backup og meta

Musik untuk Bayi dalam Kandungan, Mana yang Baik?

Musik untuk Bayi dalam Kandungan, Mana yang Baik?

Mendengarkan musik dapat membantu ibu hamil untuk merasa lebih rileks sekaligus mendukung perkembangan janin. Lantas, seperti apa jenis musik yang baik untuk bayi dalam kandungan? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.

Bisakah bayi dalam kandungan mendengarkan musik?

Janin dapat mendengar suara untuk pertama kalinya pada usia kehamilan 18 minggu. Suara pertama yang didengar janin adalah detak jantung dan napas ibunya.

Kemudian, pada usia kehamilan 24 minggu dan seterusnya, telinga janin berkembang dengan cepat dan mampu merespons suara musik yang diberikan.

Jika janin mendengarkan musik yang sama dan berulang-ulang pada trimester akhir kehamilan, kemungkinan besar ia akan mengenali suara tersebut hingga nanti setelah lahir.

Meski begitu, Anda disarankan untuk membatasi paparan musik untuk bayi di dalam kandungan dan melindungi janin dari lingkungan yang terlalu bising.

Saat memperdengarkan musik kepada janin, Anda sebaiknya tidak menempelkan headphone atau pengeras suara langsung pada perut.

Pasalnya, mendengarkan musik selama kehamilan dengan cara seperti ini dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran pada janin.

Bila memungkinkan, Anda bisa menggunakan belly buds, yaitu pengeras suara khusus yang dirancang khusus untuk ditempelkan pada perut ibu hamil.

Produk ini diklaim menggunakan teknologi khusus yang bisa memancarkan suara dengan intensitas lembut sehingga lebih aman bagi janin.

Akan tetapi, jika Anda masih tidak yakin bagaimana cara memperdengarkan musik kepada janin, tanyakanlah kepada dokter kandungan Anda.

Apakah musik bisa membuat bayi lebih pintar?

Memperdengarkan musik untuk bayi di dalam kandungan tidak serta-merta menjadikannya lebih pintar. Namun, hal ini dapat membantu mendukung perkembangan indra pendengaran serta meningkatkan koneksi saraf dalam otak janin.

Jenis musik untuk bayi dalam kandungan

bayi mendengar di dalam kandungan

Tidak semua jenis musik aman untuk didengarkan oleh bayi dalam kandungan. Oleh karena itu, ibu hamil perlu selektif dalam memilih jenis musik yang sesuai.

Anda perlu menghindari musik dengan tempo cepat dan volume keras, misal heavy metal atau EDM. Suara yang terlalu intens dapat meningkatkan stres pada ibu hamil dan janin.

Di samping itu, musik dengan lirik yang berisi tema negatif atau pesimistis juga tidak disarankan karena bisa memengaruhi suasana hati ibu hamil.

Menurut UNICEF, musik klasik, lagu anak-anak, dan melodi yang menenangkan merupakan pilihan lagu yang baik untuk ibu hamil dan bayi di dalam kandungan.

Jenis musik klasik, misalnya karya Mozart, Bach, atau Beethoven, sangat direkomendasikan. Jenis musik ini dipercaya dapat merangsang perkembangan otak janin.

Musik instrumental dengan tempo lambat, seperti musik meditasi atau suara alam, juga menjadi pilihan yang baik. Anda juga dapat memutarkan lagu anak-anak, seperti Nina Bobo.

Tak hanya membantu perkembangan janin, memilih jenis musik yang tepat untuk janin juga bisa menciptakan pengalaman kehamilan yang lebih menyenangkan.

Cara memberikan lagu untuk bayi dalam kandungan

Pastikan Anda menggunakan volume sedang saat memutarkan lagu untuk bayi di dalam kandungan. Tingkat kebisingannya kurang-lebih seperti percakapan sehari-hari, yakni sekitar 60 desibel (dB).

Anda juga bisa bersenandung atau menyanyikan lagu untuk janin. Pastikan untuk tidak menempelkan ear bud atau headphone langsung ke perut Anda.

Ini karena suara musik akan bertambah kuat saat merambat melalui cairan ketuban. Bahkan, cara ini bisa membahayakan janin hingga merusak indra pendengarannya.

Anda dianjurkan untuk memperdengarkan musik tidak lebih dari 30 menit dalam tiap sesinya. Waktu yang terlalu lama bisa membuat memberikan janin rangsangan berlebihan atau overstimulasi.

Di samping itu, pastikan Anda tidak berada di lingkungan yang terlalu bising. Sebisa mungkin, batas kunjungan ke acara-acara dengan suara yang keras, seperti konser musik, saat memasuki trimester kedua.

Sebagai gambaran, berikut adalah jenis suara sehari-hari dan tingkat kebisingannya terhadap telinga manusia.

  • Bisikan lembut: 30 dB.
  • Suara lemari es: 40 dB.
  • Percakapan normal atau suara AC: 60 dB.
  • Suara mesin cuci atau mesin pencuci piring: 70 dB.
  • Suara klakson kendaraan atau lalu lintas kota dari dalam mobil: 80–85 dB.
  • Acara olahraga: 94–110 dB.
  • Konser musik: 95–115 dB.
  • Suara sirene ambulans atau patroli polisi: 110–129 dB.
  • Suara petasan atau kembang api: 140–160 dB.

Meskipun musik punya manfaat untuk bayi di dalam kandungan, suara dari sang ibu sebenarnya merupakan pilihan yang terbaik.

Mengajak janin berbicara dapat menciptakan ikatan emosional atau batin antara Anda berdua. Jadi, jangan lupa untuk melakukannya secara rutin.

Kesimpulan

  • Memperdengarkan musik untuk bayi dalam kandungan akan membantu perkembangan indra pendengaran dan koneksi saraf otaknya.
  • Jenis musik yang aman untuk janin yakni musik klasik, lagu anak-anak, dan melodi menenangkan yang memiliki nada lembut dan tempo lambat.
  • Pastikan untuk memutarkan musik dengan volume sedang dan tidak lebih dari 30 menit per sesi untuk menghindari dampak buruknya pada janin.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How music affects your baby’s brain: Mini parenting master class. (n.d.). UNICEF. Retrieved 26 November 24, 2024, from https://www.unicef.org/parenting/child-development/how-music-affects-your-babys-brain-class

Listening to music during pregnancy: Myths and facts. (2019). International Forum for Wellbeing in Pregnancy. Retrieved 26 November 24, 2024, from https://www.ifwip.org/music-pregnancy-fetal-hearing-relaxation-stress-wellbeing/

Bonding with your baby during pregnancy. (2023). Pregnancy, Birth and Baby. Retrieved 26 November 24, 2024, from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/bonding-with-your-baby-during-pregnancy

About noise and reproductive health. (2024). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved November 26, 2024, from https://www.cdc.gov/niosh/reproductive-health/prevention/noise.html

Poćwierz-Marciniak, I., & Harciarek, M. (2021). The effect of musical stimulation and mother’s voice on the early development of musical abilities: A Neuropsychological perspective. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(16), 8467. https://doi.org/10.3390/ijerph18168467

Versi Terbaru

11/12/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

Bu, Coba Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan Yuk!

Jangan Panik, Ini Dia Penyebab Janin Bergerak Terlalu Aktif


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 4 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan