri tambahan sumber makanan lainnya seperti protein hewani MPASI (ikan, daging ayam, daging sapi, dll), sayuran (wortel, brokoli, labu, dll), lemak (minyam ayam, minyak kelapa, dll), agar MPASI jadi menu lengkap.
Ini karena sagu hanya berperan sebagai karbohidrat sehingga perlu dilengkapi oleh sumber makanan lainnya.
Di samping itu, hal-hal lain yang tak kalah penting untuk Anda perhatikan dalam pemberian MPASI yakni sebagai berikut.
- Sebelum mulai memberikan MPASI, pastikan jika bayi Anda harus bisa duduk (dengan bantuan), mengangkat kepala, dan melumat makanan.
- Si Kecil juga harus sudah memiliki refleks yang membuat dia dapat memuntahkan apa pun kecuali cairan. Hal ini berguna untuk mengantisipasi agar si bayi tidak tersedak saat makan.
- Jangan dulu menambahkan madu untuk mempermanis makanan padat si Kecil, kecuali jika si Kecil sudah berumur lebih dari satu tahun. Pemberian madu kepada bayi yang berumur kurang dari satu tahun berisiko menyebabkan botulisme.
- Jika Anda ingin menambahkan kacang atau buah-buahan, pastikan Anda menggilingnya sampai benar-benar halus sebelum memberikannya pada si Kecil.
Seiring bertambahnya usia bayi, pastikan Anda mulai meningkatkan tekstur makanan dari bubur halus ke bubur kasar, finger food, hingga makanan keluarga.
Dengan begitu, kemampuan makan bayi tidak hanya sebatas makan bubur halus, tapi bisa menyesuaikan dengan peningkatan tekstur berdasarkan usianya.