backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

5 Manfaat Gendongan Bayi Depan serta Jenis dan Tips Memilihnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 05/01/2024

5 Manfaat Gendongan Bayi Depan serta Jenis dan Tips Memilihnya

Meski sering kali dianggap sepele, memilih gendongan bayi yang tepat untuk si Kecil sangatlah penting. Ada beberapa jenis gendongan yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan keamanan si Kecil. Salah satu jenis tersebut adalah gendongan bayi depan. Jika Anda tertarik menggunakan jenis gendongan ini, yuk, ketahui jenis dan tips memilih gendongan bayi depan yang tepat!

Apa yang dimaksud gendongan bayi depan?

Gendongan bayi depan adalah salah satu jenis alat bantu menggendong bayi dengan posisi bayi berada di depan tubuh orangtua.

Jenis gendongan ini semakin populer dan lebih digemari banyak orang dibandingkan dengan jenis gendongan lainnya, yaitu gendongan samping dan gendongan belakang.

Gendongan samping sendiri, yaitu jenis gendongan yang dikenakan pada salah satu pundak orangtua sehingga posisi bayi berada di sisi tubuh.

Sementara itu, gendongan belakang merupakan jenis dengan posisi menggendong bayi berada di belakang tubuh orangtua.

Berbagai jenis gendongan bayi depan

merek gendongan terbaik yang bagus

Masing-masing jenis gendongan bayi yang telah disebutkan di atas dapat terbagi lagi menjadi beberapa jenis lainnya.

Untuk gendongan bayi depan, ada lima jenis atau tipe yang bisa menjadi pilihan sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan orangtua dan si Kecil serta tergantung usia bayi.

Berikut penjelasan masing-masing jenisnya.

1. Gendongan kain (wrap)

Selain sebagai gendongan samping, gendongan kain juga bisa digunakan sebagai alat untuk menggendong bayi dengan tubuh bayi menghadap ke dalam.

Gendongan kain hanya terdiri dari kain tanpa ada aksesori tambahan lainnya sebagai pelengkap.

Gendongan ini dapat terbuat dari beragam jenis kain. Namun umumnya, jenis-jenis kain tersebut bisa terbagi menjadi jenis kain lentur (elastis) dan kain kaku.

Kain lentur biasanya terbuat dari katun jersey yang lebih mudah melebar sesuai dengan bentuk tubuh bayi.

Sementara kain yang lebih kaku dapat berupa kain katun atau campuran katun dengan jenis kain lainnya, seperti linen, rami, atau wol.

Kain jenis ini akan lebih cocok untuk bayi dengan berat badan yang cukup besar karena terasa lebih kuat dan kokoh.

2. Gendongan cincin (ring sling)

Gendongan cincin (ring sling) umumnya terbuat dari bahan katun atau linen sehingga cenderung kaku dan tidak lentur.

Namun, bukan hanya berupa kain, jenis gendongan ini juga dilengkapi dengan cincin yang dijahit pada salah satu ujung kain.

Cincin ini berfungsi sebagai simpul pengikat untuk membantu mengaitkan ujung kain lainnya.

Meski umumnya digunakan untuk menggendong bayi di samping tubuh, ring sling juga bisa digunakan sebagai gendongan bayi depan dengan tubuh bayi menghadap ke dalam.

Untuk menggendong bayi di bagian depan, gendongan ini hanya mengandalkan salah satu sisi pundak untuk menopang beban berat bayi.

3. Hip seat 

Hip seat atau hipseat merupakan jenis gendongan yang dilengkapi dengan bantalan penopang pada bagian kepala, punggung, dan bokong bayi.

Oleh karena itu, gendongan hipseat diketahui memiliki risiko bahaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan gendongan jenis lain.

Gendongan jenis ini umumnya digunakan untuk menggendong bayi dengan tubuh yang bisa menghadap ke dalam ataupun luar.

Mungkin Anda bertanya-tanya, pada usia bayi berapa bulan Anda bisa menggunakan gendongan bayi depan jenis hipseat dengan menghadap ke luar (depan)?

Bayi biasanya mulai suka mengamati sekitarnya saat memasuki usia 4 bulan. Untuk itu, Anda mungkin baru bisa menggendong bayi dengan posisi hadap luar.

Namun, ada juga jenis hip seat yang bisa digunakan untuk menggendong bayi di belakang atau samping.

Selain bantalan untuk menopang, hip seat juga memiliki tali dengan panjang yang bisa diatur dan gesper pengait sehingga tidak perlu diikat.

4. Soft-structured carrier

Soft-structured carrier (SSC) memiliki bentuk yang menyerupai hip seat. Bedanya, jenis ini tidak dilengkapi bantalan penopang.

SSC berupa gendongan kain yang dilengkapi dengan tali dengan bantalan dan gesper pengait di setiap ujungnya.

Kain berfungsi sebagai ‘kantung’ yang menahan beban bayi. Sementara setiap talinya dikaitkan pada pinggul dan punggung.

Gendongan ini digunakan sebagai gendongan bayi depan dengan tubuh bayi hadap ke dalam atau luar.

Jenis tertentu juga dilengkapi dengan bantalan tambahan untuk bayi baru lahir agar lebih aman saat digunakan.

5. Mei Tai 

Sama seperti SSC, mei tai merupakan gendongan kain dengan tali di setiap sisinya.

Gendongan ini juga digunakan sebagai gendongan bayi depan dengan tubuh bayi bisa menghadap ke dalam atau luar.

Hanya saja, tali pada mei tai tidak dilengkapi dengan bantalan dan gesper pengait. Tali hanya berupa tali biasa yang perlu diikat sendiri atau secara manual.

Manfaat gendongan bayi depan

gendongan bayi

Dibandingkan dengan jenis gendongan bayi lainnya, gendongan bayi jenis ini memiliki beberapa manfaat tersendiri, seperti berikut ini.

1. Meningkatkan perkembangan fisik bayi

Gendongan bayi depan bisa menjaga tubuh bayi pada posisi yang benar dan nyaman selama digendong.

Ini karena posisi tersebut menyerupai posisi bayi saat masih berupa janin di dalam rahim.

Posisi tubuh bayi yang tegak selama digendong juga bisa membantu mencegah gangguan perkembangan yang mungkin terjadi jika bayi terlalu lama berbaring atau tengkurap.

Risiko gangguan perkembangan tersebut seperti kepala peyang pada bayi.

2. Mengoptimalkan komunikasi Anda dengan bayi

Saat berhadap-hadapan dengan bayi selama menggendongnya, Anda bisa mengamati ekspresi wajah dan tubuhnya dengan lebih baik.

Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah mengetahui apa yang sedang bayi Anda inginkan, seperti ketika lapar atau popoknya sudah penuh.

Bayi pun bisa mendapat apa yang diinginkan tanpa perlu menangis terlebih dahulu.

Hal ini juga diketahui bisa meningkatkan rasa percaya bayi kepada Anda serta melancarkan proses belajar bayi.

3. Mencegah kelainan bentuk tulang belakang dan tengkorak

Diketahui bahwa ada risiko kelainan bentuk tulang belakang dan tengkorak pada bayi jika terlalu lama berada di ayunan bayi atau kursi mobil khusus bayi (car seat).

Dengan menggendong bayi di depan tubuh, Anda bisa menjaga bayi berada pada posisi tubuh yang sesuai dan aman untuk bentuk otot, tulang belakang, dan tengkoraknya.

4. Mudah menghibur bayi

Menggendong bayi di bagian depan tubuh membuat Anda lebih mudah menghibur si Kecil.

Anda bisa melihat bagaimana respons bayi terhadap lingkungan di sekitarnya. Bayi juga bisa berinteraksi dengan orang lain secara lebih mudah karena berada sejajar dengan Anda.

5. Membuat bayi tidur lebih nyenyak

Bayi umumnya suka tidur berada dekat dengan orangtuanya.

Oleh karena itu, saat bayi tertidur di dalam posisi orangtua yang menggendong di depan, bayi akan tidur lebih nyenyak karena ia merasa sedang memeluknya.

Gendongan depan baik untuk bayi usia berapa?

Biasanya gendongan depan dapat digunakan saat bayi sudah berusia lebih dari 4 bulan. Tepatnya, ketika bayi sudah memiliki kekuatan pada lehernya sehingga ia bisa meneggakkan kepalanya hingga 90 derajat.

Adakah bahaya gendongan bayi depan?

cara menggendong dengan gendongan bayi

Meski memiliki manfaat-manfaat di atas, perlu diketahui bahwa ada juga bahaya yang bisa terjadi pada bayi akibat gendongan depan.

Bahaya bisa terjadi karena cara menggendong yang salah atau jenis gendongan yang digunakan. Berikut adalah beberapa bahaya bisa ditimbulkan dari gendongan bayi depan.

1. Gangguan perkembangan tubuh

Agar aman, kaki bayi harus menekuk terangkat sekitar setinggi pinggul, sehingga tubuh bayi akan membentuk huruf M jika dilihat dari depan.

Hal ini hanya bisa dilakukan hanya jika kain gendongan bisa menutup seluruh bagian punggung dan paha si Kecil atau jika gendongan dilengkapi dengan pengait kaki.

Oleh karena itu, posisi tubuh bayi hadap depan saat digendong bisa membuat tubuh dan kaki bayi tidak seluruhnya ditopang oleh gendongan.

Ini umumnya terjadi jika ukuran gendongan terlalu kecil atau gendongan tidak dilengkapi bantalan penopang.

Akibatnya, kaki bayi bisa menggantung serta tulang belakang dan pinggul yang tidak ditopang selama digendong. Dengan kata lain, bayi tidak bisa duduk dengan nyaman.

Dilansir dari International Hip Dysplasia, ini berisiko menyebabkan gangguan perkembangan tubuh bayi, seperti displasia panggul.

2. Kesulitan menggendong bayi

Jika tubuh bayi terlalu condong ke belakang, akan lebih sulit untuk menahan beban tubuh bayi selama digendong.

Saat digendong menghadap ke luar, tubuh akan ikut condong ke depan dan bersandar pada gendongan.

Akibatnya, Anda tidak jarang harus mencondongkan tubuh ke belakang untuk menjaga keseimbangan tubuh.

Hal ini bisa membuat Anda lebih sulit bergerak dan bahkan membuat punggung Anda sakit.

3. Stimulasi berlebihan pada bayi

Ketika digendong menghadap ke luar, bayi bisa lebih mudah melihat lingkungan sekelilingnya.

Meski baik bagi si Kecil untuk belajar hal-hal baru, ini tidak baik jika dilakukan terlalu cepat.

Bayi bisa merasa kesulitan mencerna semuanya hal yang ia lihat secara bersamaan.

4. Bayi lebih mudah terpapar suhu dingin

Jika menghadap ke luar saat digendong, tubuh bayi akan lebih mudah terpapar suhu dingin di sekitarnya.

Ini karena tubuh ibu tidak bisa menghangatkan bagian dada bayi.

5. Kesulitan merespons bayi

Menggendong dengan tubuh bayi menghadap ke luar (depan) bisa membuat Anda lebih sulit melakukan kontak mata dengan bayi.

Hal ini bisa membuat Anda lebih sulit melihat kondisi bayi. Misalnya, Anda akan lebih sulit melihat apa yang dilepehkan oleh bayi.

Tips memilih gendongan bayi depan yang tepat dan aman

gendongan bayi ring sling

Untuk menghindari bahaya yang telah disebutkan di atas, penting bagi Anda untuk bisa memilih gendongan depan yang tepat dan aman untuk si Kecil.

Berdasarkan Raising Children Network, berikut beberapa tips untuk memilih gendongan bayi depan yang aman.

  • Cari gendongan dengan instruksi pemakaian yang mudah dimengerti, sehingga Anda lebih paham untuk menggunakannya.
  • Ajak si Kecil saat akan membeli gendongan agar Anda bisa langsung memastikan ukuran yang pas dengan tubuhnya. Jangan terlalu kecil, tetapi jangan juga terlalu besar hingga wajah bayi tertutup kain.
  • Pastikan bayi bisa menggerakkan kepala, tangan, dan kaki selama digendong.
  • Pilih gendongan yang bisa dipakai dan lepas dengan mudah tanpa perlu bantuan orng lain.
  • Perhatikan berat beban maksimal untuk setiap gendongan.

Selain itu, jika ingin menggendong bayi di depan dengan posisi tubuh bayi menghadap ke luar, pastikan untuk memilih gendongan yang memiliki fungsi tersebut agar aman untuk bayi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 05/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan