backup og meta

8 Penyakit yang Menimbulkan Bentol Berair pada Kulit Bayi

8 Penyakit yang Menimbulkan Bentol Berair pada Kulit Bayi

Bayi memiliki kulit yang sensitif sehingga rentan sekali bermasalah. Salah satu masalah yang sering terjadi adalah bentol berair pada kulit bayi. Apa yang menyebabkan bentol berair pada kulit bayi? Lalu, bagaimana cara menyembuhkannya? Berikut penjelasan lengkapnya.

Penyebab bentol berair pada kulit bayi

bintik cacar air

Bentol atau bintik merah berair pada kulit bayi umumnya disebabkan oleh gesekan yang membuat kulit lecet dan melepuh.

Bentol berair akibat gesekan biasanya dapat pulih sendiri dalam beberapa hari tanpa meninggalkan bekas luka. Namun, tidak semua bentol disebabkan oleh iritasi dan gesekan.

Masalah ini juga bisa disebabkan oleh infeksi dari virus maupun bakteri. Berikut adalah berbagai kondisi kesehatan yang bisa menimbulkan lenting atau bintik air pada kulit bayi.

1. Cacar air

Munculnya lenting berair yang terasa gatal pada kulit bayi bisa disebabkan oleh cacar air. Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus Varicella.

Cacar air biasanya didahului oleh gejala lain, misalnya demam tinggi beberapa hari sebelum lenting gatal muncul.

Demam lebih cenderung muncul pada bayi di atas usia 3 bulan. Demam jarang atau bahkan tidak muncul pada bayi yang usianya lebih muda daripada itu.

Bentol atau bintik merah berair akibat cacar awalnya muncul di area leher, dada, atau wajah yang lama-lama menyebar ke seluruh tubuh.

Selain itu, anak mungkin akan kehilangan nafsu makan dan terlihat lemah tidak seperti biasanya.

Bentol berair pada kulit bayi yang disebabkan oleh cacar tidak boleh dipecahkan supaya tidak meninggalkan bekas di kulit, menyebar ke seluruh tubuh, atau menular pada orang lain.

2. Impetigo

Penyakit kulit bernama impetigo dapat menjadi penyebab munculnya bentol berair pada kulit bayi.

Mengutip dari Kids Health, impetigo terjadi akibat infeksi bakteri A streptococcus atau Staphylococcus aureus pada area kulit yang rusak, contohnya:

  • kulit lecet,
  • luka akibat pecahnya lenting cacar, atau
  • bekas gigitan serangga.

Lenting akibat impetigo umumnya berukuran lebih besar, keras, dan padat daripada lenting cacar.

Bila pecah, lenting impetigo akan mengeluarkan cairan berwarna kuning kecokelatan yang akan berubah menjadi kerak.

Bentol berair ini dapat menimbulkan rasa gatal pada kulit bayi. Namun, bentol tidak boleh disentuh atau sengaja dipecahkan karena bisa memperburuk atau memperbesar area infeksi.

3. Kudis

Anda mungkin mengira bahwa kudis atau skabies hanya bisa dialami oleh orang dewasa. Nyatanya, bayi juga bisa kena kudis.

Penyakit kulit ini disebabkan oleh gigitan kutu yang disebut Sarcoptes scabiei pada kulit bayi, yang kemudian memunculkan bentol berair.

Kudis sangat menular dan ditularkan lewat kontak dengan seseorang yang terinfeksi, misalnya saat bersalaman.

Kutu penyebab kudis dapat ditularkan melalui penggunaan barang yang sama, seperti selimut, handuk, atau pakaian.

Penyakit ini juga sangat mudah menular di tempat ramai yang membuat banyak kontak dekat. Sebagai contoh, asrama, taman bermain, atau tempat penitipan anak.

Selain benjolan berair, kudis menyebabkan gejala seperti kulit menebal, bersisik, keropeng, dan gatal. Benjolan dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering di tangan dan kaki.

4. Eksim

Kulit yang memiliki bentol berair dapat disebabkan oleh eksim, terutama pada bayi berusia 6 bulan.

Mengutip dari American Academy of Dermatology Association (AAD), eksim atau dermatitis atopik adalah masalah kulit yang umum dialami bayi.

Setidaknya 25–60% anak mengalami eksim di tahun pertama usia mereka.

Penyebab eksim tidak diketahui secara pasti. Namun, dipercaya paparan dari beberapa zat di lingkungan dapat mengiritasi kulit dan memicu sistem imun bereaksi secara negatif.

Eksim juga bisa disebabkan oleh faktor genetik dari orangtua atau keluarga dekat.

Selain lenting berair, gejala lain dari eksim adalah kulit menebal, kemerahan, membengkak, bersisik, dan terasa gatal. Luka terbuka juga bisa terjadi jika bayi menggaruk area kulit yang terkena.

5. Dermatitis kontak

Selain eksim, dermatitis kontak juga bisa menjadi penyebab timbulnya bintik air pada bayi.

Gejala dermatitis pada bayi ini bisa berupa ruam merah, gatal, kering, atau bahkan bentol berair di kulit jika reaksi alergi cukup parah.

Kondisi ini terjadi sebagai reaksi kulit yang terjadi ketika kulit bayi terpapar dengan bahan-bahan tertentu yang menyebabkan iritasi atau alergi.

Beberapa bahan yang umumnya dapat menyebabkan dermatitis kontak pada bayi termasuk:

  • sabun atau deterjen,
  • losion atau krim, serta
  • pewarna atau bahan kimia dalam pakaian.

6. Alergi makanan atau obat

Alergi makanan atau obat bisa menjadi penyebab lain munculnya bentol berair pada kulit bayi.

Ketika bayi mengonsumsi makanan atau menggunakan obat-obatan tertentu yang tubuhnya tidak dapat mentolerir, sistem kekebalan tubuhnya dapat menghasilkan histamin sebagai respons terhadap bahan tersebut.

Histamin dapat menyebabkan berbagai gejala alergi, termasuk reaksi pada kulit seperti ruam atau bentol berair.

Selain itu, gejala lain dari alergi makanan atau obat pada bayi dapat mencakup gatal-gatal, bengkak di wajah atau bibir, muntah, diare, atau sulit bernapas.

7. Herpes zoster

Herpes zoster adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus varicella-zoster, yang sama dengan virus yang menyebabkan cacar air (varicella).

Namun, pada bayi, jika terjadi infeksi virus varicella-zoster (cacar air), gejalanya akan berbeda dan umumnya lebih menyerupai ruam yang tersebar luas daripada herpes zoster.

Gejala herpes zoster pada umumnya meliputi ruam berbentuk gelembung kecil yang berisi cairan dan terasa gatal atau nyeri.

Ruam ini biasanya terbatas pada satu sisi tubuh dan mengikuti jalur saraf tertentu.

8. Biang keringat

Ruam panas (miliaria) atau biang keringat dapat menyebabkan bentol berair pada kulit bayi.

Miliaria terjadi ketika kelenjar keringat tersumbat dan keringat tidak dapat keluar ke permukaan kulit, sehingga menyebabkan iritasi dan ruam.

Miliaria kristalina merupakan jenis dengan bentuk paling ringan dari biang keringat.

Jenis ini ditandai dengan bentol-bentol kecil berisi cairan jernih yang mudah pecah.

Cara mengatasi bentol berair pada kulit bayi

penyakit kulit pada bayi

Mengatasi bentol berair pada kulit bayi perlu dilakukan secara hati-hati dengan mendeteksi penyebab dan memberikan perawatan yang tepat.

Jika Anda mengamati kemunculan bentol berair pada kulit bayi, sebaiknya segera bawa si Kecil ke dokter, terutama jika muncul gejala impetigo atau cacar air.

Dokter dapat mendiagnosis penyebab yang mendasari dan memberikan perawatan yang sesuai, termasuk obat-obatan jika diperlukan.

Berikut adalah beberapa langkah mengatasi bentol berair pada kulit bayi yang bisa dilakukan.

  • Jaga kebersihan kulit. Bila bayi menderita eksim, perhatikan cara memandikan bayi yang tepat. Bersihkan area yang terkena dengan lembut menggunakan air hangat dan sabun bayi yang lembut. Hindari menggosok terlalu keras.
  • Keringkan kulit. Jika bintik berair disebabkan oleh biang keringat, pastikan kulit bayi tetap kering dan tidak terlalu panas. Ganti popok secara teratur dan pastikan area popok tetap kering.
  • Hindari iritan. Gunakan pakaian yang lembut dan longgar dari bahan katun untuk mengurangi iritasi. Hindari penggunaan deterjen, sabun, atau losion yang mengandung bahan kimia keras yang bisa menyebabkan iritasi atau alergi.
  • Gunakan kompres dingin. Pakai kain bersih yang telah direndam dalam air dingin untuk memberikan kompres pada area yang terkena selama beberapa menit untuk mengurangi rasa gatal dan peradangan.
  • Gunakan krim atau salep. Untuk kondisi tertentu seperti dermatitis kontak atau eksim, dokter mungkin akan meresepkan krim kortikosteroid atau krim anti-inflamasi lainnya. Sementara sebagai cara mengurangi gejala cacar air, dokter mungkin meresepkan krim pereda gatal. Lalu, untuk mengobati kudis, dokter akan memberikan krim atau losion yang dapat membunuh kutu.
  • Gunakan antibiotik. Jika ada tanda-tanda infeksi (seperti nanah atau bengkak), dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.
  • Hindari menggaruk. Potong kuku bayi dan gunakan sarung tangan bayi jika perlu untuk mencegah bayi menggaruk area yang terkena, yang bisa memperburuk kondisi atau menyebabkan infeksi.

Jika bentol berair tidak membaik dalam beberapa hari, semakin parah, atau menunjukkan tanda-tanda infeksi, segera konsultasikan kepada dokter.

Kesimpulan

Bentol berair pada kulit bayi bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, yang meliputi cacar air, impetigo, kudis, eksim, dermatitis kontak, alergi makanan atau obat, herpes zoster, dan biang keringat. Maka itu, pengobatan masalah kulit ini pada bayi tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Blisters. (2024). Retrieved 15 July 2024, from https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/blisters

Impetigo (for Kids) | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved 15 July 2024, from https://kidshealth.org/en/kids/impetigo.html

How to treat eczema in babies. (n.d.). Retrieved 15 July 2024, from https://www.aad.org/public/diseases/eczema/childhood/treating/treat-babies

Scabies (for Parents) | Nemours KidsHealth. (n.d.). Retrieved 15 July 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/scabies.html

Pediatric Blisters – Conditions and Treatments. (n.d.). Retrieved 15 July 2024, from https://www.childrensnational.org/get-care/health-library/blisters

professional, C. C. medical. (n.d.). Common Skin Conditions & Rashes in Children: Causes & Treatment. Retrieved 15 July 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6951-skin-conditions-in-children

Rashes in babies and children. (N.d.). Retrieved 15 July 2024, from https://www.nhs.uk/conditions/rashes-babies-and-children/

Versi Terbaru

31/07/2024

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Serba-serbi Cradle Cap (Dermatitis Seboroik) pada Bayi

Harus Hati-Hati, Ini 8 Cara Merawat Kulit Bayi Usia 0-6 Bulan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 31/07/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan