Menyanyikan lagu pengantar tidur atau nina bobo untuk bayi sebelum mereka belajar berbicara merupakan pendidikan awal yang sangat penting. Lagu dan irama akan membantu mempersiapkan pendengaran dan otak anak dalam berbahasa. Mendengarkan musik dan bernyanyi bersama dengan sajak dan lagu membantu mengembangkan fungsi kedua sisi otak bayi.
Sejak kapan sebaiknya membiasakan menyanyi untuk bayi?
Orangtua dan calon orangtua bisa mulai menyanyi untuk bayi sejak si kecil masih dalam kandungan. Suara nyanyian ibu dan ayah dirasakan oleh janin sebagai getaran. Cairan ketuban yang mengelilinginya adalah penghantar getaran suara yang hebat.
Beberapa penelitian menunjukkan umumnya janin dapat merespon suara pada usia 18-20 minggu. Di usia tersebut, struktur telinga sudah terbentuk meskipun perkembangan saraf pendengarannya belum sempurna. Kemudian, pada usia 25-27 minggu, janin memulai proses mendengar suara bernada rendah, tetapi tidak untuk nada tinggi. Proses ini akan terus berlanjut sering dengan pertumbuhan bayi di dalam perut.
Akan tetapi, sampai saat ini belum ada penelitian dalam skala besar yang mampu membuktikan efek langsung menyanyi bagi janin dengan perkembangan otaknya. Karena itu, ibu dan ayah sebenarnya tidak wajib memutarkan lagu atau menyanyi untuk bayi yang masih dalam kandungan.
Beda halnya dengan bayi yang sudah lahir. Bagi bayi yang sudah lahir, melodi dan irama yang Anda nyanyikan padanya sebetulnya mirip dengan suaranya sendiri ketika menggumam atau mengoceh. Dengan begitu, bayi akan merasakan ikatan dengan orangtua yang menyanyikan lagu baginya. Hal ini dijelaskan oleh seorang pakar psikologi perkembangan dari NYU Child Study Center di Amerika Serikat, Daniela Montalto, Ph.D.
Jadi, orangtua disarankan untuk mulai menyanyi untuk bayi segera setelah ia dilahirkan.